Indonesia memiliki hutan tropis yang terluas ke-3 di dunia dan juga memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Semua makhluk hidup bergantung secara langsung kepada hutan ini untuk bertahan hidup. Namun saat ini banyak terjadi pembabatan hutan untuk pembangunan - pembangunan dan pembukaan lahan baru, seperti lahan perkebunan, pertanian maupun jalan tol. Hal ini bisa dikenal juga dengan deforestasi.
Deforestasi sendiri merupakan perubahan area hutan menjadi lahan yang tidak berurutan secara permanen untuk aktivitas manusia. Umumnya deforestasi dilakukan dengan penggundulan hutan dengan proses penebangan biasa, penebangan liar, dan bahkan yang cukup ekstrim melakukan pembakaran hutan agar proses deforestasi bisa berjalan dengan cepat. Deforestasi yang banyak dapat membahayakan fungsi hutan yang paling utama yaitu sebagai paru - paru dunia.
Deforestasi saat ini sudah mulai banyak terjadi di beberapa daerah yang ada di Indonesia, padahal di Indonesia sering  disebut salah  satu paru - paru dunia yang menyumbangkan oksigen untuk keberlangsungan makhluk hidup, akan tetapi pemerintah Indonesia belum memberikan dampak dalam menghentikan deforestasi karena alasan belum bisa menghentikan pembangunan -pembangunan ataupun pembukaan lahan baru, seperti lahan perkebunan, pertanian maupun jalan tol yang dimana terjadi seperti di daerah kalimantan yang dimana akan dibuatnya bangunan -bangunan ataupun tol. Hal ini dibuktikan dengan analisis Global Forest Watch dalam dua dekade terakhir, 2002-2020, memperlihatkan,  hutan primer Kalbar sudah hilang sekitar 1,25 juta hektar.
Wilayah Sumatera Barat tercatat saat ini memiliki tutupan hutan tinggal 1,7 juta hektar atau 41 persen dari wilayah. Â Ditemukan di 4 Kabupaten di Sumatra Barat diantaranya, Kabupaten Dharmasraya seluas 1.773 ha, Kabupaten Solok 1,533 ha, Kabupaten Solok Selatan seluas 2,559 ha dan Kabupaten Sijunjung 1,103 ha. Beberapa faktor yang menyebabkan tutupan hutan alam itu berkurang diantaranya adanya izin baru untuk perusahaan logging, upaya pembukaan lahan baru untuk perladangan, tambang emas ilegal, kebakaran hutan dan lainnya.
Adapun juga deforestasi pembukaan lahan baru, seperti pembukaan lahan perkebunan sawit contohnya yang telah terjadi di beberapa daerah di indonesia. Jika deforestasi ini terus menerus dilakukan maka tetap akan ada dampak yang terjadi, Walaupun tidak mempengaruhi dalam hal kekurangan oksigen akan tetapi akan berdampak dalam hal seperti hilangnya tutupan hutan hujan tropis yang menjadi habitat asli satwa dan tumbuhan. Spesies hewan dan tumbuhan juga bisa punah seiring dengan berjalannya waktu.
Deforestasi memberikan dampak yang cukup besar pada kehidupan sekitar. Bagaimana tidak, hutan menyimpan berjuta keanekaragaman hayati yang menjadikan hutan itu sendiri sebagai habitatnya. Tidak menjamin deforestasi ini dapat melindungi satwa dan tumbuhan yang bahkan endemik di area hutan. Jika deforestasi terus meningkat resiko terjadinya kepunahan bisa saja tidak bisa dihindari.
Bencana alam seperti tanah longsor atau banjir juga dapat terpicu dengan adanya deforestasi ini. Hujan yang biasanya dapat meresap ke tanah dengan bantuan hutan akan langsung mengalir di permukaan menyebabkan erosi. Jika hal itu terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan banjir dan berakhir dengan longsor.
Saat ini baik pemerintah maupun masyarakat masing masing daerah masih dalam upaya pencegahan dan penanggulangan mengurangi deforestasi. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengurangi deforestasi dan degradasi untuk bertransformasi menuju strategi pembangunan jangka panjang yang rendah karbon dan berketahanan iklim. Hal ini ditanggapi dengan positif oleh Direktur Eksekutif Yayasan Madani menanggapi Updated NDC Indonesia. Partisipasi masyarakat juga sangat penting agar semua pihak berpartisipasi demi konsistensi upaya tersebut.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan seperti melakukan rehabilitasi dan penanaman kembali pada lahan yang sudah terdegradasi. Rehabilitasi lahan hutan yang terdegradasi mempunyai potensi manfaat penting lainnya bagi lingkungan hidup. Walaupun membutuhkan waktu jangka panjang, hal ini dapat memberikan solusi. Selanjutnya pencegahan dapat dilakukan dengan penebangan sistem tebang pilih yang dapat tetap menjaga keberlangsungan ekosistem hutan.
Upaya selanjutnya dengan melakukan pengelolaan lahan secara tepat dan menghindari kerusakan. Pengelolaan lahan berhubungan dengan pengelolaan tanah. Dengan adanya deforestasi tidak dapat dipungkiri akan terjadi nya kerusakan tanah. Pengolahan tanah dapat diartikan sebagai kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah. Tujuannya adalah untuk mencampur dan menggemburkan tanah, mengontrol tanaman pengganggu, mencampur sisa tanaman dengan tanah dan menciptakan kondisi kegemburan tanah yang baik untuk pertumbuhan akar.