Mohon tunggu...
chaerunnisa
chaerunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar atau Merdeka Stres? Refleksi atas Sistem Pembelajaran Baru

2 Januari 2025   01:42 Diperbarui: 2 Januari 2025   01:42 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka Belajar hadir dengan semangat besar memberi kebebasan kepada siswa dan guru untuk belajar sesuai kebutuhan. Harapannya, pendidikan jadi lebih fleksibel, relevan, dan tentu saja menyenangkan. Tapi, di balik konsep yang menarik ini, ada cerita lain tekanan baru, kebingungan, bahkan stres yang dirasakan di lapangan. Benarkah semua ini membuat siswa dan guru benar-benar merdeka?

Bagi siswa, kebebasan memilih cara belajar sering kali lebih rumit dari yang dibayangkan. Kebanyakan mereka justru bingung harus mulai dari mana. Ditambah lagi, tugas berbasis proyek yang terus meningkat sering terasa seperti tumpukan beban. Alih-alih merasa bebas, banyak siswa merasa kelelahan menghadapi jadwal yang tak teratur dan tugas yang memakan waktu. Bagi guru, tantangannya juga tidak kalah berat. Mereka harus membuat materi yang lebih kreatif dan relevan sambil tetap memenuhi target kurikulum. Selain itu, administrasi tambahan yang diperlukan untuk mendukung konsep ini malah sering membuat guru kehilangan waktu untuk fokus mengajar. Masalah lainnya adalah kesenjangan fasilitas. Di kota-kota besar, siswa dan guru mungkin mudah mengakses internet dan perangkat digital. Namun, di daerah terpencil, masih ada sekolah tanpa buku yang cukup, apalagi perangkat teknologi. Akibatnya, siswa di daerah tertinggal semakin sulit mengejar ketertinggalan.

Agar Merdeka Belajar benar-benar berhasil, ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Pertama, kebebasan belajar memang bagus, tetapi kebebasan tanpa arahan justru bisa membuat siswa dan guru kebingungan. Bayangkan saja, jika siswa diberi tugas proyek tanpa petunjuk yang jelas, mereka malah bisa stres. Jadi, agar kebebasan itu bermakna, harus ada panduan yang memudahkan mereka. Begitu juga bagi guru, mereka butuh dukungan yang lebih konkret, seperti pedoman yang jelas agar tidak merasa terbebani dengan tugas yang terus bertambah.

Pelatihan untuk guru juga sangat penting. Mereka adalah ujung tombak dalam perubahan ini, tapi tanpa pelatihan yang tepat, mereka bisa terjebak dalam kebingungan yang sama. Pelatihan yang diadakan harus praktis dan langsung bisa diterapkan di kelas, bukan hanya teori yang sulit dipahami. Guru juga perlu belajar bagaimana mengelola waktu dengan baik, agar tidak terjebak dalam administrasi yang berlebihan, dan bisa lebih fokus mendampingi siswa. Selain itu, beban administrasi yang terus meningkat perlu dipangkas. Saat ini, banyak waktu guru habis untuk mengurus laporan dan tugas administratif lainnya, yang membuat mereka sulit untuk fokus pada proses belajar mengajar. Dengan menyederhanakan sistem administrasi, guru bisa lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengajar dan berinteraksi langsung dengan siswa. Fasilitas pendidikan juga harus merata. Di kota-kota besar, mungkin sudah banyak akses teknologi yang mendukung proses pembelajaran. Tapi, di daerah terpencil, banyak siswa yang kesulitan mendapatkan akses yang sama. Agar Merdeka Belajar bisa dinikmati oleh semua, fasilitas harus lebih merata. Pemerintah perlu memastikan semua sekolah, baik di kota maupun desa, mendapatkan akses yang setara terhadap materi pelajaran, buku, dan perangkat teknologi yang memadai. Terakhir, kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap pendidikan. Pendidikan bukan hanya soal nilai di rapor, tapi bagaimana kita membentuk generasi yang kreatif, kritis, dan siap menghadapi dunia yang terus berubah. Semua pihak orang tua, guru, dan masyarakat perlu bergotong royong mendukung siswa untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna, tanpa terjebak pada nilai semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun