Mohon tunggu...
Fitri Chaeroni
Fitri Chaeroni Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Write for lyfe

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Budaya Nusantara di Televisi Indonesia

19 September 2016   21:13 Diperbarui: 19 September 2016   21:19 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media dan budaya. Media butuh budaya sebagai salah satu konten pengisi, budaya butuh media untuk menjaga eksistensi. Lalu bagaimaba simbiosis keduanya saat ini?

Medium yang jadi bahasan kali ini adalah televisi. Televisi menjadi medium yang paling populer di masyarakat moderen ini. Setiap rumah hampir semua memiliki televisi. Semua orang gemar menonton tv.

Sistem Televisi Nasional

Lalu bagaimana televisi Indonesia masa kini memberi tempat untuk budaya bumi pertiwi? Sistem televisi saat ini boleh dibilang menyimpang. Tak ada dalil yang manghalalkan sebuah televisi dapat bersiaran secara nasional. Dalam aturannya sebuah televisi hanya boleh bersiaran di satu frekuensi, dalam satu daerah. Itu artinya televisi yang berdomisili di Jakarta hanya boleh bersiaran di lingkup DKI saja. Jika ingin memperluas ke provinsi lain, maka stasiun tersebut harus berafiliasi dengan televisi lokal atau membuka cabang di daerah. Kalau contoh idelanya kita bisa bercermin pada TYRI. TVRI memiliki pusat di Jakarta, dan cabang hampir di tiap provinsi.

Bagaimana dengan kondisi saat ini? Industri televisi hanya bergeliat di DKI. Televisi lokal berjuang di tengah berbagai keterbatasan, terutama pendanaan. Televisi Jakarta telah melanggar aturan. Sistem ini pula yang membuat budaya lokal tak banyak mendapat tempat di televisi.

Konten Budaya di Televisi “Nasional”

TV Jakarta yang bersiaran nasional mencekoki penontonnya dengan budaya ke-Jakartaan. Coba lihat berapa banyak program yang mengangkat kebudayaan tradisional? Kalaupun ada hanya tayang seminggu sekali. Belum lagi kini tengah marak impor konten dari negara luar. Seperti banyaknya drama India, Korea, dan Turki yang mengambil slot siaran di televisi “nasional”. Hal ini semakin membuat budaya lokal terpojok dan kehilangan tempat.

Bagaimana Seharusnya?

Pemerintah seyogyanya harus kembali menguatkan sistem televisi berjaringan seperti yang diamanatkan undang-undang. Dengan meratakan industri televisi di daerah, hal ini akan menggeliatkan konten lokal untuk mengambil peran. Televisi daerah haruslah mengedepankan kearifan lokal serta mengangkat budayanya ke permukaan. Dengan menggeliatkan televisi daerah, diharap pengiklan juga tak lagi hanya berkonsentrasi untuk memasang iklan di tv “nasional”, namun juga di televisi daerah. Iklan tak pelak menjadi hal yang penting bagi televisi menghidupi biaya operasional sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun