Mohon tunggu...
Chairul Manek Ismail
Chairul Manek Ismail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MAHASISWA YANG SUKA MEMBAHAS PENDIDIKAN | FILSAFAT | POLITIK | WISATA | ISU SOSIAL Hobi fotografi untuk melihat dalam perspektif visual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masjid Mewah Sumber Penderitaan: Belajar dari Kisah Sufi Madura Cak Dlahom

8 Juli 2024   02:31 Diperbarui: 8 Juli 2024   04:10 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid agung lombok tengah/Chairul Manek Ismail 

Cak Dlahom merupakan seorang tokoh sufi asal madura yang di kisahkan di dalam buku Rusdi Amrullah yang berjudul "Merasa pintar bodoh saja tak punya " cak Dlahom merupakan seorang tokoh sufi dengan kelakuan nyentrik dan kadang dianggap sinting oleh sebagian orang di Desa tempat ia tinggal,namun disini kita akan belajar nilai ajaran islam kepada Cak Dlahom dalam konteks pembangunan masjid dan aspek sosial.Di Indonesia jumlah masjid menurut data ada sekitar 740.000 dan Indonesia masuk dalam 10 kategori Negara dengan Masjid terbanyak di Dunia dengan masjid-masjid yang mewah dan megah sedangkan ada 25,9 juta orang Indonesia yang hidup dalam kemiskinan,namun apakah kita masih bisa berbangga dengan masjid yang sekian banyaknya ? Cak dlahom di dalam kisahnya menolak ide pembangunan perluasan masjid di kampungnya yang dimana sumber pendanaannya hasil dari meminta-minta kepada orang yang dianggap mampu dan kepada orang yang lewat dijalan dengan menutup sebagian akses jalan padahal belum tentu orang yang dimintai ikhlas memberi,bisa jadi mereka memberi karena tidak enak atau sebagian niat pamer agar namanya disebut di Masjid.
Kemudian dikisahkan juga ketika Cak Dlahom mendengar kabar ketika istri bunali meninggal dunia dengan cara gantung diri,Cak Dlahom mengajak Gus Mut mendatangi makam istri bunali dan seketika ia meraung-raung di dekat makam istri bunali sembari menangis sejadi-jadinya. "Ya Allah... Ampuni aku..ampuni orang-orang kampung ini..." Cak dlahom terus melantunkan kalimat itu secara berulang-ulang, Gus Mut yang menemani cak dlahom kebingungan karena cak Dlahom terus seperti itu dan lebih bingung lagi ketika Cak Dlahom meminta ampunan untuk warga kampung.

Digambarkan di dalam kisah ini tokoh  istri bunali adalah seorang janda yang sejak bunali meninggal ia bekerja sebagai pembantu di rumah pak lurah dan upahnya sebaga pembantu tidak lebih dari cukup untuk menutupi kebutuhan hidupnya dan anaknya, anaknya sudah 2 tahun tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP karena istri bunyali keterbatasan secara ekonomi,dan warga kampung sering membicarakan bu nyali karena hutangnya yang menumpuk di warung,padahal istri bunali sakit-sakitan tapi warga kampung terus menerus membicarakannya sampai berbulan-bulan,mungkin Bu nyali sudah tidak tahan dengan beban yang menimpanya sehingga ia ditemukan meninggal gantung diri di kusen pintu rumahnya.

Seharusnya kita sudah tau kenapa Cak Dlahom meminta ampunan kepada Allah untuk warga di kampungnya?? Bisa kita simpulkan bahwa kita terlalu abai terhadap lingkungan sosial,kita hanya sibuk berdo'a di masjid dan merasa bertemu Allah.padahal ketika mahluk ciptaan Allah kelaparan kita tidak pernah memberi makan, ketika sakit kita tidak pernah menjenguk,ketika kesusahan kita tidak pernah membantu,kita hanya fokus membangun masjid dan berbangga-banga dengan Masjid yang megah dan luas sedangkan kita abai terhadap lingkungan sosial .

Harusnya masjid juga digunakan untuk membahas berbagai persoalan sosial dan mendiskusikan bagaimana caranya memakmurkan masyarakat dan tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk sholat berjamaah,kita sebagai seorang muslim yang meyakini islam sebagai agama rahmatan Lil allamin yaitu sebagai agama yang penuh cinta kasih dan kedamaian bagi seluruh manusia dan seluruh alam tidak akan abai dalam aspek sosial,kita harus perduli terhadap sesama sebagaimana substansi yang diajarkan oleh Agama Islam untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan atau bisa disebut Humanisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun