Mohon tunggu...
Memei Landak
Memei Landak Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Pengecut

28 Desember 2015   11:32 Diperbarui: 28 Desember 2015   11:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku putuskan, putuskan Engkau
Sekedar menoleh pun aku enggan
Ku tatap Kau seperti luka
Tinggalkan, lupakan, pendam dalam

Aku Kau kekang
Ini Kau larang, itupun Kau larang
Apa mau Mu ?

Akhirnya ku tempuh jalan sunyi ini

Renung ku renung lagi
Menganalis ada Mu, ku dapati kehampaan
Mungkin hanya pembenaranku sebagai penyalah

Sering terbersit,
Ketimbang seperti ini, apa susahnya larut ?
Mengalir ikuti arus

Ah sang pengecut ini rupanya congkak
Apalah itu bukan aku, ku tak mau

Aku ini sang pengecut
Bertahan tak mampu, melangkahpun gontai
Pada...
musim yang tak tentu
jalan-jalan bergelombang

Oh sang pengecut

Bagaimana jika aku ingin kembali ?
Menoleh yang tertinggal
Menyambung yang terputus
Mengais yang tersisa

Jalan mana mesti ku tempuh ?

Andai ingin ku kembali

Jika ingin ku kembali

Kembali menagih janji, 

keluasan kemaafan Mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun