tahlil bersama-sama di tempat itu atau bisa juga disebut dengan tahlil kebangsaan.
Ada yang unik dari perayaan HUT RI KE-77 di desa Gedeg, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang yaitu yang biasanya kita ketika merayakan HUT RI dengan melaksanakan upacara yang bertempat di tengah lapangan atau di tempat yang luas, namun berbeda dengan di desa Gedeg masyarakat di desa Gedeg melaksanakan upacara di tempat yang religius atau sakral. Masyarakat desa Gedeg melaksanakan upacara di makam Kiai Cepoko Wulung yang bertempat di dusun III desa Gedeg. Kiai Cepoko Wulung merupakan  salah satu tokoh penting yang ada di desa Gedeg. Setelah pelaksanaan upacara, dilaksanakan kegiatanTahlil kebangsaan tersendiri ditujukan kepada para pahlawan dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjuangan membela bangsa ini. Masyarakat berdoa kepada ALLAH SWT atas rasa syukur yang telah diberikan kepada masyarakat saat ini dan mendoakan para pejuang bangsa yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga yang telah diberikan agar negara ini bisa merdeka.
Acara ini berlangsung dari pagi hingga siang hari. Acara diawali dengan upacara kemerdekaan di makam Cepoko Wulung kemudian dilanjut dengan tahlil yang dipimpin oleh tokoh-tokoh desa yang ada serta dilanjutkan dengan ceramah dari Bapak KH. Subhan, S.Ag dari Pemalang. Kemudian dilanjut dengan makan tumpeng bersama yang sudah dibawakan oleh masyarakat. Dalam memperingati HUT RI, masyarakat menyediakan sebanyak 17 tumpeng yang kemudian disantap bersama-sama.
Acara ini sudah berlangsung sejak tahun 2017 yang diusulkan pertama kali oleh NU, Banom-Banom, Ansor, Fatayat, Muslimat, IPNU, Dan IPPNU Desa Gedeg, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang. Acara tahlil kebangsaan sempat terhenti karena adanya pendemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Alhamdulillah tahun ini bisa diadakan lagi acara tahlil kebangsaan yang telah berhenti selama 2 tahun ini semoga kedepanya acara ini dapat terus berlanjut dan juga semakin maju bersama UNNES GIAT, Indonesia dari desa.
Mengapa pemilihan tempat upacara dan tahlil kebangsaan berada di makam Kiai Cepoko Wulung? Bukan di lapangan atau di tempat lain? Hal tersebut dikarenakan Kiai Cepoko Wulung adalah sosok tokoh yang berperan besar atas penyebaran agam islam di desa Gedeg. Kiai Cepoko Wulung merupakan salah satu tokoh yang ada di desa Gedeg. Kiai Cepoko Wulung sendiri memiliki peran sebagai orang yang mengislamkan desa ini yang dulu masih memegang ajaran Hindu Budha.
Menurut buku yang sudah saya baca, Kiai Cepoko Wulung memiliki cara penyebaran yang sama seperti Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu tokoh walisongo. Kemudian terdapat pendapat lain yang berkata bahwa Kiai Cepoko Wulung adalah Sunan Kalijaga yang menyamar atau berganti nama ketika penyebaran agama Islam di tempat lain. Di desa Gedeg sendiri, terdapat makam religius Kiai Cepoko Wulung, Cepoko Sari sebagai istri beliau serta sahabat beliau yaitu Kiai Sulang Bumi. Dimana makam tersebut menjadi tempat ziarah untuk warga Gedeg serta beberapa orang dari luar kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H