Masyarakat Minangkabau atau lebih dikenal dengan Urang Awak adalah sekelompok etnis yang mendiami wilayah Sumatera Barat, Indonesia. Masyarakat Minangkabau merupakan bagian dari Masyarakat Austonesia yang melakukan migrasi dari daratan China Selatan ke pulau Sumatera sekitar 2.500-2.000 tahun yang lalu. Diperkirakan kelompok masyarakat ini masuk dari arah timur Pulau Sumatera, menyusuri aliran Sungai Kampar, Sungai Siak, dan Batang Kuantan sampai ke dataran tinggi yang disebut Darek. Disana mereka mendirikan kampung halaman yang kemudian menjadi asal mula Masyarakat Minangkabau.Â
Jika dilihat dari sejarah etnis Minangkabau, banyak sekali sumber tentang sejarah asal muasal Masyarakat Minangkabau. Ada yang menyebutkan dari bawah Gunuang Marapi, dari India, Cina, Melayu, Philipina dari kerajaan nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan lain sebagainya. Nama Minangkabau berasal dari perisitiwa yang ada di Sumatera Barat yaitu adu kerbau dari penduduk Pagaruyuang dan tentara Eropa. tentara Eropa membawa kerbau yang besar sedangkan dari penduduk Paguruyuang membawa kerbau yang kecil. Kerbau kecil tersebut di ganti tanduknya dengan tanduk besi dan pada saat kedua kerbau tersebut dipertemukan, kerbau kecil dari pihak Pagaruyuang langsung menerjang bagian perut kerbau besar dari pihak Eropa. Kerbau kecil tersebut menganggap kerbau besar dari pihak Eropa merupakan induknya. Dari peristiwa tersebut menanglah kerbau Pagaruyuang yang disebut sebagai Manang Kabau yang kemudian menjadi asal-usul nama Minangkabau.
Masyarakat Minangkabau dikenal memiliki kebudayaan yang unik dan beragam yang hingga sampai saat ini masih dilestarikan. Salah satunya yakni sistem adat Matrilineal yaitu sistem adat yang dimana menentukan garis keturunan dari pihak ibu. Selain itu, ciri khas dari Masyarakat Minangkabau lainnya adalah Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Minang. Berikut beberapa unsur-unsur kebudayaan Minangkabau menurut Koentjaraningrat:Â
1. Bahasa
Bahasa Minang termasuk salah satu anak cabang rumpun Bahasa Austronesia. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan Bahasa Minang dengan Bahasa Melayu dikarenakan banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya. Sementara itu, ada juga yang beranggapan bahwa Bahasa Minang merupakan Bahasa mandiri yang berbeda dengan Bahasa Melayu dan ada juga yang menyebut Bahasa Minangkabau merupakan Bahasa Proto-Melayu. Dalam Bahasa Minang terdapat berbagai dialek yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya. Berikut 5 dialek yang terdapat di Sumatera Barat beserta daerah penuturnya:Â
1. Pasaman: Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman
2. Agam-Tanah Datar: Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Kota Solok Selatan, dan Pesisir Selatan  Â
3. Lima Puluh Kota:Â Kab. Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Kota Sawahlunto, Kab. Sijunjung, dan Dharmasraya
4. Koto Baru:Â Kab. Dharmasraya Â
5. Pancung Soal: Pesisir Selatan