Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Jogja Cerdaskan Indonesia, Taofan Wijaya

5 Januari 2016   16:39 Diperbarui: 5 Januari 2016   16:56 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potret diri Taofan Firmanto Wijaya, sebagaimana terunggah sebagai foto profil di akun Facebooknya, sumber : akun Facebook tokoh

Taofan Firmanto Wijaya, seorang anak muda asal Jogjakarta lulusan jurusan Ilmu Filsafat Universitas Gajah Mada tahun 2009, bersama-sama dengan anak muda lainnya memberikan kontribusi untuk bidang pendidikan dan kemanusiaan tanah air melalui komunitas yang mereka dirikan lima tahun lalu, Komunitas Jendela.

Taofan sebagai Pendiri Komunitas Jendela
Pada 11 Maret 2011, Taofan dan beberapa anak Jogja lainnya mendirikan Komunitas Jendela dengan pilot project di Shelter Gondang 1 Cangkringan Merapi. Komunitas ini memberikan pendidikan alternatif kepada anak-anak sekitar melalui perpustakaan di mana buku-buku merupakan jendela untuk menatap berbagai wawasan. Anak-anak tersebut dapat membaca buku di perpustakaan tersebut secara gratis.

Harapannya, perpustakaan ini dapat membentuk pribadi yang mandiri dalam melakukan pembelajaran. Kehadiran para relawan Komunitas Jendela bertujuan untuk membentuk jiwa kepemimpinan anak-anak melalui pendidikan dan perhatian yang mereka berikan. Tidak hanya menjadi pendiri, Taofan juga menjadi koordinator relawan angkatan pertama.

Di awal pendirian, Taofan bersama relawan lainnya sibuk melakukan rekrutmen terhadap relawan baru dan mengumpulkan buku-buku dari para donatur untuk mengisi perpustakaan di Merapi. Mereka sempat bekerjasama dengan Sampoerna Foundation dan komunitas di Kaliadem untuk memberikan kegiatan kepada anak-anak di lima titik lainnya sekitar shelter sebelum berfokus pada pilot projectnya.

Untuk memberikan pengetahuan baru kepada anak-anak, Komunitas Jendela angkatan pertama melakukan kerjasama dengan program internship UGM dan program "Dari Hati" Trans7.

We are not just building a library, we are building the future
Kalimat di atas menjadi tagline komunitas yang dicetuskan oleh Taofan. Pembangunan perpustakaan mungkin dianggap hal yang sepele, sederhana. Akan tetapi, dia yakin jika dilakukan dengan sungguh-sungguh di berbagai tempat maka akan menyelamatkan masa depan anak bangsa.

Hari ini, Taofan memang tidak lagi menduduki jabatan strategis di komunitas ini, namun masih tetap bergerak bersama relawan Komunitas Jendela lainnya mendidik anak bangsa. Komunitas Jendela kini tidak hanya memberikan pengaruh di Jogjakarta, juga di Jakarta dan Bandung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun