Di dalam sikap mental pemain Indonesia sudah tertanam, kekalahan adalah hal yang biasa. Tidak peduli kalah tipis, atau kalah dengan rekor kebobolan 18 gol.Â
Hanya ada sedikit pemain Garuda Pertiwi saja yang.bisa mengoper bola dengan baik saat melawan Australia. Selebihnya seperti pemudi yang baru belajar main bola.
Keputusan pelatih Rudy Eka Priyambada yang mengabaikan talenta bagus pemain putri asal Papua yang dua bulan lalu menjadi juara PON (Pekan Olahraga Nasional), kini harus dibayar mahal di Piala Asia.
Di saat tidak ada kompetisi reguler Liga sepak bola wanita di Indonesia, seharusnya hasil pertandingan di Pekan Olahraga Nasional 2021 bisa dijadikan acuan buat pelatih Garuda Pertiwi untuk memilih pemain yang punya prestasi paling baik.Â
Agak membingungkan memang, hanya ada satu pemain asal Papua dalam skuad Garuda Pertiwi di Piala Asia 2022, namun terdapat 5 pemain dari Asprov Jawa Barat.
Padahal tim bola wanita Papua dua kali mengalahkan Jawa Barat di PON 2021, di pertandingan final dan fase grup.
Jadi jangan heran kalau rumor yang beredar saat ini di media sosial jadi semakin kencang.Â
Rumor bahwa skuad Garuda Pertiwi didominasi selebgram yang terbiasa main di pertandingan fun football karena tidak adanya kompetisi reguler.
Netizen yang nyinyir menuding, sebagian besar mereka yang terpilih masuk skuat di Piala Asia karena popularitas di medsos, bukan karena bisa main bola dengan baik.
Penggemar sepak bola di Indonesia pasti cemas menanti bagaimana nasib tim Garuda Pertiwi di pertandingan kedua nanti menghadapi Thailand?
Melihat jalannya pertandingan pertama masing-masing tim di Piala Asia, level permainan Thailand ada dua tingkat di atas Indonesia.