Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tidak Panik Sampai Mengurangi Konsumsi Barang Impor, Inilah Cara Cerdas Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

4 April 2020   23:42 Diperbarui: 4 April 2020   23:57 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak membeli persediaan berlebihan

Foto : Kompas.com
Foto : Kompas.com

Tak ada yang tahu pasti kapan pandemi berakhir. Di Indonesia, prediksinya beragam mulai dari akhir Mei sampai akhir September. Untuk barang impor, ketidakpastian lebih besar mengingat kita juga bergantung pada kondisi di negara tetangga, bahkan ada yang sudah bersiap untuk kondisi terburuk hingga tahun depan.

Apa yang hendak dilakukan? Untuk mengurangi tindakan keluar rumah, membeli lebih banyak persediaan tentu lebih baik selama tidak berlebihan dan tidak menyebabkan uang habis. Tindakan panic buying dapat memicu kesulitan keuangan pribadi sampai harus meminjam ketika pendapatan pun tak pasti, belum lagi jika dilakukan oleh banyak orang dapat memicu ketidakseimbangan permintaan-penawaran. Ketika sulit mengajukan pinjaman perbankan berjaminan dalam kondisi sekarang, kesulitan likuiditas umumnya diselesaikan dengan pinjaman daring berbunga tinggi, sungguh memberatkan.

Pedagang akan mengambil kesempatan untuk menaikkan harga sehingga tercipta inflasi yang tidak terkendali, sedangkan inflasi penting dalam menjaga stabilitas makroprudensial. Jadi, berbelanjalah secukupnya, tak perlu sampai akhir tahun apalagi untuk tahun depan.

Tolak membeli barang dengan harga tak wajar

Dokpri
Dokpri

Kebutuhan masker, hand sanitizer, dan beras meningkat tajam selama pandemi sehingga harganya naik melebihi batas kewajaran. Mengingat tidak ada batas atas resmi untuk harga masker dan hand sanitizer, penimbun berlomba menaikkannya. Misalnya, jika biasanya Rp15.000 cukup untuk menebus satu boks masker, kini cukup hanya untuk menebus selembar.

Kenyataan lebih parah terjadi untuk beras. Meskipun kelompok beras premium telah ditetapkan HET oleh Pemerintah, tetap saja bertebaran penjual daring dengan harga jauh di atasnya. Solusinya, jangan membeli dari mereka dan jika perlu laporkan kepada pengelola e-commerce. Jika membutuhkan masker, tidak sedang sakit, dan hanya berniat memakainya untuk di dalam rumah serta sedikit keluar mengambil paket kiriman, saya menyarankan Anda untuk membeli masker kain yang lebih murah.

Jangan asal berbelanja daring, pastikan Anda membeli di toko resmi sang produsen atau distributor. Jika tak menemukannya, Anda bisa membeli dengan harga normal melalui bantuan jasa belanja seperti Go-Shop dengan total biaya yang tetap lebih murah.

Mengontrol keinginan, khususnya terhadap barang impor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun