Tidak perlu banyak biaya, simple dan bebas, siapa yang tidak merasakan hal tersebut saat menggunakan internet. Itulah sebabnya media baru ini sangat disenangi hampir seluruh orang di dunia. Berbagai informasi baik itu berita, gossip terbaru bahkan informasi mengenai harga pangan pun tak perlu lagi susah-susah mencari atau bertanya-tanya. One click, dan anda mendapatkan semua informasi yang anda butuhkan. everyone loves internet dan ya, begitu pula kita warga negara Indonesia. Bahkan menurut kominfo sendiri, negara kita yang terkenal sebagai negara dengan segala kekayaan sumber daya alam ini menempati urutan ke 6 sebagai negara pengguna internet terbanyak sedunia, setelah Tiongkok, Amerika Serikat, India Brazil dan Jepang. (Kompas.com,2014 ).
Begitu banyak yang diakses dan tak menutup kemungkinan juga salah satunya adalah portal berita. Jumlah portal berita di indonesia sendiri juga terbilang banyak. Terdapat sekitar ratusan portal berita dan hampir sebagian besar dimiliki oleh media konvensional. Cukup menjadi bukti dunia jurnalistik pun akhirnya merambat ke dunia media baru.
Namun, tidak semua informasi yang anda dapatkan di media online bisa di sebut informasi yang akurat, berita, atau hoax sekalipun. Produk jurnalisme tetap sama baik itu di media baru atau media konvensional. Etika yang sama, nilai berita yang sama cara mencari berita yang sama.Mungkin yang berbeda tetap hanya bentuk fisik dan cara mendapatkannya. Jika ada mungkin beberapa dari anda yang bercita-cita menjadi jurnalis online mungkin ada beberapa hal yang harus anda perhatikan saat menyebarkan informasi di media baru.
Bukan paling banyak, tetapi yang paling sering terjadi adalah pertama, tindakan plagiarisme. Co-pas tanpa atribusi atau informasi mengenai sumber baik teks atau foto, tanpa permisi. Mungkin terlihat sepele, tetapi perlu diingat bahwa ‘all creators own their own work’. Menghargai terlihat sepele tidak ada apa-apanya tetapi menjadi berarti bagi si pemilik/ pencipta konten yang anda ambil. Lalu bagaimana dengan mencantumkan link? Apakah hal tersebut bisa membuat seseorang terhindar dari plagiasi ketika mengambil konten dari link tersebut? Jika anda mengarahkan kepada link yang benar dan asli, ya anda tidak melakukan plagiasi. Link yang anda cantumkan bisa juga membuat para pembaca membuka website lainnya untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan hal tersebut bukan plagiasi.
Kedua, tidak transparan. Jika anda jurnalis atau bercita-cita menjadi jurnalis online mungkin, jangan pernah menyembunyikan apapun dari pembaca atau viewers adna. Jika anda memiliki hubungan dengan informasi yang akan anda beritakan, ceritakan dalam berita. Bersikap transparansi, merupakan hal yang utama untuk mendapatkan kepercayaan pembaca anda.
Yang ketiga adalah sikap independen. Jurnalis terpandang sebagai sosok yang profesional dalam menuliskan atau memberitakan informasi mengenai beberapa hal, tidak heran banyak dari berbagai pihak ingin di beritakan oleh jurnalis apapun, konvensional dan online. Hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan menciptakan ikatan ‘bisnis’ secara tidak langsung. Uang, hadiah, apapun pasti akan didapatkan oleh jurnalis dari politikus, perusahan-perusahaan dan sebagainya. Ketika anda menjadi jurnalis, pemberian-pemberian tersebut tidak seharusnya anda terima. Sebaiknya anda kembalikan atau donasikan untuk mereka yang tidak mampu, setidaknya dari situlah anda mempertahankan indenpendensi anda terhadap profesi yang anda tekuni. Jika anda tetap menerima, anda bukanlah seorang jurnalis melainkan seseorang yang hanya mengiklankan politikus atau perusahaan-perusahaan tersebut, bukan memberitakan informasi kepada masyarakat.
Keempat adalah verifikasi. Mungkin anda sering mendengar “check it out then tell the truth”,”Check dan re-check” dan sebagainya. terdengar sepele mungkin, tapi verifikasi merupakan elemen terpenting dalam kegiatan jurnalisme. Ketika anda mendapatkan informasi, akan lebih baik ketika anda menerapkan sikap “beneran gak nih?”. Tidak langsung percaya dan mencari tahu kebenarannya lalu informasikan. Ingat, media konvensional ataupun media online merupakan salah satu sarana yang paling di percaya sebagai sumber informasi yang beredar.
Dan yang terakhir adalah kejujuran. hal yang dijunjung tinggi dari jurnalis adalah kejujuran. tanpa kejujuran jurnalis tidak punya sesuatu yang khusus untuk diberikan kepada publik dan tidak mendapatkan ‘tempat’ ditengah masyarakat. Keakuratan beserta fakta selalu menjadi intisari yang paling vital dalam jurnalistik dan setiap pekerjaan jurnalis harus selalu berlandaskan kejujuran.
Kesimpulannya, baik jurnalis media konvensional maupun online tetap memiliki hakikat, dasar yang sama. Punya etika, punya pijakan dan aturan yang sama. Tidak ada plagiasi, transparan, jujur,selalu verifikasi dan menceritakan kebenaran, etika tersebut tetap berlaku di media online. Mungkin merupakan suatu tantangan bagus jurnalis online karena semakin banyaknya informasi yang bisa anda dapatkan dimana saja bisa menjadi informasi untuk anda sebarkan lagi. Namun perlu di ingat, tidak semua informasi yang anda dapatkan di internet benar, tidak semua jujur, tidak semua menceritakan kebenaran dan mungkin jika anda hanya (bahasa kerennya) co-pas aja tindakan sekecil itu juga bisa dikatakan plagiasi jika anda tidak mencantumkan atau lupa memasukan sumber dari mana informasi itu anda dapatkan. Untuk itulah dalam kegiatan jurnalistik selalu ada verifikasi, check and re-check, dan itu berlaku untuk kegiatan jurnalistik di media manapun, konvensional maupun online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H