Mohon tunggu...
Fitri Chaeroni
Fitri Chaeroni Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Write for lyfe

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Belajar Kebantenan di Museum Negeri Provinsi Banten

8 Oktober 2016   13:29 Diperbarui: 9 Oktober 2016   04:07 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu gemar mengunjungi museum? Atau gemar mempelajari budaya daerah-darah di Indonesia? Apa kamu pernah berkunjung ke Banten? Buat kamu penggemar museum atau yang gemar belajar budaya, saat berkunjung ke Provinsi Banten jangan lupa untuk mengunjungi Museum Negeri ya.

Bangunan Museum

Museum Negeri Provinsi Banten yang berada di Kota Serang, Banten. Kota Serang tak jauh letaknya dari Ibukota Jakarta, cukup ditempuh selama 2 hingga 3 jam saja. Jadi kalau ingin mencari tempat wisata baru, museum ini bisa dijadikan pilihan.

Letak museum ini tepat di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun Kota Serang. Bangunan yang berada di Jalan Brigjen KH Samun ini memiliki gaya arsitektur dutch colonial villa.Ketika kamu memasuki kawasan museum kamu pastinya akan merasakan suasana masa kolonial, karena bangunan ini memang peninggalan dari zaman Belanda. Pada zaman dulu bangunan ini difungsikan sebagai kantor residen Banten. Setelah Banten berubah menjadi provinsi, bangunan ini di ambil alih untuk menjadi Pendopo Gubernur Banten.

Pada 29 Oktober 2015, Gubernur Rano Karno meresmikan Ex-Pendopo Gubernur ini menjadi Museum Negeri Provinsi Banten. Sebelum dipindah kemari Museum Negeri berada di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten yang berada di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Gedung ini dipilih karena letaknya yang strategis karena berada di pusat kota dan bangunannya sendiri yang memiliki nilai sejarah. Bangunan ini adalah salah satu cagar budaya di Banten.

Ada apa di Museum Negeri Provinsi Banten?

Di dekat meja registrasi kamu akan melihat sebuah patung badak bercula satu yang khas dari provinsi Banten dan juga sebuah replika prasasti Munjul di dkat pintu masuk gedung museum. Lalu stelah kamu masuk ke dalam, di sebelah kiri kamu akan menemui sebuah ruangan, disitu kamu akan melihat atraksi hologram yang menjelaskan tentang sejarah provinsi Banten. Iya hologram! Moderen sekali. Museum ini memang memanfaatkan teknologi untuk memberikan informasi pada pengunjungnya.

Menurut salah satu staf museum, Dian Rodiani, Museum Negeri Provinsi Banten ini disusun dan di desain berbeda dengan museum negeri di provinsi lain. Museum kebanyakan memiliki tatanan story line. Dimana tiap koleksi museum diurutkan dan disusun berdasar kurun waktunya. Sedangkan museum negeri di Banten ini mengacu pada post-moderen dan memanfaatkan teknologi digital, dimana ketika kita masuk pertama kali ke dalam museum kita akan menemukan sejarah tentang masyarakat Banten yang dikemas dengan atraksi hologram yang sangat moderen. Ruangan ini dinamakan dengan ruang ‘Siapa Orang Banten’.

Penggunaan teknologi ini diharapkan membuat pengunjung tak mudah bosan, dan mendapat suasana berbeda dari museum kebanyakan. Tak perlu repot membaca keterangan atau label yang tertera pada pajangan. Pengunjung cukup melihat dan mendengarkan, untuk dapat menyerap informasi yang disajikan.

Di ruang aula depan kita akan mendapati berbagai koleksi museum mulai dari, keramik peninggalan zaman dulu, keris pusaka, berbagai arca, dan yang paling mencuri perhatian adalah sebuah kerangka tulang badak bercula satu yang ditempatkan dalam etalase kaca. Selain itu juga ada satu set alat menyelam yang digunakan untuk mengeksplorasi laut di Banten. Setelah itu di aula berikutnya kita masih dapat melihat berbagai koleksi museum dari zaman dulu. Dan di aula ini biasanya digunakan untuk kegiatan menonton film yang berkaitan dengan sejarah Banten.

Museum ini masih terus berkembang dan akan membuat berbagai fasilitas baru. Seperti saat ini tengah digodok untuk membuat ruang ‘Religi’ yang akan menceritakan kisah penyebaran agama di Banten. Dan pastinya akan dikemas dengan memanfaatkan teknologi digital. Selain itu nanti juga akan dibuat Debus Corner dan berbagai fasilitas lain yang akan memberikan berbagai informasi tentang kesenian dan kebudayaan Banten

Selain itu museum negeri juga memliki beberapa program yang bisa kita ikuti lho. Seperti Lawatan Budaya, Workshop Kebudayaan, Lomba Mendesain Logo Museum, dan Weekend at The Museum.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Siapa Pengunjung Museum?

Siapa saja boleh berkunjung ke museum ini, dan pastinya gratis! Kamu tak akan diminta untuk membayar tiket masuk. Kamu bisa berkunjung setiap hari. Museum buka mulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore, tiap harinya. Jumlah pengunjung museum dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2015 saja jumlah pengunjungnya mencapai 8.700 dan 2016 sampai saat ini sudah tercatat 11.700 orang berkunjung ke museum ini. Selain berkunjung secara individu, kita juga bisa mendaftar sebagai rombongan. Saat ini sudah banyak sekolah yang berkunjung ke museum ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun