Apa kabar hati yang gundah disana
Apa kabar mata yang lebam karenaku..
Apa kabar dengan pribadi pemberani..
Petaruh sejati pada ketidak pastian..
Suara lembutmu dimalam hari.
Mengiang jelas ditelingaku..
Manjamu mampu kurasakan
Nafasmu masih jelas..
Kumasih mampu mengambar bayangmu...
Takutku nyata hari-hari terakhir ini
Gejolak bebasku blm mampu kau kurung dalam kemasan perhatian.
Sayangmu sungguh sayang..
Sungguh sayang dan harus kau tangisi..
Besarnya ingin untuk mendalami karakter yg telah kuciptakan dengan rangkain kata..
Sepertinya tertahan disini..
Persepsiku msih sebanding dgn kehendak bebasku..
Membuat perhatianmu..
Manjamu...
Malah menahanku disini..
Tak mampu kulukis jelas gambaranku saat ini..
Jenuhku tak mematikan ingatanku..
Tak pula rinduku..
Tetapi mematikan niat untuk menyapa, melihat dan mendengar tentangmu..
Hingga niat untuk menghilangkanyapun sepertinya tak ada...
Akh...
Aku tak tau ini sampai kpan..
Mungkin kau gunda..
Mungkin kau sakit..
Mungkin 100 kemungkinan telah kau ciptakan ttgku saat ini...
Aku sepertinya tak peduli untuk tau..
Aku sepertinya egois..
Tapi aku memikirkanmu...
Aku merindumu...
Akh...
Aku juga tak tau bgmna memperbaikinya secepatnya.
Biarkanlah waktu yang menjawab..
Tidurlah...
Kita lihat sja bgmna besok...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H