Dalam dunia bisnis, pengelolaan persediaan adalah aspek krusial yang tidak boleh diabaikan. Salah satu metode populer yang sering digunakan untuk memperkirakan persediaan adalah metode laba bruto. Tapi, apa yang membuat metode ini begitu menarik bagi perusahaan? Bagaimana alur perhitungannya, dan seperti apa penerapannya dalam situasi nyata?
Artikel ini akan menjawab semuanya! Kali ini kita akan kupas tuntas membahas faktor-faktor penting yang mendorong perusahaan memilih metode laba bruto, menjelaskan langkah dalam proses perhitungannya, dan memberikan contoh soal agar kamu bisa memahami konsepnya dengan mudah. Mari selami lebih dalam bagaimana metode ini membantu bisnis membuat keputusan yang cerdas dan efisien!
Faktor - FaktorÂ
1. Menyusun Laporan Keuangan
Perhitungan estimasi persediaan perlu dilakukan ketika manajemen berkeinginan untuk menyusun laporan keuangan bulanan atau triwulan,tetapi perhitungan fisik persediaan dilakukan pada akhir tahun. Hal ini dilakukan demi menghemat biaya,waktu, dan tenaga
untuk melakukan stock opname (pemeriksaan fisik)
2. Bencana AlamÂ
Ketika terjadi suatu musibah seperti kebakaran gedung, atau bencana alam lainnya, untuk mengetahui sisa persediaan yang masih ada perusahaan tidak perlu melakukan stock opname. Dengan metode laba kotor perusahaan hanya perlu mengetahui jumlah penjualan bersih,HPP yang tersedia untuk dijual dan persentase laba kotor.
 Alur Perhitungan Metode Laba Bruto
Tahap 1: Menghitung Estimasi Harga Pokok Penjualan (HPP)
Pada tahap ini, kita menghitung estimasi HPP dengan cara mengurangi penjualan bersih dengan estimasi persediaan akhir.
- Penjualan bersih diperoleh dari: (penjualan - retur - diskon penjualan)
- Estimasi persediaan akhir adalah perkiraan stok barang yang tersisa pada akhir periode.
Tahap 2: Menghitung Estimasi Persediaan Akhir
Setelah mendapatkan estimasi HPP, kita dapat menghitung estimasi persediaan akhir dengan rumus:
- (Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual - Estimasi HPP)
- Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual diperoleh dari: (persediaan awal + pembelian barang selama periode)
Contoh Soal
PT OMG menyiapkan laporan L/R untuk bulan oktober, Pencatatan menunjukan adanya penjualan sebesar Rp2.500.000, biaya angkut penjualan Rp100.000, retur penjualan Rp350.000, persediaan awal barang Rp1.500.000, pembelian sebesar Rp300.000, diskon pembelian Rp20.000, tarif laba bruto 40%. Berapa estimasi persediaan akhir menurut metode laba bruto!