Mohon tunggu...
Chaca Veronica
Chaca Veronica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya dengan minat yang besar dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fixed Mindset Menjadi Penghalang? Saatnya SDM Indonesia Melawan!

15 Desember 2024   10:14 Diperbarui: 22 Desember 2024   00:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo By: Kaboompics.com

Pernahkah kamu merasa terjebak seolah-olah potensimu sudah stuck dan tidak ada lagi ruang untuk berkembang Jika iya, mungkin kamu sedang terjebak dalam fixed mindset yang bisa menghambat karirmu. Pola pikir ini membuat seseorang percaya bahwa inteligensi dan kemampuan lainnya sudah ditentukan sejak lahir secara genetis, sehingga ada batasan yang tidak bisa dilampaui meskipun dengan usaha atau Latihan. Keyakinan semacam ini sering kali menimbulkan sikap pasrah dan anggapan bahwa segala upaya untuk mengubah keadaan tidak akan membuahkan hasil (Puspitasari et al., 2024). Jika dibiarkan, pola pikir seperti ini tidak hanya menghambat perkembangan individu, tetapi juga berpotensi menjadi tantangan besar bagi SDM Indonesia dalam memanfaatkan peluang puncak bonus demografi pada tahun 2035.

Berdasarkan data dari World Talent Ranking (WTR) 2024, meskipun peringkat Indonesia naik satu posisi dibandingkan tahun sebelumnya, tingkat keterampilan adaptif dan inovasi sumber daya manusia di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia(Savitri, 2024) Faktanya hingga saat ini, Indonesia masih bergantung pada tenaga kerja asing di berbagai sektor. Cina menjadi penyumban terbesar dengan 51.600 pekerja, diikuti Jepang dengan 11.231 pekerja, dan Korea Selatan dengan 9.962 pekerja (Dermawan, 2023). Salah satu penyebab utamanya adalah negara-negara tersebut merupakan investor besar di Indonesia, sementara kemampuan SDM lokal untuk menjalankan proses produksi dan memahami teknis melalui buku manual berbahasa asing masih terbatas (Sandi, 2021).

Mengubah Fixed Mindset menjadi Growth Mindset

Namun, jangan khawatir! Pola pikir bukanlah sesuatu yang permanen. Berikut adalah beberapa teori psikologi yang dapat kamu terapkan untuk membangun dan mengubah pola pikir fixed mindset menjadi growth mindset:

1. Self-regulation (Pengaturan diri)

Setiap individu memiliki motivasi yang berbeda, namun para psikolog meyakini bahwa kita bisa mengatur diri sendiri dengan memilih tujuan yang tepat dan merencanakan langkah-langkah strategis untuk mencapainya, terutama dalam menghadapi tantangan yang terus berkembang di dunia kerja. Proses pengaturan diri ini sangat relevan dalam mengubah pola pikir statis (fixed mindset) menjadi lebih berkembang (growth mindset). Dalam pola pikir fixed mindset, seseorang mungkin merasa bahwa kemampuan dan bakatnya sudah terbatas dan tidak bisa berkembang, sementara dengan growth mindset, individu percaya bahwa mereka bisa terus belajar dan berkembang. Untuk itu, berikut adalah empat langkah dalam Self-regulation yang dapat membantu kamu dalam mengubah pola pikir tersebut:

  • Tentukan tujuanmu dan atur level pencapaiannya. Pastikan tujuan yang kamu tetapkan realistis dan terukur, sehingga kamu dapat melihat kemajuanmu dengan jelas dan yakin bahwa usaha serta kerja kerasmu akan membuahkan hasil yang nyata.
  • Setelah menetapkan tujuan, buat rencana langkah-langkah yang sistematis untuk mencapainya. Dengan perencanaan yang matang, kamu akan lebih siap menghadapi tantangan dan mengurangi rasa frustrasi yang sering muncul akibat pola pikir statis
  • Sekarang, waktunya untuk mengambil tindakan sesuai rencanamu. Meski itu artinya keluar dari zona nyaman, namun ini adalah bagian dari growth mindset yang akan membantu kamu berkembang. Bahkan jika kamu menemui hambatan, percayalah bahwa setiap usaha akan membawa kamu lebih dekat pada tujuan dan pengembangan diri yang lebih besar.
  • Terakhir, evaluasi pencapaianmu. Apakah metode yang digunakan efektif? Jika tidak, jangan ragu untuk menyesuaikan atau memperbaiki strategi. Langkah ini sangat penting untuk beralih dari fixed mindset yang terfokus pada kegagalan, menuju growth mindset yang lebih mengutamakan pembelajaran dan perbaikan berkelanjutan (Aamodt, 2016).

2. Reinforcement Hierarchy

Setelah menetapkan tujuan dan memilih metode yang paling efisien untuk mencapainya, komitmen menjadi kunci untuk memastikan bahwa rencana tersebut tetap berjalan. Salah satu cara untuk mempertahankan komitmen dan motivasi adalah dengan menggunakan Reinforcement Hierarchy (Hierarki Penguat). Hierarki ini dapat membantu kita memahami penguatan mana yang paling efektif dan memberikan dorongan terbesar berdasarkan apa yang kita sukai. Bentuk penguatan seperti ini dapat meningkatkan komitmen dan motivasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan, sekaligus mendukung perubahan pola pikir dari fixed mindset menjadi growth mindset.

Berikut adalah langkah-langkah untuk membentuk Reinforcement Hierarchy:

  • Identifikasi dan buat daftar tentang hal-hal yang paling kamu gemari atau memberikan kepuasan tertentu. Misalnya, menonton satu episode drama kegemaranmu setelah berhasil menyelesaikan satu hari pekerjaan dengan baik.
  • Kelompokkan daftar tersebut ke dalam beberapa tingkatan berdasarkan seberapa besar nilai dan dampaknya sebagai penguat, seperti:
    • Tingkat rendah, misalnya setelah berhasil membalas email kerja dalam satu hari kamu akan membeli makanan atau minuman kesukaanmu.
    • Tingkat sedang, misalnya setelah berhasil menyelesaikan projek harian kamu akan menghadiahi dirimu dengan menonton film kesukaan sepulang kerja.
    • Tingkat tinggi, misalnya setelah menyelesaikan milestone besar, seperti menyelesaikan laporan bulanan atau mencapai target kerja tahunan kamu merencanakan waktu untuk relaksasi penuh dengan liburan pribadi.
  • Penting untuk secara rutin meninjau dan menyesuaikan Reinforcement Hierarchy yang telah kamu buat. Hal-hal yang awalnya terasa efektif sebagai penguat mungkin berubah seiring waktu, atau beberapa penguat yang dulunya sangat memotivasi bisa menjadi kurang relevan. Oleh karena itu, pastikan daftar ini selalu diperbarui agar tetap sesuai dengan tujuan yang ingin kamu capai (Erin, n.d.).

Dengan memiliki Reinforcement Hierarchy, kamu tidak hanya menjadi lebih termotivasi, tetapi juga menemukan cara yang lebih menyenangkan dan efektif untuk menjaga konsistensi dalam mencapai tujuan besar. Penguatan ini akan memberi dorongan yang membantu saat kamu merasa lelah atau merasa ragu akan kemampuanmu.

Jadi, jangan biarkan fixed mindset menghambat langkahmu! Dengan menerapkan self-regulation dan reinforcement hierarchy, kamu bisa mulai mencapai tujuan dan menggali potensi terbaik dalam karirmu. Mulailah dengan langkah kecil hari ini—tuliskan satu tujuan besar yang ingin kamu capai, rencanakan langkah-langkahnya, dan beri penghargaan pada setiap pencapaian kecilmu. Jangan tunggu lebih lama, ambil langkah pertama sekarang dan lihat bagaimana dirimu berkembang! Siap memulai?

Daftar Pustaka:

1. Aamodt, M. G. (2016). Industrial/organizational psychology an applied approach. www.cengage.com/highered

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun