Empat tahun kemudian, Tan Joe Hoek dan Ferry Sonnevile kembali masuk final All England. Kali ini mereka bukan saling berhadapan, namun berpasangan.Â
Sayangnya, duet Ferry Sonnevile/Tan Joe Hoek gagal menjadi juara ganda putra All England tahun 1963. Mereka di final kalah rubber set 15-10 4-15 7-15 melawan pasangan dari Denmark, Finn Kobberø/Jørgen Hammergaard Hansen.
Indonesia harus menanti selama 5 tahun untuk mengirimkan lagi wakil ke babak final All England.Â
Prestasi pemain badminton Indonesia menjulang tinggi dalam gelaran All England Open 1968, karena ada 3 nomor yang masuk final.Â
Rudy Hartono lantas menjadi pemenang tunggal putra All England 1968 setelah kalahkan pemain Malaysia, Tan Aik Huang, yang menjadi awal kisah epik kepahlawanan pemain kelahiran Surabaya tersebut dalam turnamen ini.
Sementara duet Minarni Soedaryanto/Retno Koestijah menjadi juara ganda putri All England 1968, setelah menang straight set 15-5 15-6 atas pasangan Jepang, Hiroe Amano/Noriko Takagi.Â
Sayangnya, Minarni Soedaryanto kalah dalam final tunggal putri. Minarni kalah 6-11 2-11 lawan pemain legendaris asal Swedia, Eva Twedberg Stuart.
PAHLAWAN JUARA INDONESIA di ALL ENGLAND
Berbagai kisah epik pernah dibuat pemain badminton Indonesia di All England. Sektor ganda putra dan tunggal putra pernah menjadi andalan Indonesia dalam meraih juara dalam turnamen ini.Â
Rudy Hartono menjadi atlet Indonesia pemegang gelar juara All England terbanyak.Â
Rudy Hartono pernah 8 kali memenangkan trofi juara tunggal putra All England, tujuh gelar diantaranya diraih secara beruntun dari tahun 1968 hingga 1976.