Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memberikan peranan yang sangat besar dalam perekonomian di Tanah Air, bahkan mendapatkan julukan sebagai sokoguru perekonomian. Menurut IDN Times, UMKM telah teruji ketahanannya dalam menghadapi krisis perekonomian di tahun 1998 lalu dan sejak saat itu terus bertumbuh. Hampir seluruh pelaku usaha di sini adalah pelaku UMKM dan kehadiran mereka tidak hanya memandirikan diri, tetapi juga menyerap masyarakat yang lain sebagai tenaga kerja.
Meskipun demikian, perkembangan teknologi beberapa tahun terakhir memberikan peluang sekaligus tantangan untuk pelaku UMKM. Pangsa pasar ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri terbuka tanpa harus mendirikan cabang fisik di mana-mana selama UMKM mau go online, sehingga membuka pendapatan yang lebih besar dengan kebutuhan modal yang tetap terjaga. Menurut catatan We Are Social pada Januari 2023, Indonesia memiliki 213 juta pengguna internet dengan proporsi 49,5% di antaranya menggunakan internet untuk mencari barang dan merek. Demikian pula dengan 167 juta pengguna jejaring sosial di Indonesia, 50,4% di antaranya juga mencari barang dan merek di sana. Asalkan punya internet dan kemampuan mengoperasikan sistem perdagangan online, modal kecil dan operasional di satu tempat bisa membuka peluang besar paling tidak ke daerah-daerah lain di Indonesia. Tidak heran, sudah jutaan pelaku UMKM go online terlebih setelah adanya pandemi COVID-19.
Dengan adanya peluang ini, UMKM pun masih menghadapi masalah besar dalam menghadapi permintaan yang cukup untuk membuat bisnisnya jadi menguntungkan. Tidak jarang pelaku UMKM berjuang keras melebarkan sayapnya ke berbagai media, baik platform e-commerce maupun jejaring sosial. Mulai dari sekadar menaruh produk di katalog, berpromosi di jejaring sosial dengan audio, video, sampai live streaming, juga menaruh berbagai penawaran menarik untuk merangsang kedatangan pelanggan. Masalah berikutnya datang ketika banyak platform yang harus dikelola, apalagi penjualan yang bukan melalui platform e-commerce membutuhkan penanganan lebih besar terkait proses pengiriman.
Apapun yang terjadi, pelanggan berhak mendapatkan barangnya terkirim dengan tepat waktu, cepat, aman, selamat, dan berbiaya terjangkau. Agar tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga pengelola dan proses operasional bisnis tetap berjalan lancar, aplikasi KiriminAja hadir dan tidak membutuhkan biaya pendaftaran untuk bisa digunakan oleh para pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Terhubung dengan banyak penyedia jasa ekspedisi, bahkan termasuk yang difasilitasi oleh ojek online menjadi keunggulan pertama untuk para pelaku UMKM bisa menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia. Tarif yang ada di KiriminAja langsung dari ekspedisi sehingga tidak ada biaya tambahan dan pelaku usaha dapat mengambil kesempatan terbaik dalam memberikan ongkos kirim termurah kepada pelanggannya. Aplikasi dijamin uptime terus sehingga bisa diandalkan kapan saja dengan tim teknis yang siap memberikan dukungan tanpa libur.
Pelaku usaha akan dimudahkan agar tidak perlu bolak-balik cabang ekspedisi dengan adanya fitur untuk meminta pihak ekspedisi melakukan penjemputan (pickup) paket dari lokasi usaha. Bagi pelaku usaha yang telah melalui proses verifikasi data oleh KiriminAja, terbuka fitur untuk memfasilitasi proses cash on delivery (CoD) yang aman sebagai salah satu solusi pembayaran dari pelanggan. Uang akan diterima oleh penjual dalam kurang dari 24 jam setelah penerimaan paket oleh pembeli dan pelaku usaha yang memenuhi ketentuan dapat memanfaatkan fitur CoD Advance untuk menerima 50% dana lebih awal. Untuk paket yang tidak langsung sampai ke penerima pada pengantaran pertama, ada fitur undelivery sehingga paket bisa diantar ulang. Tersedia pula fitur retur untuk mengembalikan barang kepada penjual.