Mohon tunggu...
chairil sani
chairil sani Mohon Tunggu... Akuntan - Swasta

hanya orang biasa yg kecemplung dibidang telco,sangat tertarik dengan bidang2 sosial,kemasyarakatan ,lingkungan,sedang mencoba menulis dan menulis, membaca dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sesaat Menatap Mu Pak Habibi

29 Mei 2010   04:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat menatap mu pak habibi, ketika kusaksikan bagaimana rona wajah seorang pria yang melakukan ziarah kehilangan (seperti kata mbak mia imagina) sungguh kalmatyang paling  tepat buat bapak, pria yng kehilangan, bahkan buat semua pria pria yang kehilangan, tidak hanya buat mu pak habibi, juga buat saya, dan juga buat para pria pria yang merasa kan kehilangan,sungguh besar cinta kasih, pak habibi buat bu ainun,tiap hari sejak hari penguburan, selalu bapak lakukan ziarah kehilangan, seandainya saja dimungkinkan, ingin rasanya bapak pindahkan makam persemayaman terakhir bu ainun, sehingga dapat bapak dekap kapanpun, terbayang bagaimana rona wajah kehilangan membelai nisan bu ainun, seakan akan membelai wajah kekasih tersayang, belahan jiwa, hal yang sama pun saya alami pak, seakan bapak mengingatkan saya menerawang 7 bulan silam,kembali bahwa memang buat pria pria yang kehilangan, bagaikan nanar,rapuh jiwa ini ditinggalkan wanita yang telah menemani kita sekian lama dalam suka dan duka, dalam susah senang, dalam mengarungi bahtera ombak gelombang yang menerpa.

sungguh menatap sesaat wajah mu pak habibi membuat saya menerawang ,seakan akan baru kemarin rasanya kehilangan saya alami juga, bagaimana ziarah demi ziarah kehilangan saya lakukan juga, seakan akan ingin rasanya memindahkan persemayaman terakhirnya dihalaman rumah, sehingga ziarah kehilangan dapat setiap saat, dan persemayaman terakhir kekasih belahan hati sibiran tulang , terlihatkan sepanjang hayat dikandung badan.

setiap jumat menjelang solat jumat saya pun melakukan ziarah kehilangan, selalu ada kedamaian rasanya jika berdoa membcakan surah  yasin dipersemayaman terakhir almarhumah, karena fitrahnya , anak manusia dari tanah kembali ke tanah, dekat rasanya almarhumah, seakan akan dengan membelai batu nisannya, seakan akan kerinduan yang teramat sangat sudah tertumpahkan ,kerinduan akan tatap matanya sudh terbalaskan,kerinduan akan kasih sayangnya dapat tertumpahkan, kadang semua kesepian, kesenyapan, dan semua keheningan kita rasakan menjadikan kita selalu merasakan semua kebersamaan yang pernah ada, semua yang pernah dilalui bersama.

Tetaplah tatap kekasih hatimu pak habibi, hanya  itulah yang membuat kita sebagai pria kehilangan punya semangat menatap semua masa masa depan, silahkan larut dalam kesedihan, silahkan  larut dalam tangisan tangisan  kerinduan, silahkan larut dalam lara yang dalam, larutlah dalam semua tangisan kesedihan, semua itu akan membuat hati ini lebih lapang dan sesak yang menerpa menghilang pelan, ratapkan lah tangisan kehilangan, benamkanlah semua rindu kasih bapak, selalu krimkan semua cinta dan doa doa kasih sayang, dan salurkanlah semua energi positif bapak buat amal jariyah, serta badan amal yang dipimpin bu ainun, insyaallah semua akan menambah pundi pundi bekal almahumah, serta selalu ingatkan   mas ilham masa tareq untuk jangan lupa mngirimkan doa doa sebagai anak yang soleh , karena doa doa anak yang saleh sangat almarhumah dambakan dialam barzah alam penantiannya ,

Hanya sesaat aku sanggup menatap mu pak habibi, karena sayapun masih larut  dalam sapaan sapaan kehilangan ,  walau belakangan ini mencoba kembali menata hidup yang tertinggalkan, wallahuallam , semua kuasa yang maha kuasa, semua atas perkenaan allah swt,

tetaplah tegar pak habibi

salam hangat kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun