Mohon tunggu...
Chantika Radha
Chantika Radha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, Angkatan 2021

nice to meet you!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebaran Korean Wave Meningkatkan Kualitas Industri Hiburan Indonesia

25 Oktober 2022   23:06 Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:33 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, hal ini tidak mematahkan semangat para pelaku bisnis di bidang industri hiburan di Indonesia untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas melalui drama series dan film.

PEMBAHASAN

Industri Hiburan Indonesia Menjadi Budaya Populer

Pada tahun 1990-an, istilah Korean Wave pertama kali dipublikasikan oleh jurnalis asal China dengan menyebutnya sebagai Hanliu dalam Bahasa Mandarin, sedangkan di Korea dikenal sebagai Hallyu atau lebih dikenal dengan Korean Wave oleh masyarakat. 

Sekitar tahun 1997, drama series Korea ditayangkan di China mendapatkan respon yang sangat baik. Korean Wave sebagai budaya pop yang tersebar secara global di berbagai negara di dunia, salah satunya di Indonesia (Shim, 2006). 

Di tahun yang sama, tahun 1990-2000-an, kepopuleran Korean Wave di Indonesia mendapatkan respon yang baik juga dari masyarakat. Sejak saat ini, Korea Selatan sebagai pusat dalam produksi kebudayaan pop transnasional yang baru. Korean Wave sudah dipersiapkan untuk membangun identitas budaya Korea Selatan yang lebih modern di pasar internasional.

Sejak saat itu, hingga saat ini, eksistensi industri hiburan Korea Selatan sudah menyebar di Indonesia, seperti K-Drama berjudul Twenty Five Twenty One, Alchemy of Souls, Start Up, The Silent Sea, Snowdrop, Jirisan, dan masih banyak lagi. K-Drama menjadi ekspor terbesar untuk siaran penyiaran di Korea Selatan. 

Perkembangan ini dikarenakan adanya persaingan antartelevisi lokal untuk mendapatkan rating tertinggi, sedangkan untuk penonton di luar Korea Selatan (penonton internasional) disediakan layanan streaming di aplikasi legal dan berbayar, seperti aplikasi Netflix, Disney+ Hotstar, VIU, dan IQIYI. 

Di era digital, teknologi sudah berkembang dan banyak inovasi, salah satunya dengan menyediakan layanan streaming. Kehadiran K-Drama semakin digemari dan menjadi suatu kebutuhan. Tidak mau kalah, Indonesia juga memiliki beberapa drama series, seperti Kisah Untuk Geri, Antares, My Lecturer My Husband, Layangan Putus, Imperfect: The Series, dan masih banyak lagi.

Selain K-Drama, perfilman Korea Selatan juga memiliki popularitasnya sendiri bagi para penikmat film, seperti film berjudul Decision to Leave, Emergency Declaration, Broker, Alienoid, Train to Busan, Hunt, dan masih banyak lagi. Perfilman ini ditayangkan di bioskop CGV dan di layanan streaming yang sama seperti K-Drama.

Dapat kita ketahui bahwa film Korea Selatan memiliki prestasi yang gemilang, salah satunya film Parasite (2019) berhasil meraih penghargaan di ajang penghargaan bergengsi piala Oscar 2020. Film Parasite dinominasikan ke dalam enam nominasi, yaitu Best Internasional Feature Film (Foreign Language Film), Best Director, Best Original Screenplay, Best Picture, Best Film Editing, dan Best Production Design. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun