Mohon tunggu...
chairul rizal
chairul rizal Mohon Tunggu... -

Saat ini penulis bekerja di PU, dan sebelum berkecimpung sebagai abdi negara, semasa Kuliah Aktif di HMI dan salah satu Parpol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mimpikah Jalan Nasional Sumut Seperti Sumbar?

7 November 2012   18:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:47 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, mata belum mau diajak tidur dan diiringi music slow rock ballads, khususnya lagu she is gone, jemari ini menceritakan perjalanan 2 hari ke kota padang, sumatera barat, kota yang sudah sangat lama tak lagi ku kunjungi, meski waktu tempuh hanyalah 8 jam dari kotaku padang sidimpuan.


Diawali dengan berita duka, hari selama malam pukul 22.00 Wib, stafku di kantor sdr.andri mengakabarkan bahwa ayahandanya telah menghadap sang Khalik. Segera Rabu pagi kukumpulkan para staf dan para kepala seksi untuk berangkat ke padang. Saat itu ada dorongan untuk berbagi duka dengan andri, staf sekaligus sahabatku. Terbayang saat aku berduka ketika rumah kediamanku hangus terbakar sebelum puasa ramadhan tahun 2012. selain kesedihan, kutatap wajah satu demi satu sahabat yang menjengukku, berujar di hati " inilah sahabat sejatiku" , yang lain hanyalah "manusia penggembira disaat suka" . Turut aku bersedih ketika sahabatku sekaligus atasanku, seorang bupati yang tak menanyakan kabarku. Hingga pada akhirnya sahabatku abanganda SQ mengingatkannya dan pada dini hari pukul 02.00 , beliau menelepon dan cairlah kegundahan kehilangan sahabat dikala berduka.

Untuk andri, stafku, tak ingin aku kehilangan moment kebersamaan disaat engkau berduka, dan kuyakinkan diri untuk berangkat meski dikantor banyak tamu dan BPK. Perjalanan pun dimulai pukul 13.00 Wib.

Dari sidimpuan kami lalui kab.madina di ruas jalan dibawah kendali PU pusat dengan kondisi berlubang. Ketika memasuki wilayah sumatera barat, perut mulai tenang, karena meski dibawah kendali PU pusat, kondisi jalan seperti malam dengan siang, jalan mulus dan bermarka jalan yang dilengkapi dengan guardrail pembatas jurang serta cermin pengarah tikungan. Zulham, kasi jalan jembatan berguyon" bang, saat tidurpun orang akan paham untuk mengenal wilayah sumatera jika perjalanan dari padang ke sidimpuan" kok tahu pak? Tanya staf lainnya, " dari padang ke sidimpuan biasanya penumpang akan tertidur, dan akan terbangun saat sampai di sumut..kena lubang-lubang yang berserakan, hmmm benar juga . Disepanjang jalan antara perbatasan- lubuk sikaping sedang perawatan jalan padahal existingnya jauh lebih baik dari existing yang ada di sumut. Pengelola sama kok beda perlakuan ya.? Kembali guyonan muncul " karena yang ngelola di sumut kebanyakan pindah aspalnya ke kebun sawit bg, kalau di sumbar, karena pengelolanya selalu jualan ke pasar/pertokoan lintasan jalan nasional, jadi dia buat bagus jalan itu bg. Oooo . Tapi kenapa jalan ke kebun sawit kok ngak bagus ? Oooo kalau itu bang, supaya untung banyak bang, truck colt diesel dimuat banyak tandan sawitnya ,maklum bg, harga sawit sedang murah, supaya cocok harga, muatan colt diesel dimuat selevel tronton, hmmmm

Miris juga melihat ketimpangan ini, semoga Dep PU segera membuat kesimbangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun