Mohon tunggu...
Chaidzar Ali Prayoga
Chaidzar Ali Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memberikan informasi mengenai Agrikultur, inovasi teknologi terbaru bidang pertanian, tips menjaga lingkungan, dan pengajaran tentang alam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN UNEJ BTV 3 Mahasiswa UNEJ Melakukan KKN Mandiri dengan Memperkenalkan Urban Farming

1 September 2021   23:03 Diperbarui: 1 September 2021   23:06 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Jember- Pandemi Covid-19 yang belum berakhir membuat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember kembali mengadakan KKN Kembali ke Desa. Kegiatan mengenai KKN UNEJ Back to Village dapat dilihat di Sekolah Desa - Universitas Jember. Tahun ini KKN Back to Village (BTV) periode ke-3 mengusung 5 topik yang dapat dipilih oleh peserta KKN yang ditujukan kepada sasaran. Sasaran yang dimaksud adalah masyarakat yang tinggal di Desa salah satunya bernama Ibu Sunarti. Ibu Sunarti beralamat di Jln. Kalimantan X no. 22 Ds. Sumbersari Kec. Sumbersari Kab. Jember. 

Ibu Sunarti berumur 74 Tahun yang menikmati masa tua di rumah bersama keluarga anak sulungnya. Setiap hari Ibu Sunarti tidak memiliki kesibukan sehingga merasa bosan di rumah. Perlu adanya aktivitas rutin yang dapat menggerakkan badan, membuat suasana hati tetap terjaga, namun tidak sampai memberatkan tubuh pada usianya sekarang. Aktivitas tersebut dapat dilakukan di rumah dengan memanfaatkan ruang yang belum termanfaatkan dengan baik. 

Ruang tersebut seperti pekarangan rumah yang terlihat kurang termanfaatkan dengan baik sehingga bisa digunakan untuk tempat bercocok tanam. Lahan kosong di rumah untuk menghilangkan kebosanan sangat cocok untuk melakukan Urban Farming. Urban Farming perlu diperkenalkan dan disebarluaskan agar tidak hanya dapat menghilangkan kebosanan namun juga mewujudkan ketahanan pangan keluarga.

Pengenalan dan pelatihan mengenai Urban Farming dapat dilakukan dengan menanam di pekarangan dan menanam secara microgreen. Menanam sayuran di pekarangan dapat menjadi pilihan karena masa panen yang tidak terlalu lama dibandingkan tanaman tahunan seperti buah-buahan. Menanam microgreen merupakan inovasi baru yang sekarang ini juga mulai berkembang untuk bercocok tanam di lahan sempit yang dapat menjadi alternatif mengisi kebosanan di rumah.

Microgreen memiliki keunggulan lebih dibandingkan penanaman lain yaitu masa panen yang cepat sekitar 7-14 hari saja sehingga terlihat hasilnya dengan cepat. Kegiatan penanaman dipekarangan dan penanaman microgreen dapat dilihat pada link Youtube https://youtu.be/P3EV5OmeYwM dan https://youtu.be/sV7fSzi7QsQ Penanaman sayuran di pekarangan rumah dan menanam microgreen bila diterapkan terus menerus tidak akan membeli sayur lagi karena sudah tercukupi dari hasil menanam. 

Kegiatan tersebut juga sangat membantu Ibu Sunarti untuk mengonsumsi sayuran yang lebih sehat karena bebas pupuk kimia dan pestisida kimia. Hal-hal tersebut penting diterapkan terutama di masa pandemi Covid-19 yang harus menjaga pola makan dan mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk menjaga kekebalan tubuh.

Kegiatan pelatihan mulai dari pembibitan, pindah tanam, penanaman microgreen, dan panen memberikan informasi baru yang dapat membantu Ibu Sunarti gunakan untuk mengisi waktu senggang dirumah. Hasil panen microgreen membuat ibu Sunarti sedikit mengurangi pengeluaran membeli sayuran. 

Manfaat tersebut juga akan dirasakan saat memanen sayur di pekarangan. Mengonsumsi hasil panen kedua kegiatan tersebut selain mengurangi pengeluaran juga dapat menambah imunitas tubuh karena mengonsumsi sayuran bebas pestisida. Dampak keindahan rumah juga dirasakan oleh Ibu Sunarti yaitu pekarangan rumah lebih hijau karena ditanami berbagai macam sayuran. 

Selain dipekarangan rumah, ruang tamu juga sedikit mendapatkan kesegaran dari adanya microgreen. Penerapan Urban Farming tersebut juga membantu mengurangi limbah plastik karena memanfaatkannya menjadi wadah menanam. Polusi udara juga dapat berkurang dengan penanaman tanaman.

(Chaidzar Ali Prayoga / Kel 40/ Ds. Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kab. Jember / Hermanto Rohman S.Sos, M.PA.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun