Mohon tunggu...
chairul rizal
chairul rizal Mohon Tunggu... -

Saat ini penulis bekerja di PU, dan sebelum berkecimpung sebagai abdi negara, semasa Kuliah Aktif di HMI dan salah satu Parpol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita kera di candi borobudur

11 Oktober 2012   15:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

September 2012,  saya berkunjung ke candi borobudur. Pagi itu udara cerah, pengunjung tidak terlalu padat. Pedagang ramai menjajakan topi dan payung untuk pelindung dari sengatan matahari. Mata memandang pengunjung yang sibuk berfoto ria hingga pada akhirnya pandangan  terhenti pada sosok seorang  guide yang menjelaskan tentang cerita yang tersirat di deretan patung. semula aku tidak terlalu tertarik, tetapi perlahan aku mendengarkan cerita yang saling berurutan sambil tangannya menunjuk berbagai patung yang tertera di dinding.

Ada kisah menarik tentang seorang  raja bersama bala tentara yang sedang berada di hutan dan ingin menguasai pepohonan yang berbuah lebat, namun dilokasi itu,banyak terrdapat gerombolan kera. Jika diperhitungkan dari besar kecilnya kera, maka gerombolan kera tersebut dimulai dari yang paling besar ( raja kera ) hingga yang masih bayi. Sang raja memerintahkan  pasukannya untuk mengusir gerombolan kera dengan menggunakan berbagai senjata termasuk tombak dan panah.

Para kera berlarian dan raja tertegun pada suatu keanehan . dilihatnya ada seekor kera ( raja ) yang pindah dari pohon yang satu ke pohon yang lain selanjutnya kembali ke pohon semula sambil membawa untaian tali pohon. Ternyata sambil menghindari serangan panah para pasukan, ia menyusun untaian tali pohon tersebut agar kera -kera yang masih kecil dapat berjalan dari satu pohon menyeberang ke pohon lainnya. Raja tertegun dan memerintahkan pasukan untuk berhenti memanah dan meninggalkan lokasi serta membiarkan gerombolan kera hidup tenang. Saya  bertanya kepada guide :" apa hikmah yang dapat dipetik?" sang guide tersenyum dan mulai mengeluarkan wejangan.  " saat sukacita , sang raja harus dihormari dan dilayani  karena pada saat berduka atau ada bencana, sang raja harus rela berkorban Termasuk mengorbankan dirinya demi menyelamatkan rakyatnya persis seperti sang raja keja ". Saya manggut manggut sambil berbisik didalam hati ." ada ngak ya pemimpin seperti si raja kera ? Karena biasanya saat suka cita, pemimpin pesta pora, saat ada masalah, biasanya anak buah yang dikorbankan...  Mudah mudahan pemimpin kita seperti kera... He he he

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun