Mohon tunggu...
CHAIRUL ANAM
CHAIRUL ANAM Mohon Tunggu... lainnya -

SISWA MA NU PUTRA BUNTET PESANTREN CIREBON AKTIVIS BAS-NU (Bilik Aksara Santri- Nadwatul Ummah)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tinjauan Buku "Revolusi dari Desa"

28 November 2014   21:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REVOLUSI DARI DESA

(Saatnya dalam pembangunan percaya terhadap rakyat)

Penulis: Dr . Yansen TP ., M.Si

Editor: Dodi Mawardi

Penerbit: PT Elex Media Komputindo (Jakarta)

Tahun: @2014

ISBN: 978-602-5099-1

IKHTISAR

“Kekurangtepatan pengambilan keputusan justru menjadikan situasi semakin kacau. Beban yang begitu berat dan memerlukan keputusan itu memaksakan seorang pemimpin harus memiliki obsesi dan melakukan beragam inovasi dan aksi”. Apa yang diujarkan oleh Prof. Dr. Soesilo Zauhar .,M.Si,ketua program study doktor ilmu administrasi UNBRAW, kini menemui relevansinya yang mendalam setelah membaca buku “REVOLUSI DARI DESA” ( saatnya dalam pembangunan percaya terhadap rakyat ) . Betapa tidak, sedari orde baru, nampaknya kini tidak ada lagi konsistensi yangrelevan tentangmakna “pembangunan”. Dimana ditangan sang pemimpin di masa itu indonesia dikiblatkan oleh teori Marchiavelly, yang bersih keras memajukan negara tanpa melihat kondisi rakyatnya.

Kritis inilah yang menggugah Pak Yansen (penulis) untuk andil dalam memaknai arti dari pembangunan.Dan kini “ide mutiara” tersebut, dituangkanya dalam bentuk sastra yang memukau, tanpa menghilangkan esensinya yaitu pembangunan dalam ranah ekonomi dengan uraian yang “sistematis” dan “metodologis”.

Metodologi pertama bisa kita pelajari pada permulaan buku, yakni langkah awal pembangunan dengan membenahi konsep paradigma .Kemudian pada bagian selanjutnya, kita akan dikenalkan dengan metodologi perwujudan dari konsep paradigma baru yang telah penulis tujukan, yakni konsep paradigma program GERDEMA (Gerakan Desa Membangun). Dimana pada konsep program GERDEMA, masyarakat desa berhak menjadi subjekdalam pembangunan negeri. Hingga makna negara demokrasikembali lagi pada hakikatnya yakni ;“dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Salah satu alasanya, karena selama ini rakyat desa selalu dikerdilkan dan termangu menjadi objek pembangunan negeri oleh struktural pemerintahan negara.

Kedua, metodologi tersebut telah terbukti dengan ditemukannya suatu titik keberhasilan, ketika diterapkan di Kabupaten Manilau, Kalimantan Utara. Dimana setelah sekitar dua tahun berjalan, kini pada tahun 2014 pemerintahan kabupaten meningkatkan kepercayaannya pada masyarakat desa dengan memfasilitasi dana sebesar 1,2 miliar pertahun, yang bermuara pada kesejahteraan rakyatnya. Sebuah kenyataan yang bukan saja hanyalah sebuah teori belaka.

Belum berhenti sampai disini, pada bagian akhir buku kita akan banyak mendaras ihwal tentang konsikwensi logis, jika kedua metodologi sebelumnya terlaksana; pasca-GERDEMA ,diantaranya : kepemimpinan dalam GERDEMA, mekanisme indikator keberhasilan GERDEMA, sampai dengan rekam jejak sebelum dan sesudah GERDEMA.

Hal ini bisa dijadikan value untuk memandang bahwa buku ini sangatlah komprehensif, yang musti dimiliki oleh seluruh masyarakat indonesia yang masih memiliki segepok rasa cinta tanah airnya sendiri. Sebab, bagaimanapun tak ada agenda paling pasti sebagai masyarakat suatu negara selain saling mensejahterakan sesamanya. Dan buku ini hadir pada ujung kebimbangan tabir keterpurukan masyarakat indonesia, yang mungkin dapat memberikan solusi untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah. Begitu bukan ?

KELEBIHAN ;

1) 1) Penyampaian bahasa sangatlah sederhana, sehingga mudah untuk dipahami pembaca.

2) 2) Isi buku sangatlah logis, karena dicantumkan keempirisanya.

3)3) Peletakan daftar isi tersusun rapih, mulai dari pondasi sampai dengan langkah-langkah selanjutnya. Membuat pembaca akan terus penasaran untuk menggalinya sampai akhir buku.

KELEMAHAN ;

1)Tidak ada uraian tentang desa yang potensinya sudah dikuasai oleh industri Persero atau sebagainya, dalam menemukan solusinya.

2)kurangnya penjelasan untuk menggali potensi desa, secara letak geografis. Seperti tidak adanya pandangan bagi desa yang terletak dipinggiran kota, dimana desa tersebut minim dalam SDA.

3)Masih sedikit ada kata yang jarang kita dengar secara khusus, sehingga pembaca harus mencari pengertianya sendiri.

KESIMPULAN ;

Ditinjau dari idheo-exclusive isi buku ini, dapat disimpulkan bahwa buku ini adalah buku multidimensi. Dimana bagi pelajar bisa dijadikan panduan terlebih kurikulum strategi revolusi mental kelak nanti, bagi masyarakat umumpun dapat dijadikan sarana kesadaran arti penting memperjuangkanpotensi yang dimiliki tanah leluhurnya, dan khususnya bagi pemegang jabatan pemerintahan, agar dapat tepat dalam mengambil keputusan, dengan berlandaskan realita kehidupan masyarakat desa di Indonesia selama ini.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun