Mohon tunggu...
siti chalimah syafitri
siti chalimah syafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masih belajar di jurusan Sejarah Peradaban Islam

she/her

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stasiun Jakarta Kota; Pusat Kota dan Perekonomian

31 Desember 2021   19:00 Diperbarui: 31 Desember 2021   19:04 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelum dikuasainya Batavia di tangan bangsa Belanda, kota Batavia sebelumnya bernama Jayakarta di masa kekuasaan kesultanan Banten. Setelah menang dari kesultanan Banten, bangsa belanda merombak Jayakarta dan membangun ulang kota tersebut dengan desain bangunan menyerupai kota-kota di eropa. Selain di bidang tata wilayah kota, bangsa Belanda mulai berencana membangun jalur kereta api dari Buitenzorg dan berakhir di Batavia. Alasan dibangunnya jalur kereta api yang menghubungkan anatara Batavia dan Bogor adalah untuk mengoptimalkan perkebunan-perkebunan di Buitenzorg dan wilayah pertanian penduduk.

Dari Jayakarta menjadi Batavia

Setelah berhasil atas dibuatnya jalur perkereta apian di daerah Jawa, seperti di Semarang pada tahun 1867, bangsa Belanda juga berkeinginan untuk membangun jalur kereta api dari Batavia menuju Buitenzorg. Eksistensi bangsa Belanda di Batavia memberikan dampak positif bagi perkembangan sarana prasarana seperti dibangunnya transportasi kereta api, terutama untuk mempermudah pengiriman barang berskala besar dari tempat penghasilnya menuju kota pelabuhan dan didistribusikan.

Di Batavia sendiri, barang-barang yang akan dijual-belikan berupa hasil pertanian yang berasal dari Buitenzorg (sekarang dikenal dengan Bogor). Setelah stasiun Jakarta Kota dibuka untuk umum, layanan transportasi ini bisa digunakan tidak hanya daklam bidang perekonomian saja. Tetapi juga ikut berdampak pada keadaan sosial masyarakat di sekitarnya, mengingat keadaan ekologi Buitenzorg dan Batavia yang cukup jauh tidak menutup kemungkinan masyarakat Batavia memilih Buitenzorg sebagai tujuan rekreasi mereka.

Dibangunnya Jalur Kereta Api  

            Proyek ini dimulai di tahun 1869, dimulai dari pembangunan jalur keretanya. Pada tanggal 16 September 1871, diresmikannya jaringan rel kereta oleh Nederlandsche indische Spoorweg Maatschappij yang merupakan perusahaan swasta dalam bidang pembangunan dan perkembangan perkereta apian di hindia belanda. Sebelumnya, perusahaan NIS telah sukses membangun jalur kereta di daerah Jawa lebih tepatnya di jalur dari Surakarta menuju Semarang. Pemelihan jalur Batavia -- Buitenzorg pada mulanya dipilih dengan rute Batavia -- Buitenzorg via Bekasi -- Tjibidong (cibitung) -- Tjilengsi (cileungsi) -- Tjitrap (citeureup), akan tetapi terdapat perubahan rencana sehingga rute Batavia -- Buitenzorg  langsung dialihkan ke Tjilengsi tanpa melewati stasiun Bekasi. Namun pada akhirnya, rute Batavia -- Buitenzorg dinilai kurang efisien jika melalui jalur via Bekasi maupun Tjilengsi. Pada akhirnya pembangunan yang dinilai efisien ialah melalui rute Batavia -- Buitenzorg via Depok -- tjitayam - tjilebut. (sebagaimana yang bisa kita lihat sekarang).

Stasiun Batavia zuid atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan stasiun Jakarta Kota, ada sebuah stasiun kereta api yang terletak 200 meter dari dari stasiun Batavia zuid. Stasiun ini bernama stasiun Batavia Noord (stasiun Batavia utara). Sejarah dibangunnya stasiun Jakarta kota sekarang tak terlepas dari dibangunnya stasiun Batavia Noord. Stasiun Batavia Noord adalah stasiun pertama yang dibangun untuk melayani rute Batavia -- Buitenzorg. Stasiun ini dibangun oleh perusahaan swasta Belanda bernama Netherlands Indische Spoorweg Maatschappij atau bisa disingkat dengan NIS. Perusahaan ini juga yang membangun jalur pertama kereta api dengan rute Semarang -- Tanggung. Setelah proyek pembangunan jalur kereta api Batavia -- Buitenzorg dimulai pada tahun 1869 oleh perusahaan NIS, pada tahun 1870 perusahaan lain ingin  membangun stasiun kembali di Batavia. Akan tetapi, proyek pembangunan untuk stasiun kedua ini memiliki kendala finansial. Pada 1871, stasiun Batavia Noord diresmikan dan beroprasi dengan rute Batavia -- Buitenzorg. Pada tahun 1923, perusahaan SS menetapkan stasiun Batavia Zuid yang akan dijadikan stasiun utama di Batavia. Sehingga ditahun yang sama, stasiun Batavia Zuid dirobohkan untuk dijadikan lokasi stasiun utama. Selama stasiun Batavia Zuid mengalami renovasi, seluruh kegiatan dan rute perkereta apian dialih oprasikan ke stasiun Batavia Noord. Setelah selesai direnovasi pada tahun 1929, stasiun Batavia zuid resmi digunakan kembali dan setahun setelahnya stasiun Batavia Noord tutup permanen dan dirubuhkan.

Stasiun Jakarta kota sendiri lebih sering disebut dengan stasiun Beos, yang memiliki kepanjangan Batavische Ooster Spoorweg Maatschappi (maskapai angkutan kereta api Batavia Timur). Selain nama tersebut, stasiun Jakarta kota juga dinamai Stasiun Batavia Zuid yang berarti stasiun Batavia selatan pada tahun 1900. Stasiun beos ini pada mulanya dibangun pada tahun 1870,  kemudian ditutup pada tahun 1926 karena akan direnovasi menjadi bangunan yang ada hingga sampai sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan resmi digunakan pada tanggal  8 Oktober 1929. Persmian ini dilakukan oleh guberbur Batavia yang menjabat pada waktu itu, bernama Jendral jhr. A. C. D. de Graeff.

Dalam segi perekonomian, dampak pembangunan jalur perkereta apian dengan rute Batavia -- Buitenzorg ialah untuk  menstabilkan keadaan ekonomi bangsa belanda setelah bangkrutnya VOC dengan upaya mengekspor hasil bumi ke pasar internasional terutama pasar eropa. Selain itu, sebagai salah satu kota pelabuhan pada umumnya dengan penduduknya yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang, Batavia juga memiliki nilai lebih menjadi salah satu tempat perdagangan yang strategis selain Malaka. Dalam segi sosial,dampak dari dibangunnya jalur kereta api dengan rute Batavia -- Buitenzorg ialah adanya perpindahan penduduk, baik dari penduduk Batavia ke Buitenzorg maupun sebaliknya. Perpindahan penduduk ini bisa menyebabkan pertukaran budaya satu sama lain. Selain itu, mengingat Buitenzorg merupakan salah satu esstinasi wisata yang digemari pada waktu itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun