Meskipun demikian, jika bisa tidur lebih cepat, tentunya saya akan memilih untuk tidur lebih cepat karena bagaimanapun juga waktu istirahat yang cukup itu sangat diperlukan. Saya tidak takut lagi masuk angin meski harus berjalan kaki di luar ruangan atau berpindah-pindah moda transportasi umum, bahkan dengan pakaian tipis sekalipun tanpa menggunakan jaket.
Ketika harus menghadiri kegiatan di luar kota yang diadakan dari pagi sampai malam dengan jam makan yang tidak teratur dan potensi tingkat stres yang tinggi, saya selalu membawa stok Tolak Angin untuk dikonsumsi sejumlah tiga sachet per hari, ketika bangun tidur, sebelum makan siang, dan sebelum makan malam.Â
Tolak Angin efektif mengontrol tingkat stres dan masalah lambung yang saya miliki tidak kambuh karenanya. Melakukan hal ini terbukti membuat saya mampu bertahan dalam kondisi tersebut hingga sebelas hari ketika saya berkegiatan di sebuah hotel di pinggir pantai Kota Batam, terbalik dibandingkan pengalaman tiga tahun sebelumnya di Medan saya harus keok di hari keempat dan meminta bantuan tim medis akibat lupa mengonsumsi Tolak Angin. Tolak Angin mampu menghilangkan rasa sakit kepala yang saya miliki akibat tak terbiasa dengan angin pantai.
Misalnya saat pulang kampung ke Belitung saat liburan akhir tahun, banyak sekali rumah makan yang tutup sehingga saya harus menghabiskan waktu untuk berputar-putar sampai mendapatkan rumah makan yang buka, mulai dari merasa sedikit lapar sampai maag sangat sakit jika tidak mengonsumsi Tolak Angin.Â
Saya pun tidak khawatir untuk mengonsumsi makanan yang digoreng meskipun memiliki masalah dengan tenggorokan karena Tolak Angin mampu meredakan radang tenggorokan dan membuatnya adem kembali jika saya segera mengonsumsinya setelah saya menghabiskan makanan tersebut.Â
Destinasi wisata tertentu juga memiliki jarak yang cukup jauh dari rumah makan terdekat, belum lagi antrean dan waktu tunggu yang tergolong lama karena penumpukan pengunjung. Saya tidak perlu khawatir masuk angin karena rutin mengonsumsi Tolak Angin dan saya bisa pulang ke Jakarta dalam kondisi prima. Jika biasanya saya akan merasa sakit pada bagian telinga dan kepala selama berada dalam penerbangan sampai beristirahat atau membaca terasa sulit, Tolak Angin membuat saya merasa biasa saja seperti ketika saya beraktivitas atau duduk di rumah.
Sampai hari ini, saya masih teratur mengonsumsi Tolak Angin dan harganya masih tetap terjangkau seiring perjalanan waktu, sekitar tiga ribuan per sachet.Â
Tidak hanya saya, teman-teman pun rutin mengonsumsinya dan kami seringkali saling meminta ketika persediaan kami habis dan kami lupa membelinya lagi. Meskipun demikian, membeli Tolak Angin itu sebenarnya tidaklah sulit, bisa dibeli di warung, minimarket, supermarket, apotek, bahkan secara daring langsung dari Sido Muncul Store.
 Tolak Angin terbukti tak hanya berkhasiat untuk menangani masuk angin, dalam kasus saya juga mampu mengendalikan tingkat stres, sakit maag, sakit kepala, radang tenggorokan, dan mabuk perjalanan. Jika hidup sehat tanpa sering masuk angin dan harus membatasi diri dalam berkegiatan itu bisa dilakukan dengan mudah dan biaya yang murah, kenapa harus mengatakan tidak? Orang pintar minum Tolak Angin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H