Mohon tunggu...
Tarmizi Bustamam
Tarmizi Bustamam Mohon Tunggu... Insurance Loss Adjuster -

Anggota alumni IKESMA Payakumbuh dan IKANED (Ikatan Alumni Nederland). Bekerja sebagai Insurance Loss Adjuster.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Hanya Bisa Terjadi Di Cekoslowakia Sebelum Revolusi Beludru.

30 November 2014   15:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:27 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonín Novotný 1963b.jpg

Kampus ČVUT “Praha-Strahov” 49 tahun yang lalu.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 kira-kira jam 4.00 sore (jam persisnya saya sudah lupa), sebagaimana biasa sore hari dari depan sampai ke belakang Plaza Betonyang terdapat di tengah-tengah  kompleks  asrama / Kampus ČVUT (Universitas Teknik Ceko) di  Praha Strahov ramai sekali mahasiswa-mahasiswa yang berolah-raga. Ada yang main bola, ada yang  main bola volley kaki, ada yang main tenis, pokoknya berbagai-bagai kegiatan olah raga mereka lakukan,  tetapi ada juga  yang hanya  berdiri-diri  di situ untuk mengobrol.

Saya pada waktu itu yang masih kuliah di ČVUT  baru saja keluar  dari asrama dan berdiri di depan Blok III dimana saya tinggal, juga sedang mencari-cari teman untuk diajak  mengobrol.  Dari jalan raya “Spartakiadni” saya lihat ada seseorang  yang sangat dikenal  di Republik Cekoslowakia (Yang paling berkuasa, yakni Presiden dan Sekretaris Jendral PKC, Antonin Novotný) berjalan santai menyusuri pinggiran kiri Plaza beton tersebut sambil memperhatikan mahasiswa-mahasiswa yang sedang sibuk berolah-raga diiringi oleh seseorang yang berbadan kekar berjalan kira-kira 2 meter di belakangnya. Walaupun orang itu adalah orang paling berkuasa di Ceskoslowakia pada masa itu  namun tidak ada satupun dari mahasiswa-mahasiswa itu yang tergerak hatinya untuk menyapa dan dan tidakmempedulikannya,  mereka asyik saja berolahraga dan benar-benar  sangat cuek

RezimTotaliter

Pada masa itu Partai Komunis Cekoslowakia berkuasa dengan tangan besi, boleh dikata sama sekali tidak ada kebebasan untuk untuk mengungkapkan pendapat. Semua media cetak maupun elektronik dikuasai  sepenuhnya oleh Negara dan merupakan corong pemerintah. Itulah sebabnya,  pada masa itu, mahasiswa-mahasiswa Ceko maupun Slowak sangat alergi terhadap politik / sangat tidak suka bepolitik, boleh dikatakan mereka sangat apatis. Bacaan mereka sehari-hari adalah koran “Československý Sport “ (Sport Cekoslowakia) yang isinya memang melulu mengenai sport / olah-raga. Karena berita luar negerinya yang   cukup banyak, pada pagi hari sesekali saya membeli koran Rude Pravo, koran organ PKC yang berkuasa dan sering membawanya ke ruang kuliah. Kalaupun ada teman mahasiswa Ceko yang ikut nimbrung membacanya, mereka pastilah selalu langsung ke halaman belakang untuk membaca artikel-artikel mengenai sport tanpa merperdulikan apa-apa yang tertulis di halaman depan koran tersebut..

Begitulah, mahasiswa-mahasiswa Cekoslowak pada masa itu, karena tidak adanya kebebasan mereka sangat apatis terhadap politik, dan  benar-benar tidak memperdulikan, walaupun Presiden mereka sekalipun yang lewat di depannya. yakni, "kamerad” Antonin Novotný yang sedang blusukan/ berjalan mendekati  tempat saya berdiri dan setelah sangat dekat saya langsung menyapanya dan berdialog dalam bahasa Ceko dengan mengucapkan : “Dobrý den pane prezident”/”Selamat Siang Tuan Presiden”(Catatan:  Saya sengaja menyapanya sebagai istilah “Tuan” dan bukannnya “kamerad yang dipakai orang-orang komunis.).  Kemudian dia menjawab : “Selamat Siang”. Selanjutnya, dia bertanya: Anda dari mana ? dan saya menjawab dari Indonesia. Mendengar saya dari Indonesia dia agak kaget dan langsung bertanya  lagi. Apa yang terjadi semalam di Indonesia? . Walaupun saya sebenarnya sudah agak mengetahui  adanya kudeta berdarah di tanah-air pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 tersebut. Namun, saya menjawab:  "Saya belum tahu Tuan Presiden".  Catatan: Sebenarnya saya sudah agak mengetahui yang terjadi di tanah air pada pagi hari, karena saya dibangunkan oleh teman saya dari Ambon yang menyatakan bahwa  ada kelompok militer yang melakukan kudeta di Indonesia dan sesudah itu saya langsung  memonitor Radio BBC dan Radio Free Europe atau Radio “Svobodná Evropa” untuk mengetahui lebih rinci mengenai kudeta tersebut.

Antonin Novotný, Presiden Cekoslowakia (1957-1968)

Sementara saya berdialog dengan Presiden Antonin Novotný, mahasisws-mahasiswa Ceko sebelumnya  sangat cuek  tersebut dan  yang sibuk berolah-raga; akhirnya tertarik juga untuk datang mendekat dan akhirnya mereka berdiri berkeliling dan ikut berdialog dengan Presiden Antonin Novotný. Begitu mahasiswa-mahasiswa yang bergerombol sudah terlalu ramai, saya pergi keluar dari kerumunan tersebut.

Epilog : Kurang lebih dua tahun sesudah kejadian itu, oleh karena lampu listrik sering padam dan pemanas sentral (“central heating”) juga sering tidak berfungsi. maka mahasiswa-mahasiswa campus ČVUT Strahov melakukan  unjuk-rasa/demonstrasi (yang sebelumnya tidak pernah terjadi di Negara-negara komunis; mereka menuntut "penerangan (listrik) dan panas". Dari jalan raya Spartakiadni di depan kampus para demonstran  bergerak  menuju "Hradčany" istana Presiden yang tidak begitu jauh dari kampus Strahov tersebut.  Namun, demontrasi tersebut dibubarkan oleh polisi-polisi Cekoslowakia dengan brutal dengan mementungi para demonstran tersebut, Salah satu  korban yang kena pentungan terdapat juga mahasiswa Indonesia.

Peristiwa pemukulan mahasiswa ini kemudian menjadi salah satu topik perdebatan di Parlament Cekoslowakia pada penghujung tahun 1967 yang akhirnya menjadi salah satu alasan ditumbangkannya Rezim Stalinis Cekoslowakia.dan lahirlah “Prague Spring 1968”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun