Mohon tunggu...
Cesare Rijkers
Cesare Rijkers Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Hubungan Internasional. Penggemar Film.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Spotlight, "Thriller" Jurnalistik Perenggut Piala Oscar

18 Maret 2016   17:21 Diperbarui: 19 Maret 2016   19:14 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.theperfectman.me/spotlight/"][/caption]

We would not be here today without the heroic efforts of our reporters...Not only do they effect global change, but they absolutely show us the necessity for investigative journalism. – Blye Pagon Faust, Produser Spotlight

Academy Awards ke-88 telah terlaksana 28 Februari lalu. Meskipun perhatian dunia dicuri oleh Leonardo DiCaprio dengan kemenangan Piala Oscar pertamanya, film Spotlight berhasil memenangkan 2 penghargaan pada malam itu. Spotlight berhasil mengalahkan film kelas dunia lainnya, seperti The Big Short, Bridge of Spies, dan Mad Max: Fury Road yang merupakan pesaing kuat dalam Academy Awards tahun ini.

Berdasarkan kisah nyata, film ini bercerita mengenai sebuah tim investigasi beranggotakan 4 orang yang bekerja pada surat kabar The Boston Globe. Marty Baron, editor baru The Boston Globe pada tahun 2001, meminta tim Spotlight menginvestigasi kasus Geoghan. Kasus Geoghan berkisah mengenai seorang pastor gereja Katolik bernama John Geoghan yang terdakwa penganiayaan seksual kepada kurang lebih 80 anak-anak di 6 paroki yang berbeda. Meskipun menjadi terdakwa dengan beberapa bukti, Geoghan tidak mendapat hukuman sama sekali. 

Tim Spotlight dipimpin oleh Robby dengan anggota Michael Rezendes, Sacha Pfeiffer, dan Matt Caroll. Dengan mewawancarai beberapa korban dan pengacara yang telah mencoba mendakwa Geoghan sebelumnya, proses investigasi tim Spotlight diwarnai dengan beberapa kejutan mengenai gereja Katolik dan hubungannya dengan hukum di Boston.

Film ini berdurasi dua jam, namun Spotlight memberikan cerita thriller jurnalistik yang mampu membuat penonton lupa akan waktu. Dengan kisah investigasi yang informatif dan mendebarkan, Spotlight akan memuaskan naluri "detektif" penonton sekaligus memberikan pelajaran berharga mengenai dedikasi dan determinasi jurnalis dalam menguak sebuah kasus. Hal ini ditunjukkan dengan usaha tim Spotlight dalam mewawancarai korban dan mencari jejak yang ditinggalkan oleh para pastor di setiap paroki.

Dari perspektif jurnalisme, kemenangan film ini di beberapa penghargaan pastinya akan meningkatkan rasa percaya diri dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya jurnalisme investigasi dalam memublikasikan sebuah cerita, sesuai dengan yang dikatakan produser Spotlight dalam kutipan di atas. Dalam film ini, ditunjukkan bagaimana kerja keras yang dibutuhkan dalam memperoleh bagian-bagian kecil yang akhirnya dikumpulkan menjadi sebuah cerita. 

Lebih lagi, tim Spotlight mempertaruhkan 53% pembaca dari surat kabar The Boston Globe yang beragama katolik. Dengan memberitakan kasus yang sensitif ini, mereka berisiko kehilangan hal penting dari sebuah surat kabar, yaitu para pelanggan. Namun, hal itu tidak menggoyahkan para reporter untuk mencari kebenaran di balik kasus ini. Jerih payah jurnalis juga dapat dilihat pada beberapa adegan di mana narasumber enggan untuk memberikan informasi atau ada hal yang bahkan membahayakan diri mereka.

Selain itu, film ini tidak semata-mata menjadikan wartawan sebagai pahlawan. Terlihat di film ini bagaimana mereka sempat mengabaikan bukti dan informasi yang telah diberikan beberapa tahun sebelum mereka melakukan investigasi. Hal ini menunjukkan adanya kelalaian yang mengecewakan korban penganiayaan ini. Dengan hal ini, Spotlight menunjukkan kelemahan para tim yang sebaiknya tidak diulangi oleh wartawan atau reporter lainnya.

Dalam bidang lain, scoring atau musik yang mengiringi film ini juga memberikan citra thriller klasik yang tepat untuk film bertema thriller. Dalam bidang kostum dan mode para aktor dan aktris juga tepat sesuai dengan latar waktu dalam film ini.

Cerita dan pesan disampaikan sempurna melalui film ini, begitu juga dengan pemberian peran yang dilakukan dengan memberikan peran utama pada aktor dan aktris yang cukup familiar dan berbakat seperti Mark Ruffallo, Michael Keaton, dan Liev Schreiber. Namun, dalam eksekusinya, penulis kurang melihat adanya adegan yang mendefinisikan karakter dari masing-masing peran secara signifikan. Penulis hanya memperoleh sedikit adegan di mana penonton dapat menilai karakter dari peran tersebut, menjadikan film ini terlihat kurang memberikan adegan yang menunjukkan bahwa para aktor dan aktris sangat mendalami karakter perannya. Lebih lagi, penulis kurang melihat peran Matt Caroll yang merupakan salah satu anggota dari tim Spotlight. Hal ini membuat penulis mempertanyakan signifikansi Matt Caroll dalam investigasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun