Hari ini, 9 Mei 2017, satu sejarah tercipta di ibu kota negara Indonesia. Pertama kali sejak Republik Indonesia merdeka, ada seorang gubernur dijatuhi hukuman penjara karena didakwa melakukan penistaan Agama.
Majelis hakim yang diketuai Dwiarso Budi Santiarto memutuskan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama bersalah karena merendahkan isi Al Quran Surat Al-Maidah ayat 51 dalam sambutan kepada warga di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Gubernur Ahok dijatuhi vonis 2 tahun penjara, dan langsung diperintahkan hakim untuk ditahan di LP Cipinang.
Belajar dari kasus Ahok, keberanian tak cukup buat menjadi Super Champion di negeri ini. Ibarat dalam pertandingan tinju, politik adalah arena ring, Basuki Tjahaja Purnama adalah petinju bertipe gaya main fighter.
Karier cemerlang Ahok berawal dari dukungan sasana sekaligus promotor bernama Gerindra. Setelah meraih titel juara efek juara sebelumnya naik kelas, Ahok berpisah dengan promotor yang pernah mendukung di awal kariernya dalam kancah pertandingan elit.
Ahok lalu memutuskan melanjutkan karier dengan bermitra latihan dengan petinju dari sasana lain (Djarot Saiful Hidayat). Prestasi hebat Ahok menggila, semakin banyak lawan tangguh yang ditaklukkannya dengan pukulan-pukulan keras upper-cut dan hook.
Ahok semakin mahsyur di negeri ini, karena kehebatannya mengalahkan lawan di ring tinju bernama politik. Tetapi, makin banyak pula pihak lawan yang tak menyukai Ahok karena gayanya bermulut besar, persis seperti kelakuan dari legenda tinju Muhammad Ali.
Lawan-lawan mulai merasa ngeri untuk berhadapan dengan Ahok, tapi karena merasa jengah dengan gaya mulut besar Ahok, para lawan mulai berlatih lebih keras untuk meladeni permainan gaya menyerang fighter Ahok.
Hingga akhirnya, sasana yang pernah mendukung Ahok mempersiapkan petinju lain untuk perebutan gelar juara yang dipegang oleh Ahok. Dua petinju yang akan menantang Ahok masih anyar dalam persaingan di kancah elit ring tinju (baca: politik), namanya Agus dan Anies. Walau masih baru di kancah tinju profesional, dua penantang Ahok memiliki modal kuat dididik oleh sasana yang pernah mendukung Ahok, dan sasana yang pernah memiliki juara dunia. Apabila Ahok menang lagi dalam pertarungan kali ini, dia bakal dinobatkan sebagai Super Champion.
Saat pertarungan di ring mulai, Ahok seperti biasa agresif melancarkan pukulan-pukulan keras menyerang lawan. Tetapi, kali ini Basuki mulai melupakan pertahanan. Dirinya terlalu sering melancarkan jab-jab yang tak perlu.
Di ronde-ronde awal, strategi menyerang aktif yang dilakukan Ahok sempat membuat dua lawannya jeri dan sempoyongan. Satu lawannya yang bertipe Boxer dipukul roboh di ronde pertama (baca: Agus).