Putri Kusuma Wardani kini incar rekor mentereng di final Hong Kong Open 2024. Berusaha menjadi pemain tunggal putri Indonesia pertama yang menjadi juara Hong Kong Open.
Dari data yang dilansir oleh BWF (Badminton World Federation), tiga pemain tunggal putri Indonesia pernah gagal menang dalam pertandingan final Hong Kong Open.
Ratu bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti, kalah melawan lawan bebuyutannya dari Korea Selatan, Bang Soo Hyun, di final Hong Kong Open 1992. Hanya berselang tiga bulan setelah Susi Susanti mengalahkan Bang Soo Hyun di final Olimpiade Barcelona pada Agustus 1992.
Bang Soo Hyun kembali meraih titel juara Hong Kong Open pada tahun 1995 setelah di final mengalahkan pemain muda Indonesia, Mia Audina.
Mia Audina setahun kemudian lagi-lagi kalah di final Hong Kong Open. Mia kali ini takluk melawan ratu badminton Denmark, Camilla Martin.
Camilla Martin kembali meraih juara Hong Kong Open pada tahun 1998 setelah di final menaklukkan pemain Indonesia, Lydia Djaelawijaya.
Setelahnya butuh waktu 26 tahun bagi Indonesia untuk memiliki wakil tunggal putri di final Hong Kong Open yang diwujudkan seorang Putri Kusuma Wardani.
Bukan perkara mudah buat Putri Kusuma Wardani untuk mewujudkan prestasi besar menjadi juara Hong Kong Open. Karena dia dalam pertandingan final harus menaklukkan pemain ranking 8 dunia asal China, Han Yue.
Han Yue tidak pernah kalah dalam tiga pertemuan sebelumnya melawan Putri KW pada turnamen Singapore Open 2022, Hong Kong Open 2023, dan Malaysia Open 2024.
Namun Putri Kusuma Wardani tetap berpotensi menjadi juara Hong Kong Open, karena Han Yue sering kalah dalam pertandingan final.
Han Yue hanya menang 3 kali dari 10 pertandingan final di BWF World Tour. Han Yue tahun ini sudah sekali kalah dalam pertandingan final di Thailand Open melawan Supanida Katethong.