Pendidikan, sebuah kata yang sering dikumandangkan dimanapun orang berada, tanpa ada pendidikan kita dianggap tidak dapat melakukan apa-apa. Pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, membuat pemerintah samapai saat ini masih mencanangkan program wajib belajar 9 tahun bagi setiap warga negara.
Melalui pendidikan, kita yang semula belum tahu sesuatu jadi tahu sesuatu, semula belum bisa melakukan sesuatu jadi dapat bisa melakukan sesuatu. Tak hanya itu lebih mendalam lagi pendidikan itu, bisa membuat setiap orang berpikir kritis, kreatif, dan problem solver, intelektual. Apa itu?
Berpikir kritis (Dalan Johonson, Elaine B, 2008) merupakan sebuah proses penting, terarah, dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, melakukan penelitian ilmiah dan sebagainya.
Kreatif berarti mampu melahirkan sesuatu yang baru, disini anak dituntut untuk mampu melahirkan sesuatu yang baru. Pada dasarnya semua anak kreatif itu sama, yang membedakan hanya ada pada kekreativitasanya itu ada yang tersalurkan dan ada yang tidak.
Proses mental sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan ketrampilan lebih dalam menemukan dan membentuk pemecahan suatu masalah disebut sebagai problem solver.
Intelektual merupakan kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi dan menerapkanya
Berpikir kritis, kreatif dan problem solver ini memerlukan keseimbangan antara belahan otak kanan dan kiri, belahan kiri sebagai ketrampilan untuk kegiatan motorik, logika, matematis, sedangkan belahan otak kanan lebih pada kreativitas, semua terangkum dalam teori hemisphere. Salah satu cara untuk menyeimbangkan cara kerja belahan otak kanan dan belahan otak kiri yaitu kita dapat menggunakan musik dalam melakukan aktifitas berpikir, serta berolahraga secara teratur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H