Oh tidak ! Apa yang sedang terjadi dalam dunia sepakbola sekarang. Bagi para pecinta sepakbola di eropa khususnya mungkin periode transfer pemain menjadi salah satu moment yang ditunggu –tunggu. Bagi para penggemar sepakbola teruntuk bagi para fans klub-klub eropa mengharapkan tim yang dijagokannya mendatangkan pemain-pemain baru yang dapat memberikan prestasi bagi tim yang akan dibelanya.
Tentu hal ini membuat antusiasme para fans memantau kabar transfer pemain menjadi sangat tinggi. Terlebih dengan perkembangan sepakbola yang modern membuat para klub berlomba-lomba mengumpulkan dana untuk belanja pemain top. Ya pemain top memang dapat membawa perubahan positif bagi suatu tim, kita tahu tim-tim eropa yang berhasil mengumpulkan dana besar dan membelanjakannya pemain pemain kelas dunia seperti C. Ronaldo, Ibrahimovic, Eden Hazard, dan Yaya Toure membuat tim yang mereka bela berhasil mendapatkan prestasi yang dibutuhkan oleh para klub tersebut.
Dengan harga fantastis untuk mereka mendatangkan mereka, sadarkah kita bahwa transfer-transfer mereka lah yang membuat standar harga suatu pemain sekarang menjadi naik akhirnya tim penjual pemain hhebat memiliki cukup uang untuk membeli pemain sebanyak-banyaknya dngan harga yang mahal . Kita tahu seorang James Rodriguez, Luke Shaw, Mangala, Ander Herrera dibeli sangat mahal oleh tim nya masing-masing bahkan belum lagi transfer angel dimaria, david luiz, dan diego costa. Kita tahu mereka –mereka ini adalah pemain yang berkualitas namun apakah dengan mengeluarkan dana sebesar 37,8 juta euro bagi seorang Luke shaw pemuda berusia 19 tahun dari inggris pantas mendapatkan harga pembelian tersebut ? sedangkan Thiery Henry legenda Arsenal dibeli oleh Barcelona hanya dengan 16 juta euro.
Ya memang kalau kita bicara sepakbola modern tak bisa kita pisahkan dengan bisnis global yang menjanjikan, namun dunia bisnis ini pun yang dapat menjadi boomerang bagi permainan sepakbola dimana hal ini dapat memacu kesenjangan dalam tim –tim peserta liga eropa oleh karena itu kebjakan fifa seperti Financial Fair Play harus dijalankan dengan tegas untuk mencegah sepak bola yang tidak seru nantinya. Tidak seru mengapa ? karena akan jarang kita lihat kejutan-kejutan dalam sepakbola apabila tim kecil mustahil mengalahkan tim besar.
Masih banyak kebijakan kebijakan yang patut dipertanyakan bahkan menimbulkan kontroversi terkait transfer pemain di liga-liga eropa. Hal ini seakan-akan menjadi siapa yang sanggup mendatangkan pemain mahal dia akan tampil sebagai juara. Ini yang tidak diinginkan, mengapa ? karena hal ini bisa menghilangkan keindahan sepakbola, karakter sepakbola yaitu fair play, bahkan “keseruan” sepakbola yang dimana pribahasa sebut bola itu bundar, kita tidak tahu pasti siapa yang aka jadi juara selama bola itu bundar. Tapi sepakbola masih ada harapan ketika Diego Simone membawa Atletico Madrid menjadi juara la liga musim lalu begitu pula dengan Borussia Dortmund yang masih memiliki prestasi ketika pemainnya di”grogoti” oleh sang rival, Mereka berhasil mempertahankan filosofi filosofi itu.
Bila kita bandingkan dengan olahraga lain seperti, Formula 1 bahkan sekarang Moto GP yang kehilangan antusiasme tinggi para pecinta nya dikarenakan juara nya sudah terlihat yaitu Sebastian Vettel dan Marc Marquez dan mereka masih muda kemungkinan nya mereka akan tetap merajai olahraga tersebut sehingga menghilangkan nilai “keseruan” suatu permainan itu tadi.
Yang saya pribadi takutkan adalah ketika tim berlomba-lomba memperkaya tim untuk membeli pemain top mereka lupa akan filosofi-filosofi sepakbola nya sehingga liga eropa sudah tak menarik lagi. Kalau liga eropa sudah tak menarik lagi, mari kita tingkatkan antusiasme liga lokal kita (ISL).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H