"Nasionalisme masa kini adalah berani mengkritik diri sendiri sebagai bangsa," begitulah kata-kata yang diucapkan dengan lantang oleh sutradara film ternama Angga Dwimas Sasongko dalam acara Screening & Awarding Festival Film Pendek Indonesia (FFPI) 2015, yang berlangsung beberapa waktu lalu di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall.
Angga Dwimas Sasongko yang pernah menyutradarai film kaliber Piala Citra seperti 'Hari Untuk Amanda', 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku', menjadi juri tamu FFPI 2015. Dalam acara Screening & Awarding Festival Film Pendek Indonesia FFPI 2015, Angga Dwimas Sasongko memberikan beberapa pandangannya mengenai film. Menurut pandangan Angga Sasongko, sineas yang bagus memakai film untuk melawan stigma.
INTRO
Tahun 2014 silam, Kompas TV mengadakan Festival Film Pendek Indonesia perdana untuk mendukung geliat berkembangnya dunia perfilman Indonesia. Bulan Oktober 2015 lalu, Festival Film Pendek Indonesia kembali digelar dengan tema 'Indonesiaku, Kebanggaanku''. Lomba terbagi dalam dua kategori, umum dan pelajar.
Pendaftaran peserta FFPI dibuka pada bulan Oktober 2015 sembari panitia mengadakan serangkaian workshop di tujuh kota. Hingga masa pendaftaran ditutup, panitia menerima 200 lebih karya film pendek. Pada awal bulan Januari lalu, telah diumumkan daftar 10 besar film nominasi terbaik dalam masing-masing kategori.
Pihak panitia akhirnya mengumumkan 5 besar film nominasi terbaik dalam setiap kategori, berikut :
Kategori Pelajar :
- Ali-Ali Setan (SMK YPLP Perwira Purbalingga)
- Coblosan (SMK Kurasari Purbalingga)
- Kotak Pusaka (SMK Negeri 51 Jakarta)
- Samin Surosentiko (Sanggar Seni Sekar Tanjung)
- Surya The School Gangs (SMK Muhammadiyah 1 Temanggung)
Kategori Umum :
- Bubar, Jalan! (Rumahku Films)
- Nilep (Ravacana Films)
- Ojo Sok-Sokan (Sebelas Sinema Pictures)
- Opor Operan (Sebelas Sinema Pictures)
- Ruwat (Tanahijau Kreative)
VERSE- BRIDGE
Karena diriku gemar menonton film Indonesia (minimal 2 kali sebulan menonton film Indonesia di bioskop), aku langsung mendaftarkan diri saat pihak Kompasiana memberikan undangan terbuka menyaksikan Screening & Awarding Festival Film Pendek Indonesia 2015.
Aku tiba di Grand Indonesia jam 4 sore, berjumpa dengan admin Kompasiana Nindy dan Imas Masitoh saat ingin naik lift ke lokasi nonton bareng. Beberapa saat setelah kami menyambangi meja registrasi, datang seorang pemuda berkacamata dan memakai topi, juga seorang pemudi berhijab. Mereka mengisi daftar hadir sebagai nomine FFPI 2015.Â
Lantas diriku menyapa pemuda berkacamata tersebut, dia memperkenalkan namanya Gerry Fairus Irsan. Aku juga menyapa pemudi berhijab di sampingnya yang bernama Dhia Nur Inani. Mereka berdua bersama rekan lainnya datang dari Cianjur ke lokasi acara Screening & Awarding FFPI 2015 di pusat kota Jakarta.