Pertama kali saya merasakan layanan GO-FOOD pada pertengahan 2016, itu pun karena seorang teman membagikan tautan referral voucher ketika saya memang sangat membutuhkan makanan di rumah, tidak ada bahan makanan sama sekali, dan malas keluar rumah. Baguslah, saya tidak perlu membayar biaya antar, begitulah pengalaman pertama saya bersamanya. Lama-kelamaan, saya semakin sering menggunakan layanan GO-FOOD.Â
Ketika sedang sendiri di rumah, tidak ada makanan tersaji, tidak ada stok bahan makanan, dan pekerjaan sedang menumpuk, saya memilih untuk memesan masakan rumah makan yang tak jauh dari rumah. Ketika sedang berkumpul bersama keluarga atau rekan, kami memilih untuk memesan camilan yang dijual oleh para rekanan dan rasanya cukup malas bagi kami untuk menjangkaunya sendiri.
Â
Tidak seperti layanan serupa dari kompetitor, pihak GO-JEK menerapkan batas jarak yang lebih jauh antara lokasi pemesan dan tempat makan. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi pelanggan GO-FOOD, kami memiliki lebih banyak pilihan dan manfaat layanan pesan antar benar-benar terasa, bukan hanya untuk membeli makanan dari tempat makan dekat lokasi kami.Â
Banyak pilihan, sampai jumpa pada bosan dengan makanan yang itu-itu saja, dan tidak perlu susah payah mencari referensi serta lokasi tempat makan. Ketika kami mendapatkan informasi mengenai sebuah tempat kuliner Nusantara atau kuliner kekinian yang lokasinya cukup jauh, kapasitas tempatnya terbatas untuk makan di sana, dan/atau kondisi perparkirannya kurang memungkinkan, kami bisa meminta bantuan dari mitra pengemudi untuk memesan dan mengantarkannya selama kami bersedia menunggu dan tentunya membayarkan biaya layanan yang sesuai.
Â
Mitra tempat kuliner merasakan keuntungan yang jauh lebih luas dibandingkan terhadap kami. Mereka tidak perlu berinvestasi perangkat telepon, sepeda motor, dan tenaga pengantar untuk melayani pelanggan yang tak bisa datang langsung. Mereka tidak perlu turun ke jalan dan membagikan brosur kepada prospek pelanggan karena aplikasi GO-FOOD memberikan kesempatan untuk berpromosi secara langsung, menunjukkan jati diri kepada para pelanggan berdasarkan jarak dan/atau jenis makanan yang dijual, dan menjajakan makanan dengan menuliskan nama dan deskripsi serta memberikan ilustrasi yang sesuai.Â
Mereka tidak perlu khawatir prospek penjualan mereka terbatas karena GO-FOOD memberikan batas jarak yang lebih jauh antara lokasi mereka dengan para pelanggan. Uang pendapatan pun bisa langsung mereka dapatkan ketika mitra pengemudi datang untuk membeli makanan, tidak perlu menunggu makanan sampai di tangan pelanggan. Dengan demikian, layanan pesan antar bisa disediakan oleh seluruh pengusaha kuliner, bahkan yang berskala kecil atau menengah sekalipun.
Â
Beberapa inovasi kuliner Nusantara yang pernah saya pesan melalui GO-FOOD adalah :
- Ayam Geprek Bensu, produk dari usaha artis Ruben Onsu yang menggabungkan ayam goreng tepung, sambal geprek, dan topping kekinian berupa saus telur asin atau keju leleh. Salah satu cabangnya di Jakarta Utara hanya menempati sebuah tenda di tempat parkir kawasan ruko, tidak terlalu luas dan hanya cukup untuk tempat memasak para pegawainya. Melihat tempatnya, tentu Anda tak ingin makan di sana. Akan tetapi, kok bisa laku keras ya? GO-FOOD memudahkan pelanggan untuk bisa menikmatinya di tempat nyamannya masing-masing tanpa mengharuskan mereka datang ke tempat. Ini menjadi bukti bahwa usaha kuliner yang sukses tidak harus bermodal besar dengan tempat dan fasilitas mumpuni, tetapi cukup dengan dedikasi untuk menciptakan makanan enak dan inovatif serta kerja sama dengan GO-FOOD.
- Martabakku Menteng, mengombinasikan resep martabak manis dan telur yang sudah lama dijajakan dengan rasa yang lebih kekinian, bentuk yang unik, dan beberapa di antaranya mencakup kebanggaan Nusantara, seperti : martabak roll pandan, martabak manis rasa kopi, martabak marshmallow, martabak telur rasa rendang dengan keju mozzarella leleh. Pergi langsung ke sana dengan membawa kendaraan pribadi membuat kami pusing mau parkir di mana, naik angkutan umum pun kami bingung mau naik apa. Dengan GO-FOOD, kami tinggal duduk manis menunggu martabak tiba.
 Dengan memesan makanan melalui GO-FOOD, kami tidak perlu menghabiskan waktu di jalan, menunggu pelayan membereskan meja, dan menunggu juru masak menyajikan makanan. Kami tidak harus makan di tempat makan dan menyediakan waktu khusus untuk makan, kami bisa makan sambil menyelesaikan pekerjaan, berdiskusi, atau menikmati tayangan favorit bersama-sama. Biasanya, di rumah, tayangan yang kami nikmati bersama sambil makan adalah siaran langsung balap MotoGP atau Formula 1.Â
Cukup memilih makanan yang diinginkan melalui layar ponsel pintar, mengetik alamat lengkap, memberikan keterangan tambahan terkait selera atas rasa makanan yang akan dibeli, dan tak perlu lama untuk menunggu makanan yang dibeli datang. Jika barang habis atau terjadi perbedaan harga, mitra pengemudi akan memberitahukan dan keputusan kembali ke tangan kami, tidak dipaksa untuk melanjutkan transaksi. Tak lupa pengemudi mengonfirmasikan keterangan tambahan dan menawarkan kesempatan untuk menambah pesanan yang terlupakan.Â
Bahkan berdasarkan pengalaman pribadi, makanan dari tempat yang berjarak sembilan km bisa sampai di tempat dengan waktu kurang dari lima puluh menit dengan kemasan dan peletakan makanan yang masih sangat rapi serta makanan yang terasa masih segar seperti ketika baru saja selesai dibuat. Ongkos kirimnya? Saat itu, hanya Rp9 ribu, luar biasa! Jika saya pergi sendiri dengan sepeda motor, saya harus mengeluarkan Rp7 ribu dengan harga BBM dan tarif parkir saat itu, itu belum termasuk waktu dan rasa capek yang harus saya keluarkan. Keren kan? Dengan angkutan umum, mungkin saya harus mengeluarkan lebih banyak lagi. Dua jari jempol untuk GO-FOOD!
Â
Setelah selesai menyantap makanan, kami bisa memberikan penilaian berupa bintang dan komentar yang kini tak hanya ditujukan bagi pelayanan si pengendara, tetapi juga mencakup kualitas makanan dan penyajian oleh mitra kuliner. Sekali lagi, di sini mitra pengusaha mendapatkan keuntungan di mana mereka terus menerima umpan balik untuk memperbaiki diri, maju, dan berkembang. Tak heran jika saya pergi ke tempat makan baru, khususnya yang didirikan oleh kaum muda atau kelompok UMKM, mereka selalu antusias ingin segera mencatatkan diri di layar aplikasi GO-FOOD.
Â
Ada hal lain yang membuat saya senang memesan makanan di GO-FOOD, yaitu layanan pembayaran non-tunai GO-PAY. Sejauh ini, manfaat yang saya rasakan adalah diskon biaya antar di sebagian besar mitra kuliner GO-FOOD dan kecepatan pelayanan tanpa harus sibuk mencari uang tunai yang pas atau menunggu mitra pengemudi mendapatkan uang kembalian.Â
Pengisiannya pun cukup mudah karena bisa dilakukan dengan berbagai metode, berlangsung dua puluh empat jam secara penuh, dan minimalnya hanya Rp10 ribu. Berita baiknya lagi, "sejelek" apapun harga yang harus dibayar, kita pasti bisa membayarnya dengan tepat sehingga tidak ada yang dirugikan. Mitra pengemudi yang mendapatkan pesanan kita tidak perlu khawatir kita mengerjai mereka atau tak mampu membayar pesanan karena saldo untuk membayar sudah dikunci oleh pihak GO-PAY.Â
Jika melakukan transaksi dalam nilai yang cukup besar, mitra pengemudi tak perlu takut untuk membawa-bawa uang pembayaran kita di perjalanan karena semuanya langsung masuk ke saldo akunnya. Setelah transaksi selesai, tak lupa GO-POINTS yang bisa dimanfaatkan untuk bertransaksi lagi. Jika puas dengan layanan mitra pengemudi, kita bisa memberikan sedikit tips melalui GO-PAY. Jujur, sampai hari ini saya belum pernah menukarnya ketika paman saya sudah beberapa kali menukarnya dengan layanan gratis GO-JEK. Tentunya, sangat menguntungkan.
Â
Baru-baru ini, saya menyaksikan iklan komersial di GO-PAY yang menayangkan fitur "Scan QR" untuk pembayaran di mitra kuliner konvensional. Artinya, layanan ini bisa digunakan untuk makan langsung di tempat dan ini adalah inovasi terbaru dari GO-PAY. Lagi-lagi kemudahan ini memberikan manfaat bagi pelanggan dan mitra kuliner.
- Pelanggan cukup membawa ponsel dengan saldo yang cukup dan koneksi internet untuk bisa bertransaksi, tak perlu membawa dompet, menarik uang tunai, takut salah memberikan uang, menunggu kasir menghitung uang, dan membawa pulang uang lecek serta koin hasil kembalian.
- Kasir mitra kuliner tidak perlu pusing untuk menukar uang, menyediakan kembalian dalam berbagai nominal, dan takut akan keamanan stok uangnya dari kehilangan, pencurian, atau kesalahan perhitungan.
- Pengelola mitra kuliner tidak perlu pusing untuk melakukan pencatatan terhadap pendapatan atau menyetor uang ke rekening bank. Catatan tersedia di menu "history" dan fitur penarikan uang ke rekening bank tersedia di menu "withdraw". Semua kemudahan bisa dirasakan dengan biaya sangat rendah tanpa mengharuskan mereka membeli perangkat khusus dengan harga mahal.
Itulah semua pengalaman saya mencicipi kuliner Nusantara dan kuliner kekinian bersama layanan GO-FOOD. Semoga, kiprah GO-FOOD, GO-PAY, dan Hari Kuliner Nasional (program yang dilaksanakan di beberapa kota bulan Mei lalu dengan pilihan cita rasa dan voucher diskon yang luar biasa banyak, sayangnya saat itu tak sempat ikut berpartisipasi) bisa terus berulang, berlanjut, dan menjangkau lebih banyak lagi mitra pengusaha kuliner (khususnya UMKM) di berbagai wilayah di Indonesia dalam menyediakan wadah promosi, penjualan, pembayaran, dan layanan pesan antar sehingga mereka bisa berfokus meningkatkan kualitas menu makanan, memperluas basis konsumen, dan menambah pendapatan tanpa harus mengeluarkan modal besar, berinovasi dalam dunia teknologi, dan mengurus terlalu banyak hal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H