Peristiwa kekerasan seksual yang banyak terjadi dengan anak sebagai korbannya, tentu sangat mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian khusus. Menurut laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pencabulan pada anak merupakan kasus kekerasan seksual terbanyak dengan 536 kasus. Stigma yang menganggap bahwa anak usia dini belum pantas mendapatkan edukasi kesehatan reproduksi, berhasil menjadikan pendidikan kesehatan reproduksi anak usia dini menjadi terabaikan dalam berbagai proses pendidikan. Akibatnya, pendidikan kespro yang rendah ini menjadikan anak mudah terjerumus dalam ketidaktahuan mengenai kesehatan reproduksi mereka.
Di TK Laboratorium UM Kota Malang, pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada anak usia dini telah diberikan. Namun, penyampaian materinya masih seputar "bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh" secara lisan sehingga hal tersebut dinilai belum mendalam dan komprehensif. Supaya penyampaian pesan simbolis dapat lebih optimal, diperlukan pemanfaatan media dan alat peraga.Â
Dosen Universitas Negeri Malang, Paramytha Magdalena Sukarno Putri, S.K.M., M.Kes. melakukan pengembangan media Activity and Sound Book untuk memfasilitasi pendidikan seksualitas komprehensif yang mengacu pada "International Technical Guidance Comprehensive Sexuality Education" kepada anak usia dini di TK Laboratorium UM Kota Malang. Kegiatan yang didukung oleh dana hibah internal Universitas Negeri Malang ini dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2023 dengan Bu Paramytha Magdalena sebagai ketua dan juga tim secara luring. Kegiatan ini diawali dengan melakukan koordinasi bersama pihak kepala sekolah dan guru, kemudian membagi para siswa/i TK B menjadi beberapa kelompok kecil.
Media Activity and Sound Book yang terdiri atas 8 komponen materi penting Comprehensive Sexuality Education ini menggunakan pendekatan berbasis hak, transformatif gender dan seksualitas secara holistik baik secara emosional maupun sosial. Pendekatan ini tidak hanya mengulas seputar kesehatan seksual dan reproduksi, tetapi juga terkait gender, relasi, keberagaman, kekerasan, dan hak.
Para siswa di TK Laboratorium UM Kota Malang menunjukkan ketertarikan mereka pada Activity and Sound Book dengan secara antusias selama proses pembelajaran. Pihak kepala sekolah dan guru juga memberikan feedback yang bersifat positif dan membangun. Miss Arum, salah satu guru TK B-Moon menyatakan bahwa buku ini sangat menarik karena terdapat bagian yang bisa dilepas pasang, kemudian terdapat bagian sound book yang jika disentuh pada bagian tubuh tertentu akan mengeluarkan suara apakah bagian tubuh tersebut boleh disentuh atau tidak boleh disentuh.
 "Menurut saya buku ini sangat interaktif dan mudah dipahami oleh anak-anak, terlebih dengan ilustrasinya yang juga bagus", tambahnya. Selanjutnya, Miss Renata dari TK B-Rainbow berpendapat bahwa buku ini sangat bermanfaat bagi anak usia dini, terutama usia 5-6 tahun atau TK B. "Ini sangat mengedukasi sekali, jadi membuat anak-anak tau dan bukuny asangat bagus karena ada suaranya, gambarnya bagus, dan isinya sangat bermanfaat" jelasnya.Â
Dengan adanya pengembangan media edukasi kesehatan reproduksi berupa Activity and Sound Book, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi pada anak usia dini secara lebih komprehensif. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya mengenal bagian tubuh mereka saja, tetapi dapat menghargai keunikan dan perbedaan antara dirinya dan orang lain, serta menerapkan upaya perlindungan diri ketika terjadi kekerasan seksual pada dirinya sendiri maupun orang lain.