Mohon tunggu...
Althamira Frishka
Althamira Frishka Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis yang tertarik dengan kesehatan mental, perempuan dan anak. Temukan karya A.F di IG @althamirafrishka

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Tandur Pisang Cavendish di Bojonegoro, Omzet Ratusan Juta

28 Desember 2021   15:03 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:24 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi : Mundzirul Hafidz menanam bibit Pisang Cavendish

Bojonegoro -- Potensi pertanian di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur semakin lama semakin luas. Berkesempatan untuk melihat kebun Pisang Cavendish milik Istana Banana, komoditas buah tropis ini tumbuh subur di lahan yang dulunya dipergunakan untuk sawah. Tepatnya di Desa Pilanggede, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Walau cuaca cukup terik, semangat para bapak dan ibu tidak luntur. Hasil olahan Pisang Cavendish berjajar rapi diletakkan di atas lesehan yang terbuat dari bambu. Mereka menata letak denganseksama khusus untuk menjamu kami. Para anak muda yang penasaran, bagaimana, sih tandur (Bahasa Jawa : menanam) Pisang Cavendish di antara hamparan sawah?

Dari kota, kebun Pisang Canvendish bisa ditempuh sekitar 30 hingga 45 menit. Letak kebunnya bahkan mudah dijumpai. Terletak tepat di tepi jalan yang telah dicor. Mundzirul Hafidz, pembudidaya pisang Cavendish asal Desa Pilanggede ini mengatakan, tak menyangka akan menjadi petani. Terlebih lagi sebagai pembudidaya Pisang Cavendish. Bermula dari pandemi, perusahaan travel umroh dan haji plus miliknya tidak menjadwalkan perjalanan. Sehingga, Hafidz, sapaan akrabnya memutuskan untuk menanam pisang.

Ukuran panjang buahnya pun berkisar antara 20 hingga 25 centimeter. Sementara jarak antar pohon dibuat dua meter. ''Awalnya banyak yang bilang, tanah sawah bagus-bagus, kok ditanduri (ditanami) pisang? Nah, semakin hari kelihatan prospek bagus, akhirnya banyak yang menanam Pisang Cavendish juga," ujar Hafidz saat ditemui langsung di kebunnya.

Katanya, dalam delapan bulan, Hafidz memperoleh omzet mencapai kurang lebih Rp100 juta hanya dari penjualan bibit. Hasil yang sama juga berlaku untuk penjualan buahnya. Satu bibit Pisang Canvendish seharga Rp10 ribu. Baik itu ukuran bibit berukuran kecil maupun besar. Satu tundun antara Rp300 ribu - Rp400 ribu. Sementara harga satu sisir saat ini antara Rp40 ribu sampai Rp50 ribu.

"Awal saya beli bibit dulu harganya Rp25 ribu. Karena saat ini saya bisa pembibitan sendiri, saya jual Rp10 saja. Nggak mau mahal-mahal," ucapnya.

Sementara jumlah pohon dan bibitnya kini mencapai 4.000 dilahan kurang lebih hektar dibagi menjadi dua lahan. Konsumen pun dari berbagai provinsi. Mulai dari Surabaya, Madura, Bogor hingga Kalimantan. Permintaan pun dari berbagai kalangan. Seperti untuk resepsi pernikahan dan pengusaha katering program diet.

"Untuk pemanfaatan, semuanya bisa diolah. Mulai dari batang, pelepah, daun, hingga kulitnya. Kulitnya biasanya digunakan untuk kecantikan alias kalau istilah anak muda bisa bikin wajah glowing," jelasnya sambil tertawa.  

Hafidz pun juga turut memamerkan hasil olahan Pisang Cavendish. Di antaranya keripik pisang, bolu pisang, dan pisang krispi. "Pisang Cavendish juga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes," tuturnya.  

Hafidz pun dengan gembira mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bojonegoro karena infrastuktur jalan yang kini telah nglenyer. Sehingga akses menuju kebun pisang mempermudah konsumen untuk beli langsung ke kebun.

Tertarik untuk budidaya Pisang Cavendish? Atau beli buah langsung dari tangan pertama? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun