Mohon tunggu...
Chalila Raihan Nabilazka
Chalila Raihan Nabilazka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penerima beasiswa penuh Pemerintah Turki (Turkiye Burslari), sedang menempuh pendidikan Master of International Relations di Istanbul Medeniyet University

Mahasiswa S2 Hubungan Internasional. Gemar mengamati isu sosial, pendidikan, seni-budaya, dan minoritas. Berdomisili di Istanbul, Turkiye.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Gempa Turki: Seluruh Universitas Menerapkan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh

28 Februari 2023   18:18 Diperbarui: 28 Februari 2023   18:19 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gempa kembar yang mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari lalu menyebabkan puluhan ribu nyawa melayang. Di Turki, korban mencapai lebih dari 44.000, sedang korban di Suriah mendekati 6.000 jiwa. Gempa berpusat di Kahramanmara, Turki, dan menyebabkan 9 provisi lain di negara tersebut termasuk Adana, Adiyaman, Diyarbakr, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Urfa mengalami kerusakan parah. Gempa bahkan dirasakan hingga ke negara tetangga seperti Libanon, Yunani, Israel, dan Siprus. Ratusan ribu bangunan dilaporkan rusak parah sedang korban selamat tinggal di tenda darurat dan mengungsi ke kerabat. Dampak lain adalah tertundanya awal semester musim semi bagi pelajar dan mahasiswa. 

Menyusul gempa yang menghancurkan bagian selatan Turki, pemerintah mengambil tindakan untuk mengungsikan korban ke asrama-asrama universitas yang berada di kota lain. Dalam pidato yang disampaikan pada 11 Februari, Erdogan menyebut bahwa untuk periode musim semi 2023 semua universitas akan melanjutkan aktifitas dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Hal ini sehubungan dengan asrama kampus negeri yang akan dialihfungsikan sebagai penampungan korban gempa.

"Semua asrama KYK (asrama yang dikelola negara) akan kami gunakan hingga akhir musim panas. Universitas akan menerapkan pendidikan jarak jauh," kata Erdogan saat berada di provinsi Diyarbakr yang dilanda gempa. Ia juga berharap untuk dapat menyelesaikan konstruksi dan restorasi di daerah pasca gempa dalam setahun.

Bagaimanapun, langkah tersebut memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan partai oposisi di sosial media, dan menyebut minimnya perencanaan pemerintah dalam menghadapi bencana semacam ini. Masyarakat berpendapat bahwa pemerintah seharusnya menggunakan hotel dan wisma untuk menampung korban gempa. Hal lain yang dikeluhkan adalah kurang maksimalnya akses internet yang akan menyulitkan pelajar yang tinggal di daerah pinggiran.

Keputusan terakhir disampaikan oleh Presiden Dewan Pendidikan Tinggi Turki, Erol zvar, pada 17 Februari bahwa aktivitas pembelajaran di universitas akan menerapkan sistem jarak jauh dan dapat dimulai pada 20 Februari. Mayoritas universitas memulai pembelajaran pada Senin 27 Februari lalu dengan sistem online. Keputusan ini akan dievaluasi ulang untuk kemungkinan pembelajaran secara hybrid atau tatap muka pada awal April mendatang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun