BERKUNJUNG KE NEGERI PERMEN
Oleh Asam Kecut No. 155
Pada suatu masa, ada sebuah desa bernama Desa Monomimi. Desa Monomimi adalah desa yang indah dan sejuk. Di desa itu, tumbuhan dapat tumbuh subur. Setiap hari bunga-bunga bermekaran.Ada sebuah sungai besar yang membelah desa dengan air jernih yang selalu mengalir .Walau begitu, sungai itu tidak begitu dalam dan arusnya tidak deras. Jika musim panas, anak-anak sering bermain air di sungai itu.Selain itu, banyak ternak digembalakan di tepian sungai karena di sana rumputnyasangat subur dan segar. Kicauan burung selalu terdengar sepanjang waktu. Warga desa sangat ramah terhadap siapapun. Desa itu penuh dengan senyum dan tawa.Mereka terbiasa hidup saling tolong menolong.Tapi, suasana damai itu berubah ketika……………..
“ Huaaaa kembalikan bonekaku, Vivo!!” jerit seorang anakperempuan, Letinka, sembari berlari mengejarseorang anak lelaki bernama Vivo. Tiba-tiba Vivo berhentidan memutar badan.
“Kau mau bonekamu kembali? Nih.”kata Vivo.
Hap! Tiba-tiba boneka itu dilempar oleh Vivo saat Letinka hendak mengambil boneka miliknya. Letinka menjerit dan menoleh. Ternyata di belakang Letinka ada seorang gadis manis dengan wajah yang serupa dengan Vivo. Ya, gadis itu adalah Vivi, saudara kembar Vivo.
Vivi terkekeh dan menjulurkan lidah kepada Letinka. Kemudian Vivi berlari ke sebuah pohon besar dan memanjat pohon tersebut. Lalu, saat turun ia berkata “ Bonekamu berkata ingin melihat pemandangan desa. Jadi, kutaruh saja ia di puncak pohon.”
Letinka memandang Vivi dengan kesal. Namun, Vivi malah menunjukkan wajah yang seolah tidak bersalah. Letinka pun pergi sambil menangis. Kemudian, Vivi dan Vivo malah tertawa bersama.
Vivi dan Vivo adalah anak kembaryang manis dan ceria tetapi sangat badung. Bahkan, mereka terkenal di seluruh penjuru desa akan kebadungan mereka. Misalnya saja, terkadang mereka mengageti ternak yang sedang digembalakan sehingga ternak tersebut berlarian tanpa arah. Atau tiba-tiba saja jus apel yang dihidangkan saat pesta rakyat menjadi sangat asin karena tanpa sepengetahuan warga desa , Vivi dan Vivo mencampur jus apel itu dengan sekilo garam. Biarpun begitu, tidak ada yang berani terang-terangan memarahi mereka. Hal itu dikarenakan Vivi dan Vivo adalah anak kepala desa. Dan kepala desa sangat memanjakan mereka berdua. Apapun yang Vivi dan Vivo minta, kepala desa akan menurutinya.
Selain itu, Vivi dan Vivo adalah penggemar berat makanan manis. Setiap hari kepala desa memberikan begitu banyak permen dan coklat kepada mereka. Tak heran badan mereka cukup gembul.
Pada suatu siang, Vivi dan Vivo sedang bersantai di bawah pohonWaru yang ada di bukit belakang sambil memakan begitu banyak coklat dan permen. Saat coklat dan permen mereka habis, Vivi berkata “ Seandainya saja aku hidup di negeri permen. Aku pasti sangat bahagia.”
“Yaaa! Aku juga. Pasti sangat menyenangkan jika kita hidup di negeri permen. Pasti kita sangat bahagia.” sahut Vivo.
Tiba-tiba, ada sebuah permen lollipop jatuh tepat di pangkuan Vivi.
“Heeey! Dari mana asal permen ini?” ucap Vivi dengan heran.Ia pun mendongakan kepalanya, tapi tidak ada siapapun di atas pohon.Vivi memperhatikan lollipop itu. “MagicLolli”, begitulah tulisan yang ada di bungkus lollipop itu. Ia tidak mengenal merk lollipop itu, padahal ia merasa sudah pernah memakan semua jenis permen.Vivo pun mendekati Vivi. Ia pun sama herannya dengan Vivi. Dari mana lollipop itu berasal. Mereka pun memutuskan membuka bungkus lollipop itu.
Ternyata dibalik bungkus luar lollipop itu, ada tulisan tersembunyi
“Maukah kau mengunjungi negeri permen? Negeri cokelat? Bacalah mantra ‘Lemimu Cokolato, Candyna mamuso’ dan jilatlah permen ini. Dan kau akan sampai di negeri permen.”
Vivi dan vivo saling bertatapan seolah tak percaya.
“ Apakah kau percaya?” Tanya Vivo.
“ Kurasa tidak, tapi apa salahnya mencoba?”jawab Vivi.
“ Lemimu Cokolato Candyna Mamuso” ucap Vivo dan Vivi berbarengan kemudian mereka menjilat permen tadi.
Tiba-tiba muncul cahaya pelangi yang sangat terang dari permen itu. Vivi dan Vivo tersedot ke dalam pusaran cahaya tadi. Mereka berputar-putar di dalam arus cahaya pelangi.
Bruk!!
“Aduh! Apa yang terjadi? Kepalaku pusing sekali. Dan perutku mual” Ucap Vivi seraya memegang kepalanya. Sedangkan Vivo masih diam mematung.Ia cukup terkejut dengan apa yang terjadi.
“ Vivi, Lihatlah!! Kita ada di negeri permen!”
Vivi pun memperhatikan sekitarnya. ‘Ha? Inikah negeri permen?’ pikirnya.
“ Lihat, Vivi! Awan-awan itu berwarna merah jambu. Pasti itu permen kapas. Dan lagi, lihat bukit-bukit itu, itu pasti tumpukan es krim. Lezat sekali. Heeeey! Lihat kita jatuh di mana? Kita jatuh di atas jelly!”
Vivi dan Vivo merasa sangat bahagia. Mereka telah sampai ke negeri permen. Mereka pun segera menjelajahi negeri itu. Ternyata tanah yang mereka pijak terbuat dari cokelat. Batu-batu yang ada terbuat dari coklat yang terbungkus permen.Dedaunan dan buah-buah yang ada di sana terbuat dari gula-gula manis. Sungai susu mengalir tak henti-henti, selain itu ada danau jus apel.
Vivi dan Vivo merasa sangat bahagia. Mereka memetik buah-buahan permen. Memakan coklat setiap saat.Minum jus apel dari danau.
“Vivi, aku ingin selamanya di sini.” Kata Vivo dengan riang.
“ Aku pun merasa begitu. Tapi aku bosan jika tidak ada orang yang bisa aku jahili.”
“ Benar juga! Ayo kita menjelajah lagi. Siapa tahu ada desa di sekitar sini.”
Mereka pun menjelajah negeri permen itu lagi. Di ujung jalan, nampak rumah-rumah yang terbuat dari kue dan biskuit.
“ Vivo! Apakah itu pedesaan? Rumah mereka begitu lucu dan menggemaskan. Ayo kita balapan ke sana!”
Kemudian Vivo dan Vivi berlari ke arah rumah-rumah kue tersebut. Ternyata benar, itu pedesaan. Rumah-rumah tertata rapi dan terbuat dari kue maupun biskuit.
Tiba-tiba muncul suara yang mengagetkan Vivo dan Vivi “ Hey! Kalian siapa? Kenapa ada manusia di sini?”
Vivo dan Vivi menoleh. Mereka melihat kue jahe sedang berbicara dengan mereka. Mereka bergidik ketakutan. Tapi rasa penasaran mengalahkan ketakutan mereka.
“ Aku Vivo. Dan ini saudara kembarku Vivi.”
Makhluk kue jahe itu menatap mereka kemudian memanggil temannya “ Mowly, kemarilah. Ada manusia di sini.” Dan muncullah makhluk yang cukup aneh. Setelah diperhatikan, ternyata badannya terbuat dari Marshmallow!!
“ Siapa kalian? Dan darimana kalian datang? Bagaimana kalian bisa sampai di sini? “ tanya Mowly dengan lembut.
“ Aku Vivo. Dan ini saudara kembarku, Vivi. Kami datang dari desa Monomimi yang ada di planet Therimo. Kami bisa sampai di sini karena kami menemukan Lollipop ajaib.”
Mowly mengangguk-angguk “ Hmmm, perkenalkan, namaku Mowly. Dan kue jahe ini bernama, Jinje. Maukah kalian kami antar berkeliling? “
Vivi dan Vivo mengangguk tanda setuju. Kemudian mereka berkeliling ditemani Mowly dan Jinje. Ternyata, desa kue ini bernama Kukimonny. Cukup banyak makhluk aneh yang dilihat Vivi dan Vivo. Misalnya Lemona yang badannya terbuat dari irisan lemon. Ada juga Timmyko, liliput yang badannya terbuat dari gula-gula.
“Kalian pasti lelah, bukan? Kalian bisa istirahat di rumahku.” ucap Mowly.
Vivi dan Vivo senang bukan kepalang. Mereka memang sudah cukup lelah. Lalu mereka beristirahat di rumah Mowly . “ Jangan lupa gosok gigi dan mandi. Kalian sudah makan begitu banyak makanan manis.” Ucap Jinje. Tapi Vivo dan Vivi mengabaikan nasehat Jinje. Mereka buru-buru tidur.
“ Vivo, bangun! Gigiku agak senut-senut nih.” Kata Vivi sambil menggoyang-goyangkan badan Vivo.
“Hmmm, apasih Vi. Aku masih ngantuk. Nggak apa-apa. Nanti juga sembuh sendiri.”
“Selamat pagi anak-anak! Ayo bangun. Hari ini ada festival Peltole.” Ucap Mowly sambil membuka pintu kamar.
“Ha? Petole? Apa itu?” tanya Vivi.
“ Peltole bukan petole. Ini peristiwa tiap setengah tahun sekali, yaitu air danau jus apel berubah menjadi jus leci. Cepat bersiap! Aku tunggu di luar.”
“ Vivo, kau dengar itu. Cepatlah bangun!”
Vivo segera bangun. Mereka segera keluar dari rumah Mowly.
“ Mowly, bagaimana mungkin air danau bisa berubah begitu saja?” tanya Vivo. Tapi Mowly hanya tersenyum penuh misteri.
Sampai di sana, terlihat air danau mulai berubah. Dari yang berwarna agak kecoklatan menjadi putih. “ Lihat! Ajaib bukan? Tempat ini memang penuh keajaiban.” Ucap Mowly. Vivo dan Vivi tercengang melihat perubahan danau tersebut.
“Sekalipun begitu, aku tak suka Leci. Itu membuatku gatal-gatal.” Ucap Timmyko.
Vivi menyeringai kemudian berbisik kepada Vivo. Mereka mempunyai ide jahil lagi. Tiba-tiba mereka mendorong Timmyko ke arah danau. Semua orang terkejut, sedangkan Vivo dan Vivi tertawa. Jinje ingin menolong Timmyko, tapi tak mungkin ia terkena air. Lalu Lemonalah yang menceburkan diri untuk menolong Timmyko. Badan Timmyko jadi gatal-gatal karena terkena jus leci. Ia menatap Vivo dan Vivi dengan geram. “Kalian jahat!” kemudian Timmyko berlari meninggalkan danau.
Tawa Vivi dan Vivo malah makin keras. Mowly menjadi kesal karenanya. “Kalian tidak boleh begitu. Itu tidak baik. Cepatlah meminta maaf pada Timmyko!”
“Minta maaf? Untuk apa? Itu tadi sangat lucu.” Ucap Vivo.
Setelah itu, Vivo dan Vivi makin sering menjahili penduduk desa Kukimonny. Bahkan mereka seenaknya memakan rumah-rumah penduduk desa yang terbuat dari kue. Dan tanpa mereka sadari, penduduk Kukimonny merencanakan sesuatu.
“ Vivi. Vivo. Kemarilah. Aku ingin memberikan kalian hadiah yang luar biasa.” Kata Lemona.
Vivid an Vivo sangat suka hadiah. Mereka pun mendekati Lemona. Tapi ternyata, itu jebakan. Penduduk desa memasukkan Vivid an Vivo ke dalam kurungan. Vivid an Vivo berteriak minta keluar. Tapi penduduk desa menghiraukannya. “ Kalian anak nakal. Kalian tidak boleh keluar sebelum mengucapkan kata-kata ajaib.”
Vivid an Vivo ketakutan. Selain itu, gigi Vivi makin sakit karena tidak pernah menggosok gigi. Mereka menangis. “ Vivo, aku ingin pulang.”
“Aku juga. Aku rindu rumah. Tapia pa kata ajaib agar kita bisa keluar dari sini?” kata Vivo sambil terisak.
Tiba-tiba pintu berderit “Kalian sebenarnya anak yang baik. Ucapkanlah maaf pada penduduk desa. Kata maaf memiliki beribu keajaiban.” Kata Mowly sambil medekatiVivid an Vivo. “Pikirkanlah. Mungkin hal yang kalian anggap lucu bagi orang lain bisa sangat menyebalkan. Yang harus kita lakukan adalah membuat orang lain dan diri kita bahagia.Kemarilah. Dan Ayo minta maaf kepada seluruh penduduk desa. Dan ini obat untukmu, Vivi. Gigimu sakit, bukan?”
Kemudian Vivo dan Vivi keluar dari tempat mereka dikurung. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah untuk minta maaf.
“Ada tiga kata ajaib. Tolong, maaf dan terimakasih. Jangan lupakan itu. Ini Lollypop ajaib untuk kalian. Kalian harus segera pulang. Minta maaflah pada semua orang yang pernah kalian jahili. Dan jangan lupa gosok gigi setelah makan”
Vivi dan Vivo menerima permen itu, Lalu muncul sinar pelangi seperti saat mereka akan terdampar ke negeri permen.
“Vivo! Kita sudah sampai desa Monomimi! Ayo kita minta maaf pada seluruh penduduk desa. Kita terlalu sering menjahili mereka.”
“ Benar, Vivi. Eh, sebaiknya kau ambil dulu boneka Letinka yang kau taruh di puncak pohon. Kita harus mengembalikannya dan meminta maaf.”
Setelah itu Vivi dan Vivo meminta maaf pada seluruh penduduk desa Monomimi. Mereka berjanji tidak akan nakal lagi. Dan desa Monomimi menjadi damai kembali. Dan mengenai desa Kukimonny, itu akan selalu menjadi rahasia Vivi dan Vivo.
***
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community .
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H