Sekarang ini, game bukan hanya sebagai hiburan untuk anak-anak, tetapi juga bisa memengaruhi cara mereka berbicara dan berkomunikasi. Khususnya di kalangan anak sekolah dasar (SD), game sering menjadi bagian penting dalam keseharian mereka. Namun, tahukah kamu bahwa selain seru-seruan, video game bisa mengubah cara anak-anak berbahasa? Yuk, kita simak lebih lanjut!
Siapa yang nggak kenal kata-kata seperti "GG" (Good Game), "noob" (pemula), atau "AFK" (Away From Keyboard)? Itu adalah istilah yang sering dipakai dalam game online, dan sekarang malah jadi bagian dari percakapan sehari-hari anak-anak. Anak-anak SD yang sering bermain game menggunakan istilah-istilah ini tanpa sadar, baik saat main bareng teman-teman atau saat ngobrol di sekolah. Selain itu, banyak juga istilah baru yang muncul, seperti "level up" yang artinya naik level dalam permainan, atau "XP" (experience points) yang digunakan untuk menunjukkan kemajuan karakter. Semua istilah ini menunjukkan betapa kreatifnya anak-anak dalam berbahasa, meski terkadang membuat orang dewasa bingung.
Salah satu hal yang menarik dari game adalah cara anak-anak berkomunikasi dengan pemain lain. Di dalam game, mereka sering harus ngobrol cepat dan langsung menggunakan chat teks atau pesan suara. Ini membuat mereka terbiasa menyampaikan pesan dengan singkat, padat, dan cepat. Namun, kebiasaan ini kadang terbawa ke dunia nyata. Anak-anak bisa jadi lebih sering menggunakan bahasa singkat atau istilah gaul saat berbicara dengan teman-teman atau bahkan ketika mengerjakan tugas sekolah. Misalnya, mereka bisa menggunakan singkatan seperti "BTW" (by the way) atau "LOL" (laugh out loud)Â di luar konteks game.
Tentu saja, ada sisi positif dan negatif dari penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh video game. Di sisi positif, anak-anak belajar berkomunikasi dengan cara yang lebih cepat dan efektif. Mereka juga bisa memperluas kosakata dengan berbagai istilah baru yang digunakan dalam game. Bahkan, beberapa game memiliki cerita atau teks yang bisa membantu mereka meningkatkan keterampilan membaca. Namun, ada sisi negatifnya juga. Penggunaan bahasa gaul atau bahasa yang tidak baku dalam game bisa membuat anak-anak kesulitan menggunakan bahasa Indonesia yang benar, terutama ketika mereka harus menulis tugas sekolah atau berbicara dengan orang dewasa. Jika tidak diimbangi dengan pembelajaran bahasa yang tepat, ini bisa memengaruhi kemampuan mereka dalam berbahasa formal.
Meskipun game memberikan banyak manfaat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak-anak tetap bisa berbahasa dengan baik meski terpengaruh oleh bahasa dalam game. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan anak kapan waktu yang tepat untuk menggunakan bahasa gaul dan kapan mereka harus berbicara dengan bahasa yang lebih formal. Misalnya, saat berbicara dengan teman atau di game, mereka bisa menggunakan istilah-istilah gaul, tetapi saat mengerjakan tugas sekolah atau berbicara dengan guru, mereka perlu menggunakan bahasa yang baku. Selain itu, penting juga untuk mengajak anak-anak membaca buku cerita. Membaca buku bisa memperkaya kosakata mereka dan mengenalkan mereka pada bahasa yang benar, yang sering digunakan dalam tulisan atau percakapan resmi. Dengan begitu, mereka bisa lebih memahami perbedaan antara bahasa santai dan bahasa yang lebih serius. Terakhir, pilihlah game yang edukatif. Banyak game yang tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan hal-hal berguna, seperti keterampilan bahasa, logika, atau bahkan matematika. Game-game ini dapat membantu anak-anak belajar sambil tetap menikmati waktu bermain mereka, sehingga mereka bisa tetap mengasah keterampilan berbahasa tanpa kehilangan kesenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H