Pengguna baru yang sebelumnya mendambakan keluarga iPhone 15 untuk software update lebih panjang kini bisa mempertimbangkan Galaxy S24 secara setara. Akan tetapi, jika kalian sudah terlanjur memiliki Galaxy S23 atau mempertimbangkannya karena budget terbatas, beberapa alasan di bawah mungkin mendasari keputusan kalian untuk bertahan di iterasi sebelumnya.
Peningkatan spesifikasi yang tidak terasa di kehidupan sehari-hari
Selama tidak digunakan untuk gaming, perbedaan performa pada satu generasi prosesor flagship tidaklah terasa signifikan. Penambahan lensa telephoto juga bukan sesuatu yang signifikan bagi pengguna dengan kebutuhan fotografi standar, keluarga Galaxy S23 sudah memberikan kualitas yang mumpuni khususnya S23 Ultra. Peningkatan kecerahan maksimal layar juga tidak terasa bagi pengguna yang cenderung menggunakan ponselnya di dalam ruangan dan tidak berjemur di siang hari yang panas.
Peningkatan kapasitas dan kecepatan pengecasan baterai yang tidak signifikan
Samsung hanya menaikkan masing-masing 100 mAh (~3%) dan 200mAh (~4%) kapasitas baterai di varian reguler dan Plus dengan mempertahankan kecepatan pengecasan mereka di 25W dan 45W. Saya meyakini keputusan ini dilakukan cukup untuk mempertahankan daya saing beban melawan iPhone varian setara yang dilawannya.Â
Sayangnya hal ini menunjukkan bahwa Samsung belum bergerak untuk menutup ketertinggalan melawan saudaranya sesama Android dengan pengisian berdaya lebih tinggi bahkan untuk ponsel midrange mereka, khususnya menghadapi ketahanan varian reguler yang lebih pendek dengan kapasitas lebih sedikit.
Gimmick Galaxy AI yang mungkin belum kamu butuhkan
Pengembangan kecerdasan buatan untuk membantu kehidupan sehari-hari terasa menyenangkan dalam jangka panjang, tetapi keberadaannya di Galaxy S24 Series mungkin saat ini belum kamu butuhkan.Â
Fitur Live Translate misalnya, hanya tersedia jika kamu menelpon dengan dialer Samsung alias panggilan telepon biasa melalui operator, bukan panggilan WhatsApp apalagi kebutuhan penerjemahan saat berlibur ke luar negeri. Fitur AI yang membutuhkan tenaga di luar ponsel (baca: Google Cloud) juga diprediksi gratis hanya untuk sementara, paling tidak dua tahun, sebelum menjadi berbayar di kemudian hari.
Software update panjang bukan untukmu
Menjelang ulang tahun kedelapan, Galaxy S7 saya punya segudang masalah. Jangankan Teams, Grab pun tak lagi didukungnya meskipun tertulis di Play Store masih mendukung Lollipop ke atas dan pihak Samsung menyerah karena dukungan software resmi sudah berhenti.Â
Panas dan cepatnya baterai terkuras tidak terhindarkan sehingga ponsel ini di luar rumah hanya cocok digunakan chatting sebentar dan sisanya masuk kantong. Kami masih mempertahankannya sebagai HP cadangan di rumah yang siap sedia dicas dan sekadar digunakan untuk menelpon, WhatsApp, Line, dan Instagram.
Pengguna yang senantiasa membutuhkan performa kelas atas dan ketahanan baterai mumpuni karena banyak berada di luar ruangan, sering berpindah, atau tidak mendapatkan akses stopkontak cukup lama selain di rumah, bukanlah pasar dari software update jangka panjang. Penurunan battery health lebih cepat dari pengguna biasa akan menimbulkan kebutuhan untuk membeli ponsel baru dan unit bekasnya kurang menarik dibeli karena ketahanan baterai yang relatif lebih buruk.