Dengan yang namanya Hermanu, tiba-tiba saja seperti ada sebuah perang dan tidak boleh kalah. Ia menciptakan sebuah intensitas (keadaan) yang tak tertandingi dalam ruangan kelas dan ia amat perhatian terhadap kajadian-kejadian terkini. Ia (Hermanu), mungkin sangat terobsesi dengan pemikiran Soekarno dan itu terlihat dari sikapnya ketika membicarakan tentang Soekarno dan Soeharto (Orde Lama dan Orde Baru). Ia punya cara tersendiri untuk menyampaikan materi ajar kepada mahasiswanya dan ia senang bermain-main dalam benak mahasiswa. Ia juga mempunyai visi dan misi sejarah yang kuat, dan sepertinya itulah yang membuat Hermanu senang.
Hermanu sudah banyak memberikan sumbangan pemikirannya kepada dunia kampus, entah itu kepada mahasiswanya atau pun lewat tulisannya dan ia juga telah banyak mengisi acara seminar dimana-mana. Ada masa-masa menyenangkan di masa depan asalkan para mahasiswanya terus menerima caranya. Hermanu punya tantangan berat untuk mendidikan para mahasiswanya agar mengikuti jejak-jejaknya seperti yang pernah ia lakukan. Jika ia mampu melakukan hal itu, Hermanu mungkin bisa berpikir ulang untuk kembali membuat perubahan. Tapi tak ada keraguan bahwa mereka akan melakukan tugas itu.
Hermanu ingin menunjukkan kepada orang bahwa ia mempunyai skill. Keahliannya kuat dalam penguasaan teori dan banyak membaca buku, termasuk buku-buku terbitan terbaru. Ia juga cerdas dalam menulis jurnal internasional. mungkin ada satu yang kurang lengkap dalam diri Hermanu, yaitu menerbitkan buku. Selain itu, Hermanu juga mempunyai sosial yang tinggi dan bagus. Ia ingin berbaur dengan ke semua orang, apakah itu dengan para dosen atau mahasiswa itu sama bagi dia. Terakhir adalah humor. Hermanu orangnya lucu dan suka membuat orang ketawa. Mungkin ini tidak di dalam kelas, tetapi di tempat lain.
I Putu Adi Saputra: Cermat, Cerdas, Berbahaya
Hermanu sangat cermat dalam mengambil sudut pandang masalah yang tidak pernah orang pikirkan sebelumnya. Dalam hal kecerdasan, Hermanu mampu mengambil berbagai celah dalam ilmu sejarah yang ia pelajari. Di sisi lain, Hermanu adalah yang berbahaya. Tapi itu hanya berlaku bagi orang yang baru pertama berdiskusi dengannya.
Septian Dwi Yoga: Arogan, Egois, Cerdas
Hermanu tampak arogan. Ia selalu ingin menang sendiri dan tidak mau mendengar pendapat lain. Pendapat Hermanu yang pernah ia diungkapkan dalam kelas, memang terdapat unsur kebenaran, dan itu tidak dapat dibantah lagi. Tapi terkadang ada beberapa pendapatnya yang terkesan memaksakan diri. Hermanu memang cerdas. Kecerdasan Hermanu memang luar biasa. Saya yakin, kecerdasan itu hanya bisa diraih lewat membaca dan belajar. Hermanu pun sukses melakukannya.
Jona Erwenta: Cerdas, Wibawa, Tegas
Hermanu cerdas dalam hal akademik dan bidang ilmu garapannya. Ia mengetahui banyak hal dan tentu saja seorang pakar Islam. Hermanu adalah orang yang tahu menempatkan sikap di depan mahasiswanya, para koleganya, dan saat bersama keluarga. Kewibaannya tampak di dalam kelas. Terakhir Hermanu punya sikap yang tegas dalam setiap keputusan.
Nurgaha: Hebat, Cerdas, Cerdik
Hermanu hebat. Orangnya luar biasa dalam hal mendiskriminasikan suatu hal, karena hal itu didukung oleh wawasan beliau yang sangat luas dan disokong pula oleh sumber bacaan yang banyak. Hermanu orangnya memang hebat. Kalau boleh jujur, saya merasa sangat bodoh jika berhadapan dengan Hermanu. Kecerdasannya itulah yang membuat saya agar terus belajar. Ia cerdas dalam memberikan materi ajar kepada mahasiswanya. Metode yang dipakai pun cocok untuk mentransferkan ilmu kepada mahasiswa. Hermanu juga sangat cerdik dalam menyikapi sesuatu, karena beliau menanamkan sikap yang sangat kritis. Seringkali ia mengangkat isu-isu nasional, situasi disekitar lingkungan dan orang-orang sekelilingnya. Meskipun Hermanu berbicara kasar seakan sombong tetapi bukan dalam bentuk makian atau hinaan, jika kita bisa memaknai itu sangat membangun kepribadian kita. Dalam banyak hal, Hermanu membuat saya terinspirasi, terutama saat beliau mengajar.