Mohon tunggu...
Cesillia Ida
Cesillia Ida Mohon Tunggu... -

Pasal 28F UUD 1945: "Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negara Kaya dan Miskin

15 November 2010   18:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289846718611755364

[caption id="attachment_75438" align="alignleft" width="299" caption="Negara Kaya dan Miskin"][/caption] Pada teori modernisasi kemajuan negara-negara dapat disamakan dengan suatu perlombaan. setiap negara lari, tetapi ada yang lari cepat dan ada yang sangat ketinggalan. situasi negara-negara ketinggalan disebabkan oleh kekurangan mereka sendiri. mereka perlu berusaha dan mengejar negara-negara yang lebih cepat. demikian pula daerah-daerah yang terbelakang dan orang-orang miskin di suatu negeri harus mengejar daerah dan orang-orang yang lebih maju. dalam teori pembebasan kemajuan negara-negara disamakan bukan dengan perlombaan tetapi persaingan seperti antara klub-klub sepakbola profesional. klub-klub kaya dapat mengkontrak pemain-pemain pandai. dengan demikian mereka lebih sering menang dan menarik lebih banyak penonton dan menjadi makin kaya. sebagai akibatnya, klub-klub miskin dirugikan karena tidak dapat membayar gaji yang cukup besar bagi pemain-pemain yang pandai. karena mereka jarang menang, jumlah penonton dalam pertandingan mereka menjadi makin sedikit dan mereka makin menjadi miskin. begitu juga keuntungan negara-negara kaya mengakibatkan kerugian bagi negara-negara miskin. Keuntungan daerah-daerah modern dan orang-orang kaya mengakibatkan kerugian bagi daerah-daerah tradisional dan orang miskin. kemajuan negara-negara dan orang-orang tertentu menyebabkan keterbelakangan negara-negara dan orang-orang lain. Kekuasaan negara-negara dan orang-orang tertentu menyebabkan ketergantungan negara-negara orang-orang lain. Mari kita renungkan dimanakah semua kita sebagai Negara, Bangsa, Orang? Apa kita sedang berlari saat kini dan sudah nyaris terengah-tengah. Atau jalan santai sembari bergosip ria atau duduk di rindang pepohonan sembari teriak-teriak menyanyikan pelbagai ideologi. *** Adakah Solusinya? Teori modernisasi melihat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi sebagai cara untuk memecahkan masalah-masalah dunia ketiga. teknologi dari negara-negara yang telah maju perlu dikembangkan di negara-negara miskin. pembangunan masyarakat berarti lebih banyak uang, lebih banyak industri, dan lebih banyak pendidikan. menurut pandangan ini sukses pembangunan dapat di ukur dengan kenaikan pendapatan nasional rata-rata tiap orang. pandangan ini juga melihat pembangunan sebagai usaha untuk memberi hasil peradaban modern kepada daerah-daerah yang terbelakang. sebab itu barang-barang(materi) ditekankan. gedung-gedung mewah, jalan raya, lapangan pesawat udara, rumah-rumah sakit, pabrik-pabrik, dan sekolah-sekolah dianggap sebagai tanda pembangunan terjadi. walaupun penganut-penganut teori modernisasi ingin menghapuskan kemiskinan, mereka merasa bahwa kemiskinan itu perlu dibiarkan dalam jangka pendek supaya perhatian utama dapat diberikan kepada pertumbuhan jangka pendek dapat diberikan kepada pertumbuhan ekonomi secara nasional. Tujuannya bukan membagi kue lebih rata tetapi membuat kue lebih besar agar bagian semua orang termasuk orang miskin menjadi lebih besar. tentu dalam jangka pendek pertumbuhan ekonomi akan lebih menguntungkan orang-orang kaya yang di atas daripada orang-orang miskin yang di bawah. Namun lama-kelamaan keuntungan di atas akan menetes ke bawah sehingga kehidupan orang-orang miskin menjadi lebih baik. Menurut teori pembebasan masalah-masalah dunia ketiga hanya dapat dipecahkan melalui keadilan sosial dan pembagian kuasa yang lebih merata. walaupun pertumbuhan ekonomi itu perlu, tekanan kepada pertumbuhan ekonomi belum menolong orang-orang miskin di dunia ketiga. kekayaaan tidak menetes ke bawah, walaupun pendapatan negara-negara miskin sering dinaikkan, kenaikan itu dibagikan secara tidak adil. jurang antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin makin menjadi besar. kue menjadi lebih besar dan bagian kue untuk orang-orang kaya bertambah besar, tetapi bagian untuk orang-orang miskin tidak bertambah. malah keadaan orang-orang yang paling miskin sering menjadi lebih buruk. Dan menurut pandangan ini bukan faktor-faktor ekonomi, tetapi partisipasi tiap-tiap orang dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupannya. sekarang kehidupan rakyat kecil diperas oleh penguasa-penguasa dan perusahaan-perusahaan di negara mereka sendiri dan di negara-negara lain. perusahaan-perusahaan transnasional (perusahaan yang bekerja di banyak negera) mempunyai lebih banyak uang daripada negara-negara tertentu. mereka menguasai negara-negara miskin dan memaksakan kemauan mereka di situ. menurut teori pembebasan tujuan pembangunan ialah memerdekakan negara-negara miskin dan rakyat kecil dari pemerasan itu, sehingga mereka dapat berdiri sendiri dan mengambil keputusan-keputusan mereka sendiri. penganut-penganut paham ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yang masing-masing berlainan pendapatnya tentang cara mencapai kebebasan. kelompok pertama: mengutamakan perubahan struktur-struktur politik, ekonomi dan sosial. mereka melihat sistem kekuasaan politik dan ekonomi yang ada sekarang sebagai hambatan untuk keadilan dan pembangunan yang wajar. karena itu suatu perubahan yang revolusioner mereka anggap perlu. Tidak dapat dikatakan bahwa semua anggota kelompok ini ingin memakai kekerasan untuk menjatuhkan struktur-struktur yang berkuasa sekarang. sebagaian menganggap kekerasan perlu; sebagian menyetujui kekerasan hanya kalau semua usaha untuk mengubah masyarakat dengan cara yang lain gagal; sebagian menolak kekerasan dalam situasi apapun juga. namun mereka semua setuju bahwa struktur-struktur yang ada sekarang perlu diganti dan pengantiannya itu hanya dapat terjadi melalui konfrontasi, entah konfrontasi itu keras atau halus. Kelompok kedua: lebih memperhatikan perubahan manusia daripada perubahan struktur-struktur masyarakat. mereka berpendapat bahwa rakyat terbelengu oleh keputus-asaan dan sikap menyerah. kalau sikap mental orang-orang tidak diubah, keadaan mereka tidak menjadi lebih baik sekalipun struktur-struktur diganti. mereka hanya menjadi terikat kepada tuan-tuan baru. kelompok ini juga ingin mengubah masyarakat, tetapi proses perubahan itu agak panjang dan harus mulai dengan keinsyafan baru oleh rakyat. orang-orang lemah harus menjadi sadar akan hak-hak dan kemampuan mereka sendiri. Kesadaran ini dapat muncul melalui proses konsientisasi yang di dalamnya orang-orang menguraikan situasi mereka dan mengerti kebutuhan dan kecakapan mereka sendiri. lalu bekerja sama untuk menolong diri sendiri dan mencapai hak-hak mereka bersama. Salam Cesi Ces

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun