Mohon tunggu...
Cesario Tarigan
Cesario Tarigan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu belajar dan mencoba hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Timnas U23, Kekecewaan Berawal dari Kedatangan Juventus

17 Agustus 2014   07:56 Diperbarui: 10 Juli 2015   22:47 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, kita memiliki timnas U23 yang datang ke Eropa tepatnya negara Italia melawan AS Roma, (18/7/2014), melawan SS Lazio, (20/7/2014) dan menghadapi Cagliari Calcio(23/7/2014). Tentu butuh biaya buat tiket, akomodasi, bahkan menu makanan khusus dan lain lain yang tidak kecil. Tapi mengapa pada saat juara kompetisi Italia datang ke sini malah dihadapkan dengan ISL all star? Coba saja lihat komposisi pemain isl all star dari gambar ini :

Dari pelatih (allenatore) saja sudah bukan dari Indonesia, pemain inti mayoritas pemain asing, pemain cadangan (panchina) mayoritas pemain lokal. Amat disayangkan kesempatan emas ini tidak dimanfatkan untuk kepentingan timnas. Padahal menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Joko Driyono timnas U23 tidak ada uji coba lagi (sumber bola.net):

"Timnas U-23, positif tidak mempunyai waktu karena cabang sepak bola akan bermain lebih awal sebelum opening ceremony digelar 19 September," ujar Joko Driyono.

Ada juga timnas senior yang sudah beruji coba dengan pergi jauh jauh ke Spanyol dan Qatar, mengapa tidak disiapkan melawan Juventus? Pelatihnya sendiri Riedl malah sedang di negaranya padahal kejuaran AFF sudah dekat, sedangkan tim inti saja belum terbentuk. Nil Maizar mantan pelatih timnas senior yang menggantikan Riedl dan kemudian digantikan kembali oleh Riedl berkomentar (sumber bolaindo):

“Saya pikir peluang kita lolos dari grup cukup besar. Syaratnya, Indonesia harus fokus mempersiapkan tim, minimal kerangka timnya harus sudah terlihat,” ujar Nil Maizar di Jakarta, Selasa (6/8/2014), “Alfred Riedl harus memiliki kerangka tim secepatnya, sebab dari beberapa kali ujicoba yang dilakukan, rata-rata pemainnya banyak yang berubah. Padahal kalau ada kerangka tim itu akan menjamin opportunity persiapan dia menjelang AFF Cup 2014 nanti,” tambahnya.

Belum cukup kekecewaan karena isl all star-lah yang melawan Juventus, kemudian ditambah berita yang sangat mengejutkan dan mengecewakan. Timnas U-19 mendadak batal ke turnamen U-20 COTIF di Spanyol lalu diikutkan ke turnamen U-21 HBT di Brunei. Keikutsertaan di COTIF digantikan Timnas U-21 yang mendadak dibentuk. 2 hal yang mengecewakan terjadi : 1. Timnas U-19 batal melawan tim Afrika (Mauritania), Eropa (Barcelona & Lavente) dan Amerika Selatan (Argentina). 2. Timnas U-21 mendadak dibentuk (padahal Liga U-21 sudah berlangsung beberapa tahun). "Ini memang dadakan, tapi tentunya sudah sudah kami pikirkan. Timnas Indonesia U-21 punya kemampuan dan kualitas yang bagus," kata Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin yang melepas keberangkatan Timnas U-21 di Bandara Soekarno-Hatta. "Karena itu, kita tidak muluk-muluk. Saya harap, tim bisa memenuhi target dengan menggembirakan bangsa," sambungnya. (Sumber bola.net)

Belum lagi kekecewaan demi kekecewaan  tersebut hilang, muncul lagi kekecewaaan melihat hasil timnas U-19 yang memang tanpa target di turnamen HBT menelan 3 kekalahan dan 1 kali seri. Hasil yang mengecewakan bangsa Indonesia, walaupun kita bisa berdalih bahwa demi pembelajaran. Melihat trend U-21 yang dari kalah 0-4 melawan Mauritius U-20, kalah 0-2 dari Lavente U-20, dan terakhir kalah 1-0 dari Agentina U-20. Kita tau bahwa ada peningkatan performa mereka. Ya karena mereka termotivasi untuk melawan tim tim yang mempunyai nama besar. Jadi alangkah wajar kita bisa menilai saudara saudara kita di timnas U-19 sedang mengalami kekecewaan karena tidak jadi bertanding di turnamen COTIF. Kekecewaan yang menghasilkan kekecewaan bangsa, jauh dari target membahagiakan bangsa. Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, di akun twitter miliknya. "Saya minta pendukung timnas tidak perlu kecewa dan marah hanya karena faktor turnamen COTIF di Spanyol," katanya lewat @LaNyallaMM1. Menurut La Nyalla, turnamen HBT yang akan diselenggarakan di Brunei Darussalam lebih bermanfaat ketimbang turnamen COTIF. "Percayakan saja kepada PSSI, bahwa apapun keputusannya itu yang terbaik untuk timnas U-19," tambahnya (sumber republika.co.id).

Sebenarnya yang lebih merasakan kekecewaan dan kemarahan adalah seluruh pemain timnas U-19 beserta jajaran official. Dan hal tersebut nampak jelas dari penampilan mereka di kompetisi HBT. Hasilnya tentu membuat pendukung timnas  kecewa dan marah. Salah satunya adalah Ricky Yacobi (baca juga: COTIF vs HBT : Antara U19 dan U21 serta Pengalaman Ricky Yacobi). Ricky Yacobi juga menyoroti persiapan tim yang dinilainya tak ideal. Indonesia, lanjut Ricky, seharusnya mengikuti turnamen COTIF di Spanyol. Turnamen ini dinilai pas sebagai persiapan Garuda Jaya jelang tampil di Piala Asia U-19 yang digelar di Myanmar pada Oktober 2014. Selain itu, Ricky mengkritisi program nusantara yang digelar dalam dua tahap. "Lawan-lawan di Spanyol memiliki kualitas di atas mereka. Kalau seperti ini, melawan tim-tim Asia Tenggara saja kalah, mental para pemain pasti hancur. Bisa dilihat, saat tur Nusantara lawan yang dihadapi jelas saja kalah karena persiapannya mungkin yang beberapa di antaranya tim-tim PON itu hanya seminggu," tuturnya.

"Selain strategi dari pelatih, pemain besar itu adalah pemain yang bisa memecahkan masalah di dalam lapangan. Apa gak nangis masyarakat Indonesia melihat kekalahan timnas U-19 seperti ini?" beber mantan pemain timnas tersebut (sumber jateng.tribunnews.com). Pasti seorang Ricky Yacobi punya banyak pengalaman sehingga bisa mengeluarkan pendapat seperti itu. Mungkin ada yang mempertanyakan mengapa harus menangis, ya itu bisa disebabkan karena perasaan cinta dan harapan yang mendalam yang mengalami kekecewaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun