Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tahun 2019 Ganti Kampiun Copa America?

14 Juni 2019   20:34 Diperbarui: 15 Juni 2019   10:29 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Kolombia [foto: conmebol.com]

Liga-liga Eropa habitat para pemain sepakbola top dunia sedang rehat. Namun, sebagian besar pemain bola top asal Amerika Selatan tidak liburan pada bulan ini. Mereka sedang mempersiapkan diri untuk meraih prestasi buat negaranya dalam ajang Copa America.

Copa America 2019 digelar di Brasil. Ada enam stadion dipersiapkan sebagai tempat pertandingan Copa America 2019. Ada 12 negara yang mengikuti Copa America tahun ini. Dua negara dari benua Asia, Jepang dan Qatar, ikut serta sebagai tim undangan.

Copa America 2019 dibuka dengan duel antara tuan rumah Brasil versus Bolivia, pada Sabtu pagi 15 Juni pukul 07.30 WIB.

Pertandingan penyisihan berlangsung hingga tanggal 25 Juni 2019. Babak perempat final digelar tanggal 28 hingga 30 Juni. Semifinal tanggal 3 dan 4 Juli.

Pertandingan perebutan peringkat tiga Copa America 2019 digelar tanggal 7 Juli. Babak final Copa America 2019 digelar pada tanggal 8 Juli.

LIHAT JADWAL LENGKAP PERTANDINGAN COPA AMERICA 2019

Tim nasional Chile yang berstatus sebagai juara bertahan Copa America tak akan mudah untuk kembali menjadi kampiun. Mari kita lihat peta persaingan juara di Copa America 2019. Apakah tahun 2019 berganti kampiun Copa America? Bagaimana peluang Chile mencetak hattrick juara beruntun?

Momen Chile juara Copa America 2016 [foto: conmebol.com]
Momen Chile juara Copa America 2016 [foto: conmebol.com]
LA ROJA KURANG BERTENAGA

Tim nasional Chile sempat merasakan masa jaya dengan meraih gelar juara Copa America dua kali berturut-turut di tahun 2015 dan 2016, serta menjadi runner-up Piala Konfederasi 2017. Namun, masa emas Chile langsung lenyap dengan kegagalan lolos ke Piala Dunia 2018.

'La Roja' Chile berusaha bangkit lagi dengan mencoba mencetak rekor hat-trick juara di Copa America 2019. Pelatih Reinaldo Rueda yang melatih Chile sejak Januari 2018 memanggil banyak pemain veteran di Copa America 2019.

12 pemain yang dipanggil pelatih Reinaldo Rueda merupakan anggota skuat Chile saat menjadi juara Copa America Centenario 2016. Namun, sebagian besar pemain veteran Chile tersebut sedang mengalami penurunan prestasi di klubnya. Salah satunya Alexis Sanchez yang sedang mengalami masa suram di Manchester United.

La Roja kurang bertenaga menghadapi Copa America 2019. Chile sepanjang tahun ini sudah melakukan tiga pertandingan persahabatan dengan hasil kurang memuaskan. La Roja kalah  1-3 melawan Meksiko, lalu seri 1-1 dengan Amerika Serikat. Dan hanya menang tipis 2-1 menghadapi tim lemah Haiti.

Walau terjadi penurunan performa, Chile masih ada kans untuk memembuat sejarah hattrick juara beruntun Copa America. La Roja punya 'jimat keberuntungan' bernama Eduardo Vargas .

Eduardo Vargas tidak pernah mencetak banyak gol buat klub yang dibelanya. Namun, striker kelahiran kota Santiago tersebut selalu subur membuat gol untuk negaranya.

BACA JUGA

Eduardo Vargas 'Jimat Keberuntungan' Chile

Eduardo Vargas [foto: conmebol.com]
Eduardo Vargas [foto: conmebol.com]
Eduardo Vargas kerap menjadi penentu kemenangan Chile dalam berbagai pertandingan penting. Hingga saat ini Vargas telah membuat 36 gol buat La Roja.

BRASIL BISA JUARA TANPA NEYMAR?

Timnas Brasil sangat berambisi menjadi juara Copa America karena berlangsung di kandang sendiri. Brasil terakhir kali juara Copa America di tahun 2007. Brasil juga ingin menghapus kenangan buruk tersingkir di fase grup Copa America Centenario 2016. 

Saat digelarnya Copa America Centenario 2016, Brasil tidak diperkuat Neymar yang dipersiapkan mengikuti Olimpiade. Neymar kemudian sukses mengantarkan Brasil meraih medali emas Olimpiade 2016.

Neymar urung ikut Copa America 2019 karena beberapa waktu lalu mengalami cedera dalam pertandingan persahabatan melawan Qatar. Banyak orang yang mulai bertanya, apakah Brasil bisa juara Copa America 2019 tanpa kehadiran Neymar?

Brasil minus Neymar (no.10) di Copa America 2019 [foto: conmebol.com]
Brasil minus Neymar (no.10) di Copa America 2019 [foto: conmebol.com]
Neymar sumber gol utama Brasil saat ini. Pemain Paris Saint Germain tersebut sudah membuat 60 gol buat tim senior Selecao Brasil. Tetapi, Neymar sering pula menjadi sumber masalah buat Selecao.

Dalam gelaran Copa America 2015, Neymar diskorsing sebanyak empat pertandingan dan didenda 10.000 US dollar oleh Federasi Sepakbola Amerika Selatan (CONMEBOL), akibat terlibat kericuhan dalam pertandingan melawan Kolombia di fase grup. Brasil yang di pertandingan berikutnya tak diperkuat Neymar, akhirnya terhenti di perempat final Copa America 2015.

Neymar pesepakbola bertalenta spesial. Karena skill luar biasanya mengolah bola, Neymar kini berstatus sebagai pemain termahal di dunia setelah dibeli Paris Saint Germain dari Barcelona di bulan Agustus 2017.

Tetapi, Neymar punya sikap jelek, cenderung manja dan suka berpura-pura dalam pertandingan. Banyak orang yang muak melihat tingkah menyebalkan Neymar suka berpura-pura cedera saat terjatuh dalam gelaran Piala Dunia 2018. Sekarang Neymar kena karma, dia sering mengalami cedera betulan.

Neymar dan pelatih Tite [foto: fifa.com]
Neymar dan pelatih Tite [foto: fifa.com]

Terdapat tujuh pemain anggota skuat Brasil di Copa America Centenario 2016 yang dipanggil lagi oleh pelatih Tite untuk mengikuti turnamen ini, yaitu Alisson, Dani Alves, Joao Miranda, Casemiro, Marquinhos, Philippe Coutinho, Filipe Luis dan Willian Borges. Pemain gaek Dani Alves dipercaya sebagai kapten Brasil di Copa America 2019.

BACA JUGA
Tite Buat Timnas Brasil Kembali Bergairah

Melihat komposisi skuat pemain yang dipanggil oleh Tite, kans Brasil untuk menjadi juara Copa America 2019 cukup besar. Terlebih, Brasil tak terkalahkan dalam empat pertandingan persahabatan yang telah dijalani sepanjang 2019.

ARGENTINA BUTUH DEWI FORTUNA

Tim nasional Argentina mengalami masa menyedihkan dalam rentang lima tahun terakhir. Argentina yang diperkuat pemain terbaik dunia Lionel Messi, mengalami kekalahan menyakitkan dalam tiga pertandingan final pada tahun 2014 hingga 2016.

'Albiceleste' Argentina kalah di final Piala Dunia 2014, kemudian kalah pula dalam final Copa America 2015 dan 2016. Kesialan Argentina berlanjut di Piala Dunia 2018 dengan hasil tersingkir di perempat final.

Timnas Argentina yang saat ini dibesut oleh pelatih Lionel Scaloni sedang berusaha bangkit dari keterpurukan. Melihat komposisi pemain saat ini, Argentina sepertinya butuh 'dewi fortuna' untuk bisa menjadi juara Copa America.

Albiceleste minim pemain bagus di posisi kiper dan bek. Sumber gol Argentina juga terlalu bergantung kepada trio pemain gaek, Lionel Messi, Sergio Aguero dan Angel Di Maria.

Timnas Argentina [foto: fifa.com]
Timnas Argentina [foto: fifa.com]
PARA VETERAN SUMBER KEKUATAN TIMNAS URUGUAY 

Pelatih Oscar Washington Tabárez Silva melegenda bersama tim nasional sepak bola Uruguay. Oscar Tabarez sudah menangani Uruguay sejak tahun 1988, lalu berhenti di tahun 1990. Tabarez kembali diangkat jadi pelatih timnas Uruguay pada tahun 2006 yang berlanjut hingga kini.

Sudah 205 pertandingan dijalani oleh Tabarez bersama timnas Uruguay. Prestasi terbaik Tabarez mengantarkan Uruguay menjadi juara Copa America tahun 2011, serta membawa Uruguay menjadi peringkat 4 di Piala Dunia tahun 2010.

Oscar Tabarez pada tahun 2019 untuk keenam kalinya menjalani turnamen Copa America. Dia masih mengandalkan pemain-pemain veteran yang jadi sumber utama kekuatan timnas Uruguay.

Delapan pemain juara Copa America 2011 masih turun membela negaranya di turnamen tahun ini, yaitu Luis Suarez, Edinson Cavani, Fernando Muslera, Diego Godin, Martin Caceres, Sebastian Coates, Nicolas Lodeiro, Martin Silva.

Tabarez juga memanggil pemain-pemain muda Uruguay yang kariernya sedang bagus di kompetisi Eropa, antara lain Jose Maria Gimenez, Lucas Torreira, Rodrigo Bentancur dan Gaston Perreiro.

Komposisi pemain 'La Celeste' Uruguay salah satu yang paling komplit di Copa America 2019. Uruguay salah satu unggulan juara Copa America 2019, karena selalu menang dengan mencetak 10 gol tanpa pernah kebobolan dalam tiga laga persahabatan di tahun 2019.

Skuat mentereng Uruguay [foto: conmebol.com]
Skuat mentereng Uruguay [foto: conmebol.com]
AMBISI JUARA KOLOMBIA

Timnas Kolombia pernah sekali menjadi juara Copa America di tahun 2001. Setelah itu prestasi terbaik Kolombia dalam ajang Copa America, yakni menjadi juara 3 pada tahun 2016.

'Los Cafeteros' Kolombia yang sejak awal tahun ini ditangani oleh pelatih baru Carlos Queiroz, bersiap mencetak prestasi tertinggi di Copa America 2019.

Untuk mewujudkan ambisi juara, Carlos Queiroz mengandalkan pemain-pemain berpengalaman Kolombia di Copa America 2019, antara lain Radamel Falcao, James Rodriguez, Juan Cuadrado, David Ospina, Cristian Zapata, Santiago Arias dan Edwin Cardona.

Kekuatan timnas Kolombia saat ini cukup kuat, karena punya banyak pemain muda yang kariernya sedang mengkilap di kompetisi Eropa. Duvan Zapata (Atalanta), Davinson Sanchez (Tottenham Hotspur), Yerry Mina (Everton), beberapa pemain muda Los Cafeteros yang siap membawa negaranya menjadi kampiun Copa America.

Timnas Kolombia [foto: conmebol.com]
Timnas Kolombia [foto: conmebol.com]
KANS WAKIL ASIA

Jepang untuk kedua kalinya bakal tampil di Copa America. Sebelumnya Jepang pernah menjadi tim undangan dalam Copa America tahun 1999. Hasilnya, tim 'Samurai Biru' Jepang tersingkir di fase grup, dua kali kalah dan sekali seri.

Pasca menjadi runner-up Piala Asia lima bulan lalu, Jepang telah menjalani 4 pertandingan persahabatan. Hasilnya tidak jelek-jelek amat. Jepang menang atas Bolivia dan El Salvador, seri dengan Trinidad Tobago, dan kalah tipis 0-1 lawan Kolombia. 

Kans Jepang sangat kecil untuk lolos dari fase grup Copa America 2019. Jepang bakal berhadapan dengan juara bertahan Chile, tim kuat Uruguay, dan Ekuador, dalam pertandingan grup C Copa America 2019.

Momen Qatar juara Piala Asia 2019 [foto: aljazeera.com]
Momen Qatar juara Piala Asia 2019 [foto: aljazeera.com]
Bulan Januari 2019, Timnas sepakbola Qatar membuat sejarah besar dengan menjadi juara Piala Asia untuk pertama kalinya. Berkat kesuksesan menjadi pemenang Piala Asia, Qatar mendapatkan kesempatan sebagai tim undangan di Copa America 2019.

Qatar hanya sekali melangsungkan pertandingan persahabatan pasca juara Piala Asia. Sepekan silam Qatar takluk 0-2 menghadapi Brasil yang ditandai insiden cederanya Neymar. 

Qatar bakal sulit menghindar dari kekalahan dalam duel menghadapi Argentina dan Kolombia, dua tim kuat di grup B Copa America 2019. Kans Qatar untuk lolos dari fase grup Copa America terbuka apabila mampu mengalahkan Paraguay. 

PELUANG 5 NEGARA PESERTA LAINNYA

Peru, Ekuador dan Paraguay berpeluang lolos dari perempat final Copa America 2019 dengan status sebagai runner-up atau peringkat ketiga terbaik di fase grup. Minim pemain top, membuat Peru, Ekuador dan Paraguay bakal kesulitan untuk bisa terus lanjut hingga ke partai final.

Bolivia dan Venezuela, dua tim terlemah di Amerika Selatan, saat saling berhadapan harus berjuang meraih kemenangan demi mengincar slot peringkat ketiga grup A. Realistis saja, potensi menang Bolivia dan Venezuela sangat kecil saat menghadapi dua kontestan grup A lainnya, Brasil dan Peru.   

timnas Peru [foto: conmebol.com]
timnas Peru [foto: conmebol.com]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun