Roda nasib pemain sepakbola dalam kompetisi elit dunia bisa cepat berputar. Kadangkala ada seorang pemain yang tampil istimewa dalam satu musim kompetisi, lalu tampil buruk pada musim-musim berikutnya, akhirnya pemain tersebut menjadi pemain medioker. Contoh pemain seperti itu adalah pemain timnas Spanyol mantan gelandang serang andalan Swansea City, Michu.
Memasuki awal tahun 2016, kabar ironis tersiar dalam bursa transfer pemain musim dingin. Seorang pemain yang pada tahun 2014 lalu berlabel sebagai pemain termahal Liga Italia, secara mengejutkan pindah ke salah satu klub gurem di English Premier League. Pemain yang mengalami nasib ironis tersebut adalah Juan Manuel Iturbe.
Dalam bursa transfer musim panas tahun 2014 silam, nama Juan Iturbe santer diberitakan dalam berbagai media olahraga terkemuka di seantero dunia. Saat itu Juan Iturbe menjadi fenomena, karena saat itu dirinya menjalani dua kali perpindahan klub dengan biaya transfer sangat mahal.
Juan Iturbe merupakan pemain kelahiran Argentina yang mengawali karirnya di Eropa pada awal musim 2011/12, saat klub elit Portugal, Porto, merekrutnya dari klub Quilmes. Iturbe tak mendapatkan banyak kesempatan bermain di Porto, hingga akhirnya semusim kemudian dipinjamkan ke River Plate. Pada musim 2013/14, Iturbe kembali dipinjamkan ke klub lain oleh Porto, kali ini klub yang merekrutnya adalah klub yang baru promosi ke Liga Italia Serie A, Hellas Verona.
Permainan Juan Iturbe berkembang pesat dalam masa peminjamannya di Hellas Verona. Sepanjang musim 2013/14, Iturbe sukses membuat 8 gol dan 4 assist di Serie A. Bulan Mei 2014, Hellas Verona akhirnya mempermanenkan kontrak Iturbe dengan membayar biaya transfer sebesar 15 juta Euro kepada Porto.
Saat musim kompetisi baru belum dimulai, bulan Juli 2014 kejutan dibuat oleh Hellas Verona, melepas Juan Iturbe ke AS Roma dengan mahar sebesar 22 juta Euro. Iturbe dikontrak oleh AS Roma hingga bulan Juni 2019. Biaya transfer Iturbe dari Hellas Verona ke AS Roma menjadi transfer pemain termahal musim panas 2014 di Liga Italia.
Dalam musim pertamanya bersama AS Roma, Iturbe sempat dua kali diganggu cedera parah yang dialaminya pada bulan September 2014 dan bulan Februari 2015. Walau diganggu cedera, Iturbe masih sempat bermain 27 kali di Liga Italia pada musim tersebut, namun produktivitas golnya di Serie A menurun jauh, hanya mencetak 2 gol.
Pada paruh pertama musim 2015/16, Iturbe lebih sering diturunkan sebagai pemain pengganti oleh pelatih AS Roma, Rudi Garcia. Kehadiran dua pemain baru Mohamed Salah dan Edin Dzeko, membuat Iturbe minim mendapatkan kesempatan tampil sebagai starter. Dalam kondisi yang kurang menguntungkan pemain berusia 22 tahun tersebut, beberapa klub elit Liga Inggris seperti Liverpool, Chelsea dan Arsenal berminat meminang Iturbe.
Kejutan akhirnya terjadi pada tanggal 1 Januari lalu, saat Juan Iturbe setuju dipinjamkan AS Roma ke klub gurem Premier League, AFC Bournemouth hingga akhir musim nanti, dengan opsi kontrak permanen pada awal musim depan. AFC Bournemouth bukan klub elit di Liga Inggris, baru pada musim ini pertama kalinya sepanjang sejarah tampil di kompetisi Premier League. Saat ini Bournemouth berada di papan bawah klasemen, tepatnya di urutan ke 15 klasemen.
Juan Manuel Iturbe telah menentukan nasibnya sendiri memilih bergabung bersama klub medioker Liga Inggris. Tugasnya kini adalah tampil bagus kembali untuk membawa Bournemouth lepas dari jeratan degradasi. Menarik untuk dinantikan, apakah Juan Iturbe bisa bangkit kembali mendongkrak prestasinya untuk menjadi pemain berlabel bintang top dunia pada masa mendatang? Semoga saja Iturbe tidak mengikuti nasib sial Michu yang saat ini hanya memperkuat klub divisi 4 Liga Spanyol.