Mohon tunggu...
Chamim Rosyidi Irsyad
Chamim Rosyidi Irsyad Mohon Tunggu... Guru - nama pena: Chrirs Admojo

Ajang berbagi, bermanfaat bagi sesama, hidup semakin bermakna dalam ridlo Allah Azza wa Jalla.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Apa dengan Pengelilip Saat Bermotor?

27 Desember 2020   13:31 Diperbarui: 27 Desember 2020   15:16 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/originals/f1/af/f2/f1aff2c1cf5c7a5ddb62cb84fb0d77b2.jpg

Pagi itu rutinitasku sedikit kualihkan. Dua agenda kedinasanku kumohonkan izin tak kubersamai. Pertama, bakti peduli di sebuah yayasan pendidikan yang berada di Dupak Bangunrejo Surabaya dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (HGN) 2020. 

Kedua,  pendampingan pengemasan dan perekapan data dan buku-buku karya para guru SMP se Kota Surabaya wilayah barat dalam rangka menyambut program "Satu Sekolah Satu Buku (Sasek-Sabu)". Ada tugas mulia yang setara perlu aku kawal dan dampingi. Mengantar putra keempatku ke tempat praktik Prof. dr. Siti Musbadiany Soebadi Yogiantoro, Sp.M.(K). sesuai perjanjian kemarin sorenya.

Senin petang tujuh pekan yang lalu putri keempatku pulang kantor mengendarai motor. Mungkin merasa tak nyaman, kaca pelindung (visor) helm tak difungsikan. Kaca mata juga tak biasa dimanfaatkannya di perjalanan. Mulanya, perjalanan dari Jl. Basuki Rahmat Surabaya hingga melampaui perbatasan Surabaya -- Gresik arah Kota Baru Driyorejo (KBD) dilaluinya dengan lancar-lancar saja. 

Tak ada aral yang berarti yang menyertai. Nah, malang tak dapat ditolak, mujur tak jua didapat, perjalanan memasuki tikungan perbukitan di areal tegalan dekat SPBU-KBD tiba-tiba serangga kecil hitam menghantam masuk matanya. Kelilipan. Reflek pejamnya agaknya kalah dalam membendung laju serangga satu ini. Mak jlem .... Pedih, sangat pedih, panas, sangat panas, gatal, sangat gatal, terasa jadi satu.

Menangis. Ya, menangis. Sesampai di rumah ditolonglah dengan cekatan oleh Mamanya dengan pupuh (obat tetes) penambah produktivitas air mata. Dimaksudkan agar makhluk asing yang bersarang dalam mata cepat lepas bersama aliran air mata. Namun, mempan belum berpihak pada mata anak kami. Ditambah dengan rasa pedih, panas, dan gatal matanya yang tak mampu mengalahkan ucek-ucek tangannya. Ini yang agaknya menambah cepatnya bengkak mata tampak meradang. Di sekitar kornea mata memerah.

Ya, pagi itu pukul 07:21 anakku nyampai di kantornya dan sekalian aku jalani tes rapid yang sempat tertunda di Prima Medika untuk keperluan perjalanan akhir pekan. Setelah itu, kulanjutkan memanfaatkan waktu memenuhi janji. Pukul 08:12 kujemput anakku di kantornya setelah dia mendapat izin menuju tempat praktik Prof. Diany di Jl. Dr. Sutomo 83, Surabaya. Sesampai di tempat praktik beliau, hanya beberapa menit kami menunggu, Prof. Diany hadir sesuai kesepakatan kemarin sore, pukul 08:30. Kami hadir di urutan pertama. Oleh karenanya segera dipersilakan mendapat pelayanan pertama.

Setelah dikonfirmasi data rekam medis anakku yang teradministrasi rapi di lemari praktik dokter spesialis mata ini, diperiksalah secara lengkap kondisi mata anakku. Ternyata, masih tersisa bagian makhluk yang bersarang di balik kelopak matanya. Alhamdulillah, berhasil diambil dengan media stik kapas pembersih telinga setelah diolesi cairan penghilang rasa. 

Usai memberikan beberapa obat, beliau menjelaskan kepada kami bahwa benda yang diangkat itulah yang menjadi faktor resiko terjadinya iritasi selaput lender bola mata. Kejadian ini, lanjut beliau, dapat meningkatkan resiko infeksi yang beliau sebut dengan "conjunctivitis".

Walaupun radang konjungtiva ini relatif tidak berbahaya menurut Prof. Diany, karena hanya ditandai dengan mata merah (: keluar ketek, mblobok, beleken). Akan tetapi, rasa gatal-gatal yang dimunculkan dapat menimbulkan mata si pasien kerap kali diucek-ucek. Hal inilah dapat mengakibatkan kornea rusak, terbentuk bitnik-bintik yang berpotensi mengganggu tajamnya penglihatan.

Bercermin pada secuil peristiwa yang dialami oleh anak kami tersebut, ada beberapa hal yang dapat dipetik sebagai hikmah. Pertama, tentang bahaya serangga yang suka beterbangan di sore hari menjelang Magrib hingga Isya. Di antara serangga ini ada belalang, ulat bulu, kelekatu (laron), semut terbang, atau kunang-kunang. 

Kalau kita sedang mengendarai motor di sore hari tanpa kaca mata atau helem tanpa visor, resiko kelilipan ini sangat besar. Bahaya kelilipan serangga ini bukan hanya beresiko pada kesehatan mata, tetapi juga ambyarnya konsentrasi berkendara yang dapat berpotensi mengundangg resiko baru lainnya. Kecelakaan, misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun