So be wise in your words, yea! Karena jika seseorang yang belum dewasa secara pemikiran ingin keluar dari stigma di atas dengan memilih pernikahan, justru lebih berbahaya untuk masa depannya. Â
Coba kita telisik lebih jauh, berapa jumlah kekerasan dalam rumah tangga dan berapa jumlah kasus perceraian di Kabupaten Bojonegoro.
Berdasarkan data DP3AKB Kabupaten Bojonegoro, per 2020 jumlah perempuan korban kekerasan sebanyak 23 kasus. Sementara 2021 naik drastis menjadi 36 kasus. Sementara merujuk data nasional berdasarkan Komisi Nasional Anti Kekerasan (Komnas) Perempuan, di sepanjang 2020, kasus kekerasan terhadap perempuan (KTP) sebanyak 299.991 kasus.
Hal itu menjadi pembanding, bahwa menikah bukan menjadi alternatif agar kita bisa keluar dari stigma seperti di atas. Tapi, menikah dengan orang yang tepat ditambah dengan sama-sama mau belajar, mendengar, dan mengalah menjadi poin utama dalam pernikahan agar kehidupan kamu bersama pasangan menjadi lebih istimewa dan indah.
Karena, kehidupan seseorang tidak bisa disamakan dengan kehidupan manusia lainnya, kan?
Salam Hangat
8 Maret 2022, Jawa Timur
CsÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H