Dibandingkan beberapa tahun lalu, tentu Kompasianers akan menemukan kehadiran bank Syariah jauh lebih mudah ditemukan. Lebih banyak bank menghadirkan pelayanan berbasis Syariah, popularitasnya lebih tinggi, dan jumlah nasabahnya telah meningkat. Bank Muamalat, Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, BCA Syariah, dan Bank CIMB Niaga Syariah adalah beberapa contoh bank Syariah yang sudah dikenal di masyarakat. Meskipun demikian, bank Syariah belum menunjukkan peran yang signifikan di negeri ini di tengah kondisi prospek pasar yang sebenarnya sangat besar bahkan jauh lebih besar dari banyak negara di dunia. Nah, bagi Anda yang juga belum menjadi bagian dari bank Syariah, kenali dulu yuk sebelum memutuskan apakah akan ikut dalam pengalaman serunya berbank Syariah. Selamat membaca.
Pelayanan kompetitif dan memenuhi kebutuhan nasabah
Bank Syariah bukan hanya menarik minat mereka yang sebelumnya belum memiliki rekening dan tidak tertarik dengan konsep perbankan konvensional, melainkan juga mereka yang sudah memiliki rekening perbankan konvensional. Tidak hanya soal prinsip yang berdasarkan pada bagi hasil dibandingkan bunga, nasabah juga memerhatikan jenis layanan yang disediakan, kemudahan bertransaksi melalui teknologi, bagi hasil simpanan dan kompensasi pinjaman yang lebih menarik, serta biaya layanan yang dibebankan.Â
Jika pengelolaan simpanan dalam menggelontorkan pinjaman produktif, bagi hasil kepada nasabah meningkat berdasarkan persentase pada akad yang sudah disepakati. Jika terjadi kerugian dalam pengelolaan, bank tidak harus membayar bagi hasil dan nasabah ikut menanggung kerugian sehingga stabilitas modal bank bisa terjadi dan tidak mudah goyah. Soal kompensasi pinjaman, bank Syariah menetapkan persentase yang lebih bersahabat karena tidak berfokus pada mendulang laba sebesar-besarnya dan berhitung atas spekulasi. Promosi dilakukan secara jelas dan besar angsuran lebih pasti.
Bank Syariah hadir memberikan layanan yang kurang lebih sama lengkapnya dengan bank konvensional baik dalam bentuk simpanan, pinjaman, maupun lalu lintas pembayaran. Bagi mereka yang berniat beribadah ke Tanah Suci, bank Syariah memiliki program menabung untuk mewujudkan niat baik ini. Bagi mereka yang mengalami kesulitan finansial dan memiliki logam mulia, mereka bisa menggadaikan emas tersebut kepada bank Syariah.
Statistik yang belum memuaskan
Layanan boleh lengkap dan kompetitif, tetapi statistik belum menunjukkan pergerakan yang memuaskan. Pada 2015, salah satu berita Bisnis.com mencatat bahwa nasabah bank Syariah di Indonesia baru mencapai 18,75 persen dari total nasabah semua jenis bank. Menurut data Global Advisors Islamic Finance Outlook Report pada 2016, tidak ada satu pun bank Syariah di Indonesia yang menempati lima bank terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset. Menurut data World Economic Forum pada 2015, persentase aset perbankan Syariah di Indonesia dibandingkan global hanya menempati peringkat ke-7 sebesar 3,8 persen, jauh dari pemimpin yaitu Arab Saudi di level 31,7 persen dan saudara sesama negara ASEAN yaitu Malaysia di level 16,7 persen.
Kemudahan bertransaksi
Penggunaan gawai untuk bertransaksi memang sudah marak di kalangan nasabah perbankan Syariah. Transfer ke rekening di bank yang sama dan antarbank secara realtime bisa terlaksana dengan lancar melalui SMS dan internet, bahkan ketika beberapa bank konvensional masih belum memiliki seluruh fiturnya untuk digunakan oleh nasabah. Ini sangat penting di tengah aktifnya bisnis daring dan belanja daring.
Kehati-hatian dalam bertransaksi
Beberapa bank Syariah memiliki kode bank yang sama dengan unit konvensionalnya untuk transfer antar bank. Sebaliknya, beberapa juga memiliki sistem yang sepenuhnya terpisah sehingga kode banknya pun berbeda. Dalam bertransaksi dengan pihak lain, perlu memberitahukan nama bank dengan jelas dan kode banknya. Untuk itu, ketika baru membuat rekening, nasabah harus dijelaskan dengan sangat baik oleh perwakilan bank Syariah.
Kerja sama dengan pengelola bisnis daring
Sudah umum bagi bank konvensional untuk menjalin kerja sama dengan bisnis daring paling tidak sebagai saluran pembayaran, bahkan beberapa di antaranya juga menjalin kerja sama khusus untuk memberikan diskon eksklusif kepada para nasabah. Sayang, lagi-lagi saya belum pernah menemukan ada pengelola bisnis daring yang memberikan salah satu rekening bersamanya di bank Syariah, mungkin karena nasabah bank konvensional masih jauh lebih banyak.
Di sinilah bank Syariah harus bergerak untuk memperkecil ketertinggalan. Bank Syariah menjalin kerja sama dengan penyediaan rekening bersama dan/atau mesin EDC di toko-toko tertentu, misalnya di Hijabenka dan Muslimarket.