Mohon tunggu...
Chaharudin Mahkota Budi
Chaharudin Mahkota Budi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Just simply man and not a Superman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

House of H.O.S Cokroaminoto Tempat Kos Pejuang dan Pemberontak Republik

27 Desember 2013   20:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:25 1812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari sekian banyak situs-situs sejarah yang ada di Indonesia, nyatanya masih ada dan banyak tempat-tempat peninggalan sejarah yang lepas dari pandangan kita. Salah satu tempat bersejarah yang jarang dikenal orang adalah rumah Haji Oemar Said Cokroaminoto atau yang lebih pamor dipanggil HOS Cokroaminoto. Saya sendiri sebenarnya baru mengetahui keberadaan rumah tersebut dari cerita-cerita dan dari beberapa artikel yang saya baca beberapa bulan yang lalu. Setelah mengetahui cerita dibalik rumah sederhana tersebut, saya baru tahu bahwa rumah tersebut memiliki nilai sejarah yang besar. Bagi saya rumah itu adalah salah satu rumah yang sakral dalam perjalanan republik ini. Bagaimana tidak, dirumah itu pernah dihuni banyak nama-nama besar yang berpengaruh di republik ini. Hal ini karena rumah itu dahulunya selain ditinggali sendiri oleh HOS Cokroaminoto, rumah itu juga dijadikan Cokroaminoto sebagai rumah indekos atau kost-kostan. Selain itu, rumah Cokroaminoto tersebut juga dijadikan sebagai sarana atau tempat belajar bagi murid-muridnya. Disini mereka belajar agama hingga politik. Hal ini karena Cokroaminoto sendiri merupakan pentolan dari Sarekat Islam atau SI yang merupakan transformasi dari Sarekat Dagang Islam. Bahkan menurut beberapa sumber, rumah ini sempat dijadikan pesantren kecil-kecilan.

Rumah bersejarah ini terletak di Jalan Peneleh 7 no 29-31 Surabaya. Rumah ini berada disalah satu gang kecil di peneleh. Kita mungkin tak akan menyangka jika rumah ini adalah bagian atau malah tempat lahirnya pembesar-pembesar republik. Dirumah ini, pernah tinggal anak-anak kos yang antara lain adalah: Soekarno, Semaun, Alimin, Darsono, Tan Malaka, Musso hingga Kartosoewirjo. Siapa yang tak kenal mereka semua, beberapa dari mereka adalah pahlawan nasional, proklamator dan sisanya adalah pemberontak. Saya sendiri tidak tahu bagaimana tokoh-tokoh hebat itu bisa bertemu dan saling bertukar pikiran di rumah Cokroaminoto tersebut. Namun yang pasti adalah karena Soekarno merupakan siswa HBS atau Hogere Burgerlijk Schools yang katanya adalah sekolah lanjutan di zaman belanda. Namun apakah mereka semua merupakan siswa dari HBS itu tidak ada yang bisa memastikan. Sebenarnya tidak lama mereka berkumpul satu kos, soekarno sendiri hanya ngekos dirumah tersebut selama dua tahun, yaitu pada tahun 1917 sampai 1919. Namun waktu tersebut telah menjadikan rumah tersebut sebagai taman berkembangnya pemikiran-pemikiran para tokoh tersebut.

Jika kita perhatikan, kesemua tokoh tersebut bukan saja merupakan tokoh yang memiliki nama besar di republik ini. Namun mereka adalah pelopor dari berbagai ideologi dan gerakan yang mewarnai sejarah republik. Dari berkumpulnya Soekarno, Alimin, Musso, Kartosoewirjo dll inilah akhirnya mereka memberikan konsepsinya masing-masing terhadap negara ini. Soekarno, memilih ideologi nasionalisnya. Semaun, Musso dan alimin, dimasa depan menjadi kamerad yang berhaluan komunis. Bahkan Musso menjadi penggerak pemberontakan madiun. Darsono, menurut beberapa sumber menjadi penggerak kaum sosialis untuk melawan belanda. Kartosoewirjo, dianggap pemberontak juga karena memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII). Sementara Tan Malaka adalah seorang revolusioner yang bergerilya hingga keluar negeri dan menjadi bapak pergerakan republik Indonesia.

Semua yang akhirnya terjadi dimasa depan berawal dari rumah sederhana milik HOS Cokroaminoto ini. Semua pemikiran-pemikiran hebat dan gerakan-gerakan revolusioner ataupun pemberontakan mereka pelajari dirumah sederhana ini. Bahkan kemerdekaan hari ini adalah hasil dari proklamasi Soekarno yang berhaluan nasionalis, dan itu mungkin ia kenal di rumah sederhana ini. Pemberontakan madiun yang dimotori Musso, adalah buah dari komunismenya, dan mungkin ia juga mengenal komunis di tempat ini.

Jadi, tidak berlebihan jika tempat ini dijadikan salah satu tempat bersejarah diantara tempat bersejarah lainnya. Ditempat inilah para proklamator, pahlawan dan pemberontak pernah hidup bersama. Ditempat inilah tokoh-tokoh besar Indonesia mengenal dan mempelajari berbagai ideologi yang dimasa depan memberi warna bagi historika bangsa ini. Kita harus melindungi atau setidaknya mengenal tempat ini sebagai bentuk rasa kepedulian kita terhadap sejarah. Hal ini karena sampai saat ini saya sendiri tidak mengetahui status rumah HOS Cokroaminoto ini. Apakah rumah ini masuk dalam cagar budaya yang dilindungi ataukah masih abu-abu layaknya tempat bersejarah lainnya. Sungguh patut disesalkan jika tempat ini tidak dilindungi. Ini tidak menutup kemungkinan suatu saat rumah ini akan hilang dan diganti oleh bangunan modern. Sementara nilai sejarah rumah ini begitu besar dan meninggalkan makna yang mendalam bagi kita yang masih peduli akan sejarah yang hampir terlupakan.

Mari kita peduli terhadap tempat-tempat seperti ini. Rumah ini adalah tempat bersejarah yang dimana pahlawan dan pemberontak besar pernah hidup, belajar, diskusi, berdebat dan mungkin minum kopi bersama. Semuanya menjadi sebuah cerita yang patut dikenang sebelu mereka melakukan perjuangan terbaik menurut mereka masing-masing. Rumah ini patut dilestarikan, karena kenangan sejarah yang dalam dari para pahlawan dan pemberontak harus selalu dihidupkan sebagai pelajaran yang berharga bagi kita semua dalam menapak masa depan yang lebih gemilang untuk republik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun