Pada abad 17 dan 18 tanah air kita dijajah Belanda. Kekuasaan Negara dipegang oleh pemerintah Belanda yang tidak menghendaki perkembangan pendidikan dan pengajaran agama islam, sehingga bangsa kita tidak mengalami perkembangan sebagaimana mestinya. Kerajaan mataram dibawah Sultan agung terdesak, sehingga kerajaan kehilangan sebagian besar kekuasaanya dan daerahnya. Pada tahun 1755 kerajaan dipisah menjadi dua yaitu: Surakarta dan Yogyakarta. Tahun 1757 Surakarta pecah menjadi 2 lagi yaitu : Surakarta dan Mangkunegaran. Yogyakarta pecah pula menjadi Kasultanan dan Paku Alaman (A. Ahmadi, 1987)
Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Belanda, hanya ditujukan untuk pemenuhan pegawai pemerintah bukan untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. dilihat dari tujuanya saja sudah jelas bahwa Belanda tidak menginginkan kerugian terhaddap keputusan yang telah mereka ambil. Berbicara masalah pendidikan Belanda, tentu tidak lepas dari berbicara golongan. Golongan tinggi dan priyayilah yang pada saat itu diutamakan untuk mengenyam pendidikan. Golongan penduduk bawah jarang sekali bisa mengenyam pendidikan setingkat anak-anak birokrat. Mereka mendapat pendidikan sebatas sekolah sederhana, yang berbeda jauh dengan sekolah bagi anak-anak Belanda.
Dalam bidang pendidikan Belanda telah mendirikan beberapa sekolah yang diperuntukan bagi orang-orang Belanda maupun pribumi. Sekolah-sekolah tersebut digalakan salah satunya adalah sebagai akibat adanya kebijakan politik etis utamanya dalam hal pendidikan. Sekolah-sekolah bagi rakyat pribumi semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan pegawai pemerintah kolonial. Sekolah pertama bagi anak Belanda pertama di buka di Jakarta pada tahun 1817 yang segera diikuti oleh pembukaan sekolah dikota-kota lain di Jawa. Jumlahnya meningkat dari 7 (tahun 1820), 19 (tahun 1835), 25 (tahun 1845) dan 57 (tahun 1857). Todak hanya itu, sekolah menengah dan sekolah untuk melanjutkan pelajaran (ELS/ Europe Lagere School) juga diperuntukan bagi orang-orang Belanda (Nasution,1996)
Pendidikan bagi anak Indonesia didirikan pertama kalinya pada tahun 1848. Sekolah ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah Belanda akan pegawainya. Peraturan pemerintah tahun 1854 menginstruksikan Gubernur Jenderal untuk mendirikan sekolah dalam tiap kabupaten bagi pendidikan anak pribumi. Selain itu, sekolah guru sekolah guru dibuka untuk pertama kalinya pada tahun 1852 dan pada tahun 1879. Departemen agama, industri untuk menyelenggarakan sekolah-sekolah juga didirikan oleh pemerintah kolonial (Nasution,1996).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI