Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mewujudkan Ekonomi Inklusif untuk Kaum Pemuda, Wanita, dan Penyandang Disabilitas dalam Bekerja dan Berwirausaha

22 Juli 2022   19:05 Diperbarui: 24 Juli 2022   22:00 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi inklusif mewujudkan kehidupan sejahtera untuk semua, termasuk wanita, pemuda, dan kaum difabel. Foto: Mathieu Stern / Unsplash

Presidensi G20 yang tahun ini diamanahkan kepada Indonesia mendatangkan peluang dan tantangan. Kita berkesempatan menorehkan sejarah kemajuan bangsa yang signifikan dengan usaha untuk mengedepankan isu-isu prioritas dan dukungan regulasi, pendanaan, serta transfer ilmu dari negara tetangga. 

Di saat yang sama, mata dunia juga tertuju pada bagaimana usaha kita sejauh ini untuk menangani isu-isu prioritas tersebut dan menjalankan presidensi ini dengan baik pula. Akan tetapi, apakah ini semua membawa dampak positif untuk perempuan, pemuda, dan kaum difabel?

Tantangan mewujudkan ekonomi inklusif

Mewujudkan digitalisasi yang merata dapat membantu kaum difabel dalam mendapatkan peluang untuk bekerja. Foto: Life Health Care
Mewujudkan digitalisasi yang merata dapat membantu kaum difabel dalam mendapatkan peluang untuk bekerja. Foto: Life Health Care

Isu sensitif yang selalu menjadi fokus perhatian adalah ekonomi. Mewujudkan kemajuan tidak berarti tanpa berkurangnya kesenjangan dan menjadikan kesejahteraan itu merata. Hal ini semakin menantang jika berbicara mengenai perempuan yang terlibat lebih banyak soal rumah tangga setelah menikah, pemuda dengan jam terbang yang relatif rendah, dan kaum difabel dengan keterbatasan yang dimiliki.

Perempuan memiliki potensi besar untuk maju dan berkembang. Akan tetapi, peran sebagai ibu setelah menikah, khususnya jika perlu sepenuhnya mengurus rumah dan anak, cukup menyulitkannya untuk bekerja dan dari sini akses terhadap pengetahuan, keterampilan, serta informasi keuangan mulai berkurang. Terlebih lagi, terdapat sebagian di antara mereka dengan tingkat pendidikan yang tidak optimal karena dirasa tidak terlalu penting untuk perempuan.

Semangat ekonomi inklusif memperkenalkan materi keuangan yang bisa diakses melalui internet untuk menjangkau ibu-ibu kapan saja dan di mana saja. Ketika mereka mengerti cara mengelola uang, konsumsi bisa dikendalikan, sisa uang bisa ditabung di instrumen yang tepat, dan memanfaatkan kemampuan mereka untuk memulai usaha kecil dengan bantuan platform e-commerce. Usaha bisa dilakukan sambil mengurus runah tangga melalui smartphone untuk membantu perekonomian keluarga dan tidak membatasi karya mereka. Peluang ini juga terbuka untuk pemuda dan kaum difabel.

Selain berwirausaha, digitalisasi memungkinkan sebagian pekerjaan dilakukan dari mana saja, baik terkait instansi tertentu maupun sebagai pekerja lepas. Hal ini membuka peluang bagi perempuan dan kaum difabel meraup pendapatan tanpa terhalang kebutuhan berkantor. Pemuda di daerah juga dapat mencari uang sambil tetap melanjutkan studi sekaligus mencari pengalaman melalui magang sebelum mulai bekerja atau berwirausaha.

Usaha untuk mendukung terselenggaranya ekonomi inklusif

Pelatihan penggunaan internet memampukan masyarakat merasakan manfaat digitalisasi dan terhindar dari risiko digital. Foto: Desa Sidetapa
Pelatihan penggunaan internet memampukan masyarakat merasakan manfaat digitalisasi dan terhindar dari risiko digital. Foto: Desa Sidetapa

Tidak semua orang bisa langsung merasakan manfaatnya terkait akses terhadap internet. Pemerintah berusaha memperluas akses internet cepat ke seluruh Indonesia dan tokoh masyarakat membantu membantu sesamanya untuk bisa menggunakan perangkat pintar. Selain itu, Pemerintah bersama badan usaha juga membentuk perekonomian yang lebih inklusif.

Pekerjaan kini lebih terbuka terhadap perempuan, pemuda, dan kaum difabel. E-commerce dan freelance platform mempersilakan siapa saja untuk mencari peruntungan tanpa mengenakan biaya pendaftaran. Lembaga keuangan mempermudah masyarakat dalam memperoleh pinjaman dengan syarat yang lebih ringan dan bisa dilakukan sekalipun tidak memiliki rekening perbankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun